Berita Malang Hari Ini
Kisah Sukses Peternak Jadi Pengepul Ulat Jerman dan Ulat Hongkong di Malang
Kisah sukses Fajri Budi Kurniawan (30) yang kini jadi pengepul ulat Jerman dan ulat Hongkong di wilayah Kabupaten Malang.
Reporter: Septyana Cahyani Eka Saputri
SURYAMALANG.COM, MALANG – Fajri Budi Kurniawan (30) kini jadi pengepul ulat Jerman dan ulat Hongkong di wilayah Kabupaten Malang.
Dulu, dia memulai usaha sebagai peternak di Jalan Perusahaan Gg III No 111 Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Kini, ia mendirikan perusahaan dengan nama PT Multi Cahaya Dinarto.
Awalnya, Fajri Budi Kurniawan hanyalah peternak ulat Jerman dan ulat Hongkong yang setiap hari harus menyetor kepada pengepul di sekitar rumahnya.
Setiap hari, Fajri sapaan akrabnya mampu memanen 1 ton ulat Jerman dan ulat Hongkong.
Seiring berjalannya waktu dan melihat target pasar yang semakin bagus, Fajri beralih menjadi pengepul ulat Jerman dan ulat Hongkong.
"Jadi, kesibukan saya sekarang membina peternak ulat Jerman dan ulat Hongkong yang ingin berwirausaha," ujar Fajri.
"Saya mulai budidaya ulat Jerman ini sekitar tahun 2000, dan 2005 saya beralih menjadi pengepul," lanjutnya.
Fajri mengatakan, cuaca tidak berpengaruh terhadap proses budidaya ulat Jerman dan ulat Hongkong, asalkan sirkulasi udara harus dalam keadaan baik.
Ulat Jerman biasanya dijadikan untuk pakan burung, pakan ikan, dan pakan reptil. Sedangkan, ulat Hongkong dijadikan untuk pakan burung saja.
Fajri mengaku, penjualan ulat Jerman ulat Hongkong tidak hanya laris manis di wilayah dalam negeri saja, tetapi hingga menembus pasar internasional.
"Untuk dalam negeri itu saya kirim ke Jakarta, setiap hari. Kalau di wilayah Malang Raya, pembeli datang langsung ke rumah saya. Sedangkan, pasar internasional saya kirim ke Singapura, Vietnam, Eropa seperti Manchester United, setiap seminggu sekali," tuturnya.
"Untuk pengiriman ke luar negeri harus dikeringkan dan dimasukkan ke dalam kemasan. Jika pengiriman ke Jakarta ulat dalam keadaan hidup dan langsung diberikan," lanjutnya.
Fajri menceritakan awal mula usahanya bisa menembus pasar luar negeri.
Berawal Fajri membuat website blogspot dengan nama kumbangjermanblogspot.com. Akhirnya, usaha Fajri membuahkan hasil. Blogspot yang Fajri tulis dibaca dan mendapat respon positif dari pihak luar negeri.
"Ternyata, disana hewannya juga mengkonsumsi ulat juga. Pihak luar negeri datang langsung ke rumah saya untuk memastikan. Akhirnya, mereka meminta ulat yang sudah dikeringkan dan dikemas rapi," ungkap Fajri.
Untuk harga jual, Fajri mengikuti harga pasar.
"Harganya saya mengambil dari peternak ulat itu Rp 30.000 per kilogram," tutur Fajri.
Kini, Fajri memiliki penghasilan yang fantastis dari budidaya ulat Jerman dan ulat Hongkong.
Sampai saat ini Fajri Budi Kurniawan mengaku tidak pernah mengalami kerugian. Hal ini disebabkan karena ulat merupakan pakan hewan yang dikonsumsi setiap hari," tuturnya.