Berita Jember Hari Ini
Gawat! Cendol Dawet Campur Karbit Beredar di Jember dan Lumajang, 3 Tahun Terakhir
Kalsium karbida itu digunakan sebagai pengeras dan pengental dawet domble dan Nata de Coco di Jember serta Lumajang.
Reporter: Imam Nawawi
SURYAMALANG.COM, JEMBER - Kholilullah harus berurusan dengan Tim Kalong Satreskrim Polres Jember, Jawa Timur karena mengoplos makanan dengan zat berbahaya.
Pria yang tinggal di Desa Darungan Kecamatan Tanggul ini, mengoplos makanan tradisional cendol dawet dan Nata de Coco dengan kalsium karbida alias karbit.
Kasat Reskrim Polres Jember AKP Dika Hadian Widya Wiratama menjelaskan pelaku mencampur zat tersebut, supaya makanan tradisional itu lebih kental dan kenyal.
"Kalsium karbida itu digunakan sebagai pengeras dan pengental dawet domble," tambah pria yang akrab disapa Dika ini, Rabu (16/11/2022)
Menurutnya, produksi makanan oplosan itu sudah berjalan selama tiga tahun. Bahkan, barang ini telah dipasarkan di wilayah Kecamatan Tanggul dan Bangsalsari Kabupaten Jember.
"Serta dipasarkan di Jatiroro Lumajang, berdasarkan relasi dan pertemanan yang dimiliki oleh pelaku. Sementara keuntungan yang diperoleh dari produksi makanan oplosan itu hanya Rp 300.000 satu bulan,"ulasnya.
Diperkirakan dengan mencampur zat itu, kata Dika, cendol dawet yang dihasilkan lebih awet, bahkan bisa bertahan selama lima hari.
"Jadi jangka untuk diedarkannya lebih lama, untuk meminimalisir kerugian.Harganya pun sama dengan di pasaran, untuk Nata de Coco harganya Rp5.000 per bungkus, sementara cendol dawet seharga Rp 1.500 per bungkus," jlentrehnya.
Atas tindakan yang telah dilakukan, sambung Dika, tersangka dijerat dengan pasal 62 Ayat (1) Juncto Pasal 8 Ayat (3) Undang – Undang RI Nomor 1999 tentang perlindungan konsumen.
"Juncto Pasal 41 Ayat (1), Ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang keamanan pangan, dengan ancaman lima tahun penjara," paparnya.
Selanjutnya, polisi juga akan menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk melakukan pemeriksaan atas zat ini.
"Untuk menentukan layak dan tidaknya makanan yang sudah tercampur zat karbida untuk dikonsumsi,"kata Dika lagi.
Menaggapi hal ini, Kholilullah selaku tersangka menjelaskan bahwa produksi yang dilakukan tidak terjadwal. Bahkan sejak lima belas hari terakhir sudah belum sempat buat.
"Tergantung pesanan jadi tidak mesti, apalagi musim hujan seperti ini, sepi permintaan," tanggapnya.
Jika kondisi normal, Khoirullah mengaku bisa memproduksi 25 kilogram cendol dawet maupun nata de coco, yang terbagi dalam lima kresek.
"Satu kresek besar. Satu kreseknya isinya lima kilo. Soalnya buatnya kan sama istri saya,"pungkasnya.
NGERI! Energi Petir Bisa Merusak Rumah Separah Ini, Kejadian di Desa Mayangan, Gumukmas, Jember |
![]() |
---|
18 Perusahaan Punya Izin Mengeruk Kekayaan Lahan 254 Hektare di Gunung Sadeng, Jember |
![]() |
---|
Kripik Berbahan Pelepah Pisang dari Jember Bakal Diekspor ke Malaysia |
![]() |
---|
PSSI Hentikan Liga 3 , Bupati Jember "Sepakbola di Daerah-daerah Gimana?" |
![]() |
---|
Kiai Ponpes di Jember Resmi Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Santriwati Tapi Tidak Ditahan |
![]() |
---|