Berita Surabaya Hari Ini
Tujuh Pegiat Sastra di Jawa Timur Raih Anugerah Sutasoma
Tujuh pegiat sastra di Jawa Timur mendapat Anugerah Sutasoma Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur di Gedung Kesenian Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya
Penulis: sulvi sofiana | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM - Tujuh pegiat sastra di Jawa Timur mendapat Anugerah Sutasoma Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur di Gedung Kesenian Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Selasa (11/10/2022).
Anugerah ini diberikan atas dedikasi dan sumbangsih di bidang sastra Indonesia dan sastra Daerah Jawa.
Umi Kulsum, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menjelaskan acara ini merupakan program rutin setiap tahun Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur untuk memberi apresiasi kepada pengarang-pengarang yang telah menghasilkan karya-karya terbaiknya, kalangan yang berjasa dan berdedikasi dalam bidang kesusastraan Indonesia dan daerah di Jawa Timur.
"Sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk wilayah Jawa Timur, setiap tahun lembaga kebahasaan dan kesusastraan menganugerahkan penghargaan terhadap para penulis, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur yang menunjukkan eksistensi, dedikasi, dan kualitas pada bidangnya," urainya.
Acara tahun ini menghadirkan undangan 150 orang, meliputi sastrawan, seniman, akademisi, penggerak seni dan sastra, dan guru di Jawa Timur.
Penghargaan diberikan untuk tujuh kategori, yaitu guru dari bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang berdedikasi, sastrawan berdedikasi, komunitas sastra terbaik, buku sastra terbaik dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah, dan buku kritik sastra terbaik.
"Tujuh kategori anugerah yang namanya diambil dari mahakarya pujangga pada masa Kerajaan Majapahit, berjudul Sutasoma karya Mpu Tantular, yang di dalamnya terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika," jelasnya.
Untuk menentukan penerima Anugerah ini, Dewan juri terdiri atas akademisi, peneliti, dan sastrawan.
Peraih Anugerah Sutasoma yaitu Dr Sariban MPd, guru di SMPN 2 Tuban yang mendapat Anugerah Sutasoma Kategori guru Bahasa dan Sastra Indonesia berdedikasi.
Untuk Kategori guru Bahasa dan Sastra Daerah berdedikasi diperoleh Supanji SPd guru SMPN 1 Gondang, Tulungagung.
Kategori sastrawan berdedikasi diraih Zoya Herawati, sastrawan dari Surabaya yang telah berkarya selama 50 tahun.
Kategori karya sastra berbahasa Indonesia terbaik yaitu kumpulan puisi Pelancong karya S Yoga, sastrawan dari Ngawi.
Kemudian Kategori karya sastra berbahasa daerah terbaik yaitu novel Guwing karya Suharmono Kasiyunm, sastrawan Jawa dan penggiat Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya sekaligus dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Kategori komunitas sastra terbaik diraih Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan). Serta kategori terakhir yaitu buku kritik sastra terbaik berjudul Drama Tradisional Ludruk karya Dr Akhmad Taufiq MPd, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Tak hanya memberikan Anugerah Sutasoma, acara ini juga menampilkan berbagai pertunjukan sastra, seperti persembahan untuk Djajus Pete, sastrawan Jawa yang meninggal dunia tanggal 19 Juli 2022 berupa dramatisasi cerpen “Petruk” karya Djajus Pete oleh The Nine TheatreVision dari SMKN 12 Surabaya, pembacaan geguritan karya Djajus Pete oleh Gampang Prawoto, Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro dan Widodo Basuki,Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya dengan iringan biola Arul.
Ketua panitia Anugerah Sutasoma 2022, Yulitin Sungkowati menjelaskan bahwa teknis dan sifat Anugerah Sutasoma memang berbeda dengan sayembara. Anugerah tersebut memang didesain sebagai penghargaan yang sifatnya apresiatif, bukan kompetitif.
"Gelaran Anugerah Sutasoma ini diharapkan semakin menyemarakkan kehidupan sastra, seni, dan budaya di Jawa Timur,"pungkasnya.