Berita Madiun Hari Ini

Jokowi Belum Bayar 1.000 Mesin Panen Padi di Madiun, Berpotensi Rugi Rp 30 Miliar

Agus Zamroni, juragan Zaaga, pabrik mesin panen padi di Mlilir, Dolopo, Kabupaten Madiun. Ia terus menagih janji Jokowi memborong 1.000 mesinnya.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yuli A
sofyan arif candra
Agus Zamroni, juragan Zaaga, pabrik mesin panen padi di Kelurahan Mlilir Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Ia terus menagih janji Jokowi memborong 1000 mesin produksinya. 

SURYAMALANG.COM, MADIUN - Seorang produsen alat dan mesin pertanian (Alsintan) di Kabupaten Madiun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menepati janjinya untuk membeli 1.000 alsintan yang sudah ia produksi.

Agus Zamroni bercerita di awal menjabat sebagai Presiden RI tepatnya di tahun 2015, Jokowi mengunjungi Zaaga, pabrik milik Agus di Kelurahan Mlilir Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.

Saat itu, Jokowi mengapresiasi alsintan produksi Agus karena memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.

"Saat itu beliau mengatakan pemerintah akan membeli 60 ribu unit mesin termasuk di dalam produk Zaaga yang sudah di e-catalog, beliau akan membeli semua produk Zaaga," kata Agus, Senin (28/11/2022).

Saat itu Agus juga diminta untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Ia pun segera menyanggupinya walaupun ada kendala perbankan.

"Saya penuhi permintaan tersebut. Pembuatannya 9 bulan, tahun 2016 barang sudah ready," lanjutnya.

Sayangnya, 1.000 unit alsintan jenis Combine Harvester tersebut hingga saat ini hanya dibeli sebanyak 70 unit.

Itu pun dibeli secara berkala.

"70 unit dibeli secara berkala, terakhir tahun 2020 diambil oleh Kementan. Setelah itu tetap dikunjungi tapi tidak pernah dibeli," jelas Agus.

Agus menyebut, Combine Harvester atau mesin pemanen kombinasi produksinya dihargai Rp 102 juta di E-catalog.

Sehingga jika memang sisa unit tersebut tidak juga terjual ia akan rugi Rp 30 miliar.

"Kita sudah berkali-kali bersurat, tapi tidak ada respons dan pembelian juga tidak dilakukan. Kita rugi cukup signifikan," terangnya.

Namun begitu, Agus tetap percaya kepada Jokowi di sisa masa jabatannya ia akan memenuhi janjinya tersebut.

Apalagi produksi Zaaga dibuat oleh anak-anak negeri asli Kabupaten Madiun.

"Saya tetap pegang kata Presiden, apalagi saat memesan itu masih menjabat presiden baru dan kepercayaannya masyarakat masih tinggi sehingga apa yang dikatakan dalam kunjungan tersebut kita penuhi," terang Agus.

Ia menjelaskan mesin Combine Harvester digunakan untuk mempermudah petani dalam memanen padi.

Keunggulan mesin Combine Harvester milik Agus adalah ukurannya yang kecil sehingga bisa digunakan di lahan yang sempit contohnya di lahan terasering dimana Combine Harvester besar tidak bisa masuk.

Taksi Alsintan di Gresik

Sebelumnyam Presiden Jokowi meluncurkan taksi alsintan yang merupakan program dari Kementerian Pertanian dalam rangka membantu menyediakan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian melalui fasilitasi bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dalam hal ini, Presiden berharap program tersebut dapat menggantikan pola dan pendekatan yang dinilai tidak produktif.

“Saya kira akan banyak sekali daerah-daerah, desa-desa, provinsi, kabupaten akan banyak para petani yang mau beli alat dan mesin pertanian baik itu apa rice mill unit (RMU), baik dryer, baik combine harvester, traktor dan lain-lain dengan pola program taksi alsintan,” ujar Presiden dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, pada Senin, 22 Agustus 2022, seperti dilansir dari situs Kementerian Pertanian RI.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil menjelaskan program tersebut merupakan inovasi Kementan untuk mengurangi beban APBN dan melatih kemandirian petani.

"Taksi alsintan itu inovasi kita untuk mengurangi beban APBN.

Program ini berkaitan langsung dengan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga petani bisa lebih mandiri," ujar Ali Jamil.

Ali mengatakan, kemandirian petani merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam menjalankan pembangunan pertanian ke depan.

Karena itu, pemerintah melaunching program food estate sebagai upaya bersama dalam meningkatkan produksi nasional.

"Dengan keterbatasan APBN kita harus bisa tetap berinovasi melalui pola investasi seperti layanan KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Apalagi Bapak Presiden telah menyetujui anggaran KUR ini kepada usaha pertanian yang diperuntukan pada program alat dan mesin pertanian (Taksi Alsintan)," katanya.

Menurut Ali Jamil, sejauh ini realisasi KUR sudah cukup bagus mengingat tingkat serapanya cukup tinggi.

Apalagi, program ini memiliki bunga rendah sebesar 6 persen dan saat ini relaksasi sampai bulan Desember turun menjadi 3 persen.

"Nah ini yang harus kita manfaatkan, saya mohon dukungannya untuk program Taksi Alsintan bisa sukses.

Siapapun boleh mengambil KUR supaya program Taksi Alsintan ini semakin berkembang," ujarnya.

Ditambahkan Ali Jamil, penggunaan Alsintan juga dapat disewakan melalui skema koperasi atau unit usaha taxi alsintan.

Penyewaan bahkan bisa dilakukan perhari bahkan perjam dan bisa digunakan melalui olah tanam, panen dan pasca panen.

"Ini memberikan keuntungan untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha tani, juga mengatasi masalah tenaga kerja pertanian dan waktu kegiatan pertanian lebih efisien," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved