TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Aremania Sebut 4 Anak di Bawah Umur Belum Ditemukan Sejak Tragedi Kanjuruhan, Sulit Tak Ada KTP
Nasib 4 anak di bawah umur belum ditemukan sejak tragedi Kanjuruhan dari data Aremania, makin sulit dilacak sebab tak ada KTP
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
Sementara yang kita lakukan proses inventarisir dan pengumpulan data korban-korban itu sendiri," pungkasnya.
Selain keluarga korban, jajaran pemain hingga manajemen Arema FC merasakan duka dan trauma yang mendalam akibat peristiwa ini.
Salah satu asisten pelatih Arema FC, FX Yanuar Wahyu sampai mengaku ingin meninggalkan sepak bola Indonesia.
Namun niat asisten pelatih Arema FC itu terhenti seusai mendapat dukungan moral dari seorang ayah korban.
Melalui sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya, Yanuar mengatakan bahwa ia sempat berpikir untuk meninggalkan sepak bola pasca-tragedi di Stadion Kanjuruhan.
"Sempat berpikir untuk meninggalkan sepak bola karena tragedi ini, karena tidak selayaknya sepak bola sampai mengorbankan nyawa manusia," tulis Yanuar.

FX Yanuar Wahyu yang pernah bermain untuk Persema Malang dan Persela Lamongan lantas mendapat dukungan moral dari seorang ayah yang kehilangan putrinya dalam insiden di Kanjuruhan.
Yanuar menuturkan, ayah tersebut kehilangan anak gadisnya yang berusia 15 tahun saat terjadi kerusuhan Kanjuruhan.
Dukungan dia membuat Yanuar bertekad bangkit dan terus berkontribusi bagi sepak bola Indonesia.
"Tetapi saat seorang ayah yang kehilangan anak gadisnya 15 tahun di tragedi ini dengan tegar berkata 'tetap semangat jangan pernah menyerah dan jangan pernah mundur',
saat itulah semangat bangkit kembali untuk membangun sepak bola Indonesia dan tidak akan pernah hilang."
"Mari berbenah, mari berubah untuk kejayaan sepak bola Indonesia," pungkas Yanuar.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(Kompas.com|Vitorio Mantalean)