Berita Jawa Timur Hari Ini
Waspada Dampak Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim Alokasikan Rp 363 Miliar untuk Kendalikan Banjir Sungai
Total anggaran sebesar Rp 363 miliar dialokasikan dalam pengelolaan irigasi dan pemeliharaan sungai guna mencegah banjir.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya untuk melakukan maksimalisasi pengendalian banjir dan pengelolaan saluran irigasi di tahun 2023 ini. Total anggaran sebesar Rp 363 miliar dialokasikan dalam pengelolaan irigasi dan pemeliharaan sungai guna mencegah banjir.
Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur Baju Trihaksoro mengatakan bahwa ada sungai-sungai di Jatim yang menjadi perhatian prioritas dalam pencegahan banjir. Sungai sungai yang dimaksud adalah sungai sungai yang hampir setiap tahun mengalami kejadian banjir akibat air yang meluap.
Seperti Sungai Bengawan Solo serta anak sungainya di Sungai Jero Kabupaten Lamongan, kemudian Sungai Kali Lamong di Kabupaten Gresik, Sungai Kemuning di Kabupaten Sampang, Sungai Semajit Kabupaten Sampang, Sungai Welang Pasuruan, serta Sungai Jatiroto Jember, Sungai Kedung Larangan Kabupaten Bangil.
“Kita menangani banjir sebelum musim hujan. Kita sudah melakukan pemantauan dan melihat kondisi sungai sungai yang ada di bawah kewenangan kita. Dan yang tidak di bawah kewenangan kita pun kita lakukan koordinasi,” tegas Baju, Senin (30/1/2023).
Terutama untuk sungai sungai yang tanggulnya sudah berstatus kritis. Maka pemprov Jatim melakukan penanganan dengan melakukan pemasangan pile ataupun bronjong.
Misalnya untuk Sungai Kemuning, pemprov Jatim sudah melakukan pembangunan lima rumah pompa besar. Saat ini dilakukan pemeliharaan maksimal. Rencana juga akan ditambah satu lagi rumah pompa di paling hilir, namun masih dalam pengkajian.
“Tahun ini kami juga ada DAK untuk sungai. Dimana kami akan melakukan penguatan tebing di Sungai Jatiroto,” tegasnya.
Tidak hanya itu, di saat musim kemarau, Pemprov Jatim melalui Dinas PU SDA aktif melakukan normalisasi sungai. Dengan kekuatan 24 alat berat untuk mengeruk sungai yaitu back hoe, sungai sungai besar yang mengalami pendangkalan dikeruk sehingga bisa aktif dalam menampung air hujan.
Tidak hanya itu, menghadapi ancaman cuaca ekstrem, Baju menegaskan bahwa saat ini Pemprov Jatim di bawah arahan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga aktif melakukan pemantauan pada jembatan jembatan eksisting.
“Kewenangan memang di PU Bina Marga namin ketika kondisi di lapangan kita lihat sudah kritis maka kita akan tangani pondasinya dan lain-lain,” tegasnya.
Lebih lanjut Baju menegaskan di tahun 2023 ini ada anggaran Rp 363 miliar untuk pemeliharaan sungai dan mengelola irigasi.
Ia kemudian mendetailnya untuk normalisasi dengan menggunakan 24 alat berat tersebut dalam tahun 2022 pihaknya mampu menormalisasi hingga menghasilkan 290 m3 lumpur yang diangkar dari dalam sungai.
“Khusus untuk pengerukan dan normalisasi itu anggarannya sampai Rp 18 miliar,” tandasnya.
Selain itu langkah yang dilakukan juga adalah melakukan quick response. Ketika ada daerah yang alat berat tidak bisa masuk, atau saluran irigasi tersumbat, maka Pemprov Jatim akan melakukan pemeliharaan. Total tenaga yang disiapkan dalam penanganan quick response ini adalah 2.800 petugas.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi sepekan ini.
Hal ini merujuk prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda yang menyebutkan potensi peningkatan cuaca ekstrem yang akan melanda beberapa wilayah di Jawa Timur dalam kurun waktu 27 Januari 2023 - 2 Februari 2023.
Berdasarkan analisis iklim yang dilakukan oleh BMKG diketahui adanya pola tekanan rendah di Australia bagian Barat yang mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jatim. Hal ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif.
Potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh aktifnya La Nina, Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin di wilayah Jatim dapat meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es, maupun tanah longsor di wilayah dataran tinggi.
"Berdasarkan peringatan dini dari BMKG tersebut, kami mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi. Selain itu pemerintah Kabupaten/ Kota juga diimbau untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan," ujar Gubernur Khofifah.
Dari data yang diberikan oleh BMKG ada beberapa wilayah di Jatim yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem antara lain Surabaya, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, Jombang, Nganjuk, KabupatenMadiun, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu,
Selain itu juga Kab. Pasuruan, Kota Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Situbondo, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Sidoarjo, Bojonegoro, Ponorogo, dan Pacitan.
"Masyarakat dimohon untuk selalu berhati-hati dan selalu memantau informasi terkini terkait perkiraan cuaca melalui website maupun media sosial BMKG Juanda agar bisa mempersiapkan diri dengan baik sebelum beraktifitas sehari-hari," ujarnya.
bencana di Jawa Timur
banjir di Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
BMKG Jatim
Berawal Istri Minggat dengan Menantu Laki, Mertua di Kedawung Probolinggo Kalap Bacok Anak Mantu |
![]() |
---|
Marak Gadis Jombang Hamil di Luar Nikah Terpaksa Lakukan Pernikahan Dini, Kecamatan Ngoro Terbanyak |
![]() |
---|
KISAH Asmara Kades Sukamakmur Jember dengan LC Karaoke Berujung Jadi ‘ATM Berjalan’ hingga Terdakwa |
![]() |
---|
Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di Malang dan Jatim Menyambut HUT RI ke-79, Ada Balik Nama |
![]() |
---|
Hari Ini Jokowi Kunjungan Kerja di Banyuwangi, Sidoarjo dan Surabaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.