Berita Malang Hari Ini

Jalan-jalan ke Kampung Sayur Desa Kademangan, Kecamatan Pagelaran, Malang

Sepanjang jalan memasuki kampung terlihat hamparan sayur mayur. Itulah panorama di Kampung Sayur Dusun Bendil Wuni, Desa Kademangan, Malang.

Editor: Yuli A
Lu'lu'ul Isnainiyah
Sepanjang jalan memasuki kampung terlihat hamparan sayur mayur. Itulah panorama di Kampung Sayur Dusun Bendil Wuni, Desa Kademangan Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. 

Reporter: Lu'lu'ul Isnainiyah

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sepanjang jalan memasuki kampung terlihat hamparan sayur mayur. Itulah panorama di Kampung Sayur Dusun Bendil Wuni, Desa Kademangan Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.

ADa kangkung, kubis, daun bawang, bungkul, hingga buah-buahan seperti nanas dan buah naga.

Khususnya di lingkungan RT 18/RW 02, banyak halaman rumah yang ditanami sayur. 

"Halamannya tidak begitu luas, tapi berbagai jenis sayuran bisa dibudidayakan," ujar Tukirin.

Tukirin adalah Ketua Gabungan Kelompok Tani Mekarsari yang ikut mengembangkan Kampung Sayur hingga seperti saat ini.

Ia menceritakan, awal mula berdirinya Kampung Sayur pada tahun 2018 silam.

Saat itu, ia berangan-angan ingin menjadikan kampungnya seperti Kampung Warna Warni di Kota Malang.

"Kami terinspirasi dari Kampung Warna Warni yang di Malang. Kan dulunya kampung kumuh, setelah diubah seperti saat ini jadi daya tarik wisata," terangnya.

Terinspirasi dari kampung tersebut, Tukirin pun berpikir bagaimana bisa mengelola kampungnya tersebut menjadi daya tarik warga sekitar. Serta meningkatkan penghasilan warga.

Karena sebagian besar warga di Dusun Bendil Wuni mata pencahariannya sebagai petani, Tukirin pun memiliki ide untuk membuat Kampung Sayur.

"Kami dasarnya orang tani, enaknya kampung ini dibuat kampung apa ya? Kalau dibuat kampung bunga terlalu sulit pemasarannya. Akhirnya saya dan warga sekitar memutuskan untuk menjadikan kampung sayur," ujar pria berusia 57 tahun tersebut.

Ia menjelaskan, antusias warga dengan adanya Kampung Sayur begitu tertarik.

Dari yang awalnya hanya Tukirin, kini banyak warga sekitar mulai membudidayakan sayur di halaman rumahnya.

Menurutnya, saat ini terdapat 40 kartu keluarga yang mulai menggeluti budidaya sayur.

"Semangat dari warga begitu luar biasa. Kini mereka sudah ada hasilnya dan bisa mandiri untuk mengelola dan menjual hasilnya," ujarnya.

Tukirin menjelaskan, panen sayur dari warga bisa untuk menambahkan penghasilan.

Seperti halnya ketika menanam kangkung. Warga akan memanen dalam waktu 25 hari. Kemudian hasilnya akan dijual di warung terdekat.

Seperti Tukirin, di halaman miliknya dengan luas 150 meter persegi, jika ditanami sayur kangkung akan menghasilkan 50 kilogram kangkung.

Sedangkan untuk harga jual kangkung per kilogram ia hargai Rp 4 ribu sampai Rp 6 ribu.

"Hasilnya gak banyak, cuma buat tambahan sehari-hari saja," tegasnya.

Selain menanam sayur, Tukirin kini juga sedang menanam buah nanas. Jenis nanas yang ia tanam adalah nanas madu.

"Kalau nanas madu ukurannya besar-besar, satu buah beratnya bisa tiga sampai lima kilogram," ujarnya dengan menunjukkan buah nanas madu miliknya.

Meskipun belum keseluruhan warga Desa Kademangan mengikuti Kampung Sayur, namun Tukirin berharap kampung tersebut terus berkembang.

Ia ingin menjadikan kampung ini sebagai wisata edukasi.

"Ke depannya misalnya di sini bisa dilakukan pelatihan pembenihan tanam sayur untuk anak sekolah," imbuhnya.(isn)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved