TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Arema FC Akui Pasca Tragedi Kanjuruhan Berada pada Titik Nol, Runtuh Lebur dan Harus Bangkit Kembali
Arema FC Akui Pasca Tragedi Kanjuruhan Berada pada Titik Nol, Runtuh Lebur dan Harus Bangkit Kembali
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM - Tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 135 korban jiwa telah memberikan dampak yang cukup besar bagi Arema FC.
Manajemen Arema FC pun mengakui, pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan, Arema FC berada di titik nol.
Klub berjuluk Singo Edan itu, bahkan harus diusir dari Stadion Kanjuruhan akibat sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI.
Belum lagi, mereka ditinggal oleh Presiden Klub Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 sebelum kompetisi berakhir.
"Arema FC kondisinya jujur kami sampaikan kini berada dalam kondisi titik nol."
"Meskipun kami telah membangun berbagai aspek kontruksi tata kelola klub dengan baik, sepertinya mengalami penderitaan, runtuh lebur dan harus kembali bangkit menata ulang tata kelolanya," ucap Manajer Bisnis Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (23/11/2022).
Baca juga: Carlos Fortes Mantan Striker Arema FC Tinggalkan Kandang PSIS Semarang, Pulang Kampung ke Portugal
Baca juga: Pasca Tragedi Kanjuruhan, Arema FC Kesusahan dapat Lisensi dari AFC, Terkendala Insfrastruktur
Pria yang akrab disapa Inal itu menyampaikan, aspek lain yang dihadapi Arema FC ialah bagaimana Arema FC harus membangun kepercayaan kepada para stakeholder sepak bola.
Mulai dari pemangku kepentingan di Malang Raya, sponsorship, suporter serta pihak yang terlibat langsung dalam aktivitas pengelolaan di Arema FC sendiri.
Seperti pembinaan di Akademi Arema mulai dari siswa didik kategori usia, grassroort sampai usia 20 tahun.
Belum lagi saat ini terdapat fenomena baru di Malang.
Di mana Aremania sedang fokus dalam mencari keadilan untuk Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Sedangkan Arema FC fokus dalam melakukan pemulihan pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan ini.
"Kami juga harus menjalani operasional klub, di mana kompetisi terhenti, mulai yang senior sampai kelompok umur."
"Arema FC juga harus melakukan revitalisasi struktur pengelolaan klub, karena kini beberapa posisi mengalami kevakuman organisasi," urainya.
Meski demikian, Inal tidak merespons saat ditanya terkait dengan total kerugian Arema FC pasca tragedi selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu.
Dia hanya menjelaskan soal dampak yang dialami tim dan manajemen Arema FC pasca malam kelam pada 1 Oktober 2022 itu.
Demi memulihkan kembali kondisi Arema FC, manajemen telah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan tokoh sepak bola nasional.
Mulai dari Joko Driyono, Ratu Tisha, Ronny Suhatril, Agus S Sugianto SH hingga tokoh sepak bola Malang Raya, Wibie Andreyas.
Arema FC juga mengikuti Kursus Program Pengembangan Liga dan Klub pemulihan dari UEFA mulai 18-23 November 2022 di Jakarta.
"Musibah Kanjuruhan sungguh tidak kita harapkan, sungguh di luar kemampuan kita,"
"Namun, kami harus bangkit, harus kuat, untuk menata kembali klub kebanggaan warga Malang Raya ini."
"Kami sangat ingin berdiskusi dan membuka diri dengan siapa pun, termasuk Aremania untuk menatap ke depan, agar kejadian serupa tidak terulang," tandasnya.