Berita Arema Hari Ini

Berita Arema Hari Ini Populer: Klaim Polri Gas Air Mata Tidak Mematikan, Penyebab Lain Korban Tewas

Klaim Polri gas air mata tidak mematikan hingga penyebab lain korban tewas, simak dalam berita Arema hari ini populer, Selasa (11/10/2022).

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/AP Photo/Yudha Prabowo Via Kompas|Suryamalang|Purwanto
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo (kiri), gas air mata di Kanjuruhan (kanan), berita Arema hari ini Populer klaim Polri gas air mata tidak mematikan, penyebab lain korban tewas 

Polri mengklaim gas air mata yang dipakai Brimob tidak mematikan dan menyebut kematian para korban di stadion Kanjuruhan Malang bukanlah karena dampak gas air mata.

Tapi klaim gas air mata yang tidak mematikan itu disampaikan tanpa bekal hasil laboratorium maupun hasil autopsi korban tragedi stadion Kanjuruhan.

Klaim dari Polri itu disampaikan di saat beberapa pihak termasuk Komnas HAM, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tengah menunggu hasil laboratorium terkait gas air mata yang ditembakkan di stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.

Seperti diketahui, Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris yang ditetapkan sebagai tersangkapun meminta ada penyelidikan tuntas tentang gas air mata dan meminta ada autopsi pada korban untuk memastikan kandungan gas itu mematikan atau tidak.

Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan gas air mata yang dipakai Brimob tidak mematikan, berdasarkan keterangan para ahli.

Dedi menyebut pernyataan Mas Ayu Elita Hafizah yang merupakan pakar dari Universitas Indonesia (UI) sebagai salah satu referensi pernyataannya.

"Beliau menyebutkan bahwa termasuk dari Doktor Mas Ayu Elita bahwa gas air mata atau CS ini ya dalam skala tinggi pun tidak mematikan yang digunakan oleh Brimob," kata Dedi di Kantornya, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022).

3. Penyebab Lain Korban Tewas

Dedi kemudian menunjukkan ada 3 jenis gas air mata yang dipakai oleh Brimob Polri.

Yakni, gas air mata berwarna merah, biru hingga hijau yang masing-masing memiliki tingkat efektivitas zat kimianya.

"Yang pertama (hijau) berupa smoke ini hanya ledakan berisi asap putih. Kemudian yang kedua (biru) sifatnya sedang jadi kalau untuk klaster dari jumlah kecil menggunakan gas air mata yang sifatnya sedang dan yang merah adalah untuk mengurai masa dalam jumlah yang cukup besar," ungkapnya.

Oleh karena itu, Dedi meyakini gas air mata yang dipakai Brimob saat tragedi Kanjuruhan tidak mematikan.

"Saya sekali lagi saya bukan expertnya, saya hanya bisa mengutip para pakar menyampaikan ya CS atau gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan," pungkasnya.

Selain itu, Polri juga membantah ratusan penonton yang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan bukan karena dampak gas air mata.

Korps Bhayangkara mengklaim mereka meninggal dunia karena kekurangan oksigen.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved