Berita Arema Hari Ini
Berita Arema Hari Ini: Kondisi Aremanita yang Masih Dirawat dan Mahfud MD Desak Ketum PSSI Mundur
Simak berita Arema hari ini populer Rabu 2 November 2022 yang mengulas tentang pemain dan pelatih Singo Edan.
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Simak berita Arema hari ini populer Rabu 2 November 2022 yang mengulas tentang pemain dan pelatih Singo Edan.
Satu yang menjadi sorotan dalam berita Arema populer tentang tugas PSSI dan klub yang kembalikan kepercayaan suporter pasca tragedi Kanjuruhan.
Selain itu juga terdapat tentang Mahfud MD yang minta Iwan Bule mundur dari Ketum PSSI yang juga akan dibahas di berita Arema hari ini populer.
Selengkapnya, simak berita Arema hari ini:
1. Pasca Tragedi Kanjuruhan, Klub dan PSSI Punya Tugas Kembalikan Kepercayaan Suporter
Pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan Aremania dan Aremanita, Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, berharap agar klub-klub segera berbenah diri.
Hal ini tak lepas dari aksi gantung syal yang dilakukan Aremania pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Dalam tragedi yang pecah selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022, sebanyak 135 orang meninggal dunia.
Akmal Marhali, menilai klub memiliki tugas untuk mengembalikan kepercayaan para suporter baik dari sistem keamanan maupun keselamatan.
Tidak hanya menjadi tugas klub, mengembalikan kepercayaan suporter juga menjadi tugas PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia.
"Kalau mau memperbaiki sistem keamanan dan keselamatan suporter pasti akan kembali."
"Industri sepak bola sangat tergantung kepada stadion yang disajikan," kata Akmal yang juga anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Stadion Kanjuruhan, Rabu (2/11/2022).
Tak hanya itu, klub dinilai perlu memperbaiki tata kelola supaya semakin mendapat kepercayaan dari suporter.
"Semakin adanya faktor trust, ada akuntabilitas, transparansi dalam pengelolaan klub-klub sepak bola maka semakin besar danpaknya terhadap industri sepakbola nasional," jelasnya.
Tragedi Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. (Instagram/aremafcofficial)
2. Mahfud MD Minta Iwan Bule Ikuti Jejak Juragan 99
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mendesak Ketum PSSI Mochammad Iriawan alias Iwan Bule mundur dari jabatannya.
Menurut Mahfud MD hal itu harus dilakukan Iwan Bule sebagai wujud tanggung jawab moral atas Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Pada tragedi selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu, Sabtu (1/10/2022), sebanyak 135 orang tewas, didominasi dari kalangan Aremania dan Aremanita.
Sebelumnya, Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana mundur dari jabatannya pada Sabtu (29/10/2022) lalu sebagai bentuk tanggung jawab moral atas insiden itu.
Sehingga secara tidak langsung Mahfud MD berharap Iwan Bule juga mengikuti jejak Juragan 99 (julukan Gilang Widya Pramana) untuk juga mundur dari jabatannya karena pemerintah tidak bisa memecat Iwan Bule.
"Kita bilang: 'Anda enggak boleh kita pecat, karena Anda orangnya FIFA. Tapi kalau anda punya tanggung jawab moral ke rakyat Indonesia, mundur'," kata Mahfud dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas TV, Rabu (2/11/2022).
Mahfud MD menjelaskan, Iwan Bule tidak bisa cuci tangan dan berpegang teguh pada aturan yang dinilai membela diri bahwa PSSI tidak salah karena telah memberikan tugas ke masing-masing bagian.
"Aturannya kan, 'saya memberi mandat ke panitia. Panitia na na na na. Terus yang ini kerja sama dengan polisi. Kan saya sudah benar'. Ya enggak bisa dong kalau begitu."
"Tanggung jawab moralnya gimana kalau aturan-aturan gitu enggak ada orang salah."
"Orang sudah terbunuh 135 orang," jelas Mahfud MD.
Untuk itu Mahfud MD berharap agar Iwan Bule mundur dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar.
Selain Iwan Bule harus mundur, PSSI juga diharapkan membentuk kepengurusan baru sesuai rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Stadion Kanjuruhan.
3. Kondisi Aremanita Belum Bisa Bicara, Satu-satunya Korban Tragedi Kanjuruhan yang Masih Dirawat di RS
Aremanita bernama Novita itu sampai kini masih rawat inap di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Kota Malang.
Kendati satu bulan tragedi Kanjuruhan berlalu, namun Novita masih harus berjuang untuk sembuh.
Kondisi Novita yang sempat kritis membuatnya harus mendapat perawatan intensif di ruang ICU.
Novita sendiri adalah Aremanita asal Kabupaten Malang, Jawa Timur yang usianya masih 18 tahun.
Selama berada di ruang ICU sepekan terakhir, Novita memakai alat bantu pernapasan atau ventilator.
Konsultan ICU Dokter Spesialis Anastesi, dr, Wiwi Jaya mengatakan, Novita awalnya menjalani perawatan di ruangan reguler.
Namun, kondisi Novita mengalami penurunan karena infeksi pada bagian paru-paru.
Setelah menjalani dua kali proses pembersihan nanah di area rongga paru-paru, kini kondisi Novita mulai berangsur membaik.
"Tapi Alhamdulillah akhir-akhir ini ada perkembangan yang baik, dibandingkan saat pertama kali di ICU"
"Insya Allah dalam beberapa hari ke depan bisa lepas dari ventilator," kata dr Wiwi di RSSA, Kota Malang pada Selasa (1/11/2022).
Wiwi menambahkan, kondisi pasien sudah sadar dan merespons instruksi yang diberikan.
Meski begitu, Novita belum bisa bicara karena pemasangan pipa dari alat ventilator yang melewati jalan pernapasan dan pita suara.
"Kalau kami ajak bicara paham, diminta angkat tangan akan angkat tangan, tetapi tentu masih belum bisa ngomong," katanya.
Sementara Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSSA, dr Syaifullah Asmiragani memastikan pasien tidak mengalami cedera luar.
Sakit pada bagian paru-paru diindikasikan akibat terinjak atau terimpit saat berdesakan.
"Untuk paru kerusakan yang berat karena terinjak terimpit mengakibatkan timbulnya memar pada paru," katanya.
Perawatan pasien juga dilakukan dengan tindakan non-operatif seperti memberikan oksigenasi, obat-obatan, dan pencegahan infeksi.
"Insya Allah akan kembali sembuh seperti sedia kala," ujar Syaifullah.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com