Erupsi Gunung Semeru

Korban Erupsi Semeru Alami Trauma, Bupati Pastikan Tidak Banyak Fasilitas yang Rusak dan Korban Jiwa

Korban erupsi Semeru alami trauma usai peristiwa yang terjadi hari ini, Minggu (4/12/2022).

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/BNPB
Suasana gunung Semeru yang semburkan awan panas pada Minggu (4/12/2022) 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Korban erupsi Semeru alami trauma usai peristiwa yang terjadi hari ini, Minggu (4/12/2022).

Kini para korban erupsi Semuru mengungsi di Balai Desa Candipuro, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Hingga artikel ini tayang di Suryamalang.com, belum ada korban erupsi Semeru yang meninggal dunia.

Meski begitu, salah satu warga Desa Sumberwuluh, Fatini (40) mengaku begitu panik saat erupsi Semeru melanda sekitar pukul 02.40 dini hari.

Fatini pun segera bergegas menuju tempat aman bersama warga yang lain.

"Langsung menuju tempat paling aman kemudian bersama-sama menyelematkan diri," ujar Fatini ketika ditemui di lokasi pengungsian.

Fatini mengaku trauma dengan peristiwa erupsi yang kembali terjadi setelah sebelumnya terjadi pada Desember 2021.

"Ketika dengar kabar ada erupsi langsung tidak bisa mikir apa-apa, pokoknya selamat saja. Saya hanya membawa dompet dan langsung mengajak suami dan 2 anak saya menyelamatkan diri," bebernya.

Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menegaskan tidak ada korban jiwa dan fasilitas yang rusak.

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengeluarkan keputusan pemberlakuan tanggap darurat bencana alam gempa selama 14 hari.

Pemberlakuan tersebut dikeluarkan menyusul adanya erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022).

Surat tersebut berlaku sejak hari ini hingga 14 hari kedepan. Belum ada korban erupsi Semeru hari ini.

"Saya telah berkeputusan memberlakukan tanggap darurat bencana selama 14 hari sejak hari ini. Suratnya akan dibuat dan secara resmi saya tandatangani,"  ujar Thoriq ketika ditemui di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Pria yang akrab disapa Cak Thoriq ini mengatakan jika pihaknya saat ini tengah berfokus melakukan pendataan dan assessment dampak bencana erupsi Semeru.

"Fasilitas umum yang rusak masih kami lakukan pendataan. Yang jelas jembatan di Sumberwuluh (Kecamatan Candipuro) tertimbun oleh material vulkanis," paparnya.

Menurut Thoriq, ia mendapat informasi terdapat 2 wilayah yang terdampak cukup masif akibat guguran awan panas Gunung Semeru.

Suasana saat Erupsi Gunung Semeru Minggu (4/12/2022)
Suasana saat Erupsi Gunung Semeru Minggu (4/12/2022) (SURYAMALANG.COM/YouTube Harian Surya)

"Sekarang masih ada abu, fokus kami masih pada guguran awan panas di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro," ungkapnya.

Terakhir, Thoriq memastikan hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa. Sementara itu untuk korban luka-luka masih dilakukan pendataan.

"Kami belum mendapat laporan jatuhnya korban, namun ada yang harus ditangani medis. Ada bayi yang lahir prematur dan sekarang sudah tertangani," tutupnya

Mengenal Gunung Semeru yang Alami Erupsi Sejak Pukul 3 Pagi

 

Mengenal Gunung Semeru yang alami erupsi sejak pukul 03.00 WIB Minggu (4/12/2022).

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 m dpl.

Tak hanya tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru juga menjadi salah satu gungung tertinggi di Indonesia.

Gunung Semeru menjadi gunung keempat tertinggi setelah Gunung Jayawijaya, Gunung Kerinci, dan Gunung Rinjani.

Tak heran jika kemudian Gunung Semeru masuk di jajaran Indonesia Seven Summits dan kerap dikunjungi pendaki lokal maupun internasional.

Gunung Semeru memiliki puncak bernama Puncak Mahameru dengan kawahnya yang bernama Jonggring Saloko.

Mitos asal usul Gunung Semeru tertuang dalam kitab Tantu Panggelaran yang menyebut bahwa Gunung Semeru adalah bagian dari Gunung Meru yang berada di India.

Puncak Gunung Meru tersebut dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu untuk menjadi ‘paku bumi’ bagi Pulau Jawa yang saat itu masih terus berguncang dan terombang-ambing karena mengambang di lautan luas.

Letak Gunung Semeru

Secara administratif masuk ke wilayah dua Kabupaten yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Secara astronomis, letak Gunung Semeru berada di antara 8°06’ Lintang Selatan dan 112°55' Bujur Timur.

Gunung Semeru juga merupakan bagian dari kawasan konservasi yang dikelola oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Karakteristik dan Sejarah Letusan Gunung Semeru

Dilansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru merupakan gunungapi bertipe strato dengan kubah lava.

Sebagai gunungapi aktif, letusan Gunung Semeru umumnya berupa letusan abu bertipe vulkanian dan strombolian.

Pada saat terjadi letusan eksplosif biasanya diikuti oleh aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah dan dikenal dengan nama wedhus gembel.

Sementra dilansir dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejarah letusan Gunung Semeru pada periode 1818 hingga 1913 tidak memiliki banyak informasi yang terdokumentasikan.

Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang, di mana saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter, sementara material vulkanik menimbun pos pengairan Bantengan.

Aktivitas beruntun tercatat pada tahun 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, dan 1960. Pada 1 Desember 1977, terjadi guguran lava yang menimbulkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar dan Besuk Kobokan.

Volume endapan material vulkanik mencapai 6,4 juta m3 di mana sawah, jembatan dan rumah warga yang ada di wilayah terdampak menjadi rusak. Aktivitas vulkanik tersebut berlanjut dan tercatat pada rentang tahun 1978 – 1989.

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, Gunung Semeru tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Pada 22 Mei 2008, terjadi empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

Selanjutnya pada 4 Desember 2021, terjadi erupsi Gunung Semeru yang mengeluarkan guguran awan panas mengarah ke Desa Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang yang menimbulkan korban jiwa, Lebih lanjut, Gunung Semeru telah mengalami sekitar 20 letusan yang tercatat dari Januari hingga Oktober 2022.

Selain letusan, yang harus diwaspadai adalah banjir lahar hujan yang kerap terjadi di lereng Gunung Semeru.

Saat ini aktivitas Gunung Semeru tergolong fluktuatif, sehingga pada Oktober 2022 statusnya masih berada pada Level III (Siaga).

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com.

(Suryamalang.com/Erwin Wicaksono)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved