PHRI Khawatir Varian XBB dan Pembatasan Aktivitas Masyarakat

Okupansi hotel dan restoran di Jatim terus bergerak ke tren positif menjelang pergantian tahun 2023.

Editor: Zainuddin
SHUTTERSTOCK/Corona Borealis Studio via Kompas.com
Ilustrasi. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Okupansi hotel dan restoran di Jatim terus bergerak ke tren positif menjelang pergantian tahun 2023.

Rata-rata tingkat hunian mencapai 50 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono mengatakan ada hotel dan restoran yang okupansinya sampai 70 persen.

"Ini menunjukkan hal yang bagus. Pergantian tahun sebelumnya tidak mencapai angka tersebut, mungkin karena ada Varian Omicron dan Delta," ujar Dwi kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (16/11/2022).

Dwi memperkirakan okupansi hotel dan restoran bisa mencapai 90 persen pada akhir tahun nanti. Sebab, pandemi Covid-19 semakin melandai.

Saat ini warga sudah mulai melakukan perjalanan jarak jauh, dan banyak acara besar yang digelar di hotel dan restoran.

Dwi minta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, mulai mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan mengkonsumsi vitamin untuk jaga ketahanan tubuh.

"Kami khawatir muncul varian baru XBB yang membuat kejadian tahun lalu terulang kembali."

"Kalau seperti itu, jumlah kasus penularan kembali meningkat dan bisa membuat pemerintah menerapkan pengurangan atau pembatasan mobilitas," imbuhnya.

Dwi menyebut PHRI juga memberi atensi pada ancaman resesi ekonomi. Dwi berharap pelaku usaha bisa terhindar dari resesi.

"Semoga angka penurunannya tidak sampai signifikan. Jadi masih bisa antisipasi," imbuhnya.

Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basoeki berharap tidak ada pembatasan aktivitas masyarakat saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pengusaha tempat penginapan dan tempat makan selalalu menunggu momen Nataru. Banyak wisatawan yang datang menginap dan berwisata kuliner saat Nataru.

Pembatasan kegiatan dipastikan akan berpengaruh pada tingkat keterisian tamu atau okupansi hotel.

"Semoga tidak sampai ada pembatasan aktivitas masyarakat," ujar Agoes, Senin (14/11).

Agoes menjelaskan okupansi hotel di Kota Malang pada tahun ini cukup baik dibandingkan saat pandemi Covid tahun 2020 dan 2021.

"Rata-rata okupansi pada Oktober 2022 sekitar 70 persen," tambahnya.

Agoes menambahkan hotel di Kota Malang sudah menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti penyediaan aplikasi PeduliLindungi dan bekerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat.

"Bila terjadi hal-hal yang mengkhawatirkan, bisa segera ditindaklanjuti," terangnya.

Saat ini kasus Covid-19 di Kota Malang masih landai.

Tapi, masih ada penambahan kasus harian.

"Setiap hari ada kasus baru, tapi fluktuatif. Kalau di rata-rata sekitar 10 kasus. Kalau dilihat dari beberapa bulan terakhir, masih landai," kata dr Husnul Mu’arif, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.

Lonjakan kasus harian Covid-19 juga terjadi di Surabaya. Sesuai data di laman lawancovid-19, jumlah kasus positif mencapai 614 kasus.

Mayoritas pasien bergejala ringan,seperti flu dan batuk. Semua pasien telah menjalani isolasi mandiri.

"Mereka isolasi mandiri di rumah di bawah pemantauan Puskesmas,” kata Nanik Sukristina, Kepala Dinkes Surabaya.(Febrianto Ramadani, Kukuh Kurniawan, Bobby Koloway)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved