Berita Arema Hari Ini

Berita Arema Hari Ini Populer: Fasilitas Mewah Warisan Juragan 99, Trauma Korban Tragedi pada Aparat

Sederet fasilitas mewah warisan Juragan 99 hingga trauma korban tragedi Kanjuruhan pada aparat, simak berita Arema hari ini populer

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Instagram @juragan_99/Suryamalang|Kukuh Kurniawan
Devi Athok Yulfitri (kiri), Gilang Widya Pramana (kanan), berita Arema hari ini populer fasilitas mewah warisan Juragan 99, trauma korban tragedi pada aparat 

Adanya trauma dengan pihak 'petugas berseragam' tampaknya jadi alasan utama kenapa sangat minim keluarga korban yang menyatakan bersedia memberi izin autopsi, padahal ada 135 korban jiwa di tragedi pilu itu.

Bahkan sejauh ini hanya ada satu keluarga saja yang berani secara terbuka menyatakan siap memberi izin dan bahkan mengajukan autopsi. 

Itu pun masih diwarnai 'drama' pencabutan kesediaan karena faktor traumatis juga. 

Ketua Tim Advokasi tragedi Kanjuruhan, Imam Hidayat menyatakan pihaknya menerima pendampingan bagi keluarga korban yang bersedia dilakukan otopsi terhadap anggota keluarganya.

Imam menyebut salah satu penyebab keraguan dibenak keluarga korban yang bersedia dilakukan otopsi lantaran faktor traumatis.

"Penyebabnya juga diduga karena masih adanya trauma" ungkap Imam, Minggu (30/10/2022).

"Pernah kami mencoba mendampingi namun rasa trauma menghampiri ketika melihat petugas berseragam," ujarnya. 

Kondisi trauma pada aparat itu pula yang sempat diungkap oleh Devi Athok Yulfitri, warga Bululawang Malang yang tetap mengajukan autopsi bagi jenazah dua putrinya. 

Devi Athok sempat mencabut kesediaannya memberi izin autopsi karena ia merasakan tekanan psikis.

Soal kondisi tertekan psikis ketika mencabut kesediaan autopsi itu ditulis Athok dalam surat pernyataan terbarunya pada 22 Oktober 2022 yang kembali meminta dilakukan autopsi.

Devi Athok  harus bergelut dengan traumatis setelah dua anak perempuannya meninggal di stadion Kanjuruhan .

Devi Athok trauma dengan polisi setelah melihat kondisi jenazah dua putrinya yang diduga tewas karena tembakan gas air mata polisi ke arah tribune penonton.

Masih dalam kondisi trauma, ia justru berulangkali didatangi rombongan polisi di rumahnya setelah meminta autopsi.

Kondisi yang dialami Devi Athok itu menjadi contoh nyata bagaimana keluarga korban yang masih trauma, tapi tidak semua memiliki keberanian seperti Devi Athok hingga lebih memilih bersifat pasif.

"Kami mendengar ada beberapa keluarga korban yang masih menimbang-nimbang untuk dilakukan autopsi kepada anggota keluarganya yang meninggal," jelas Imam. 

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved