Pariwisata

Spot Wisata Baru di Gunung Bromo, Jembatan Kaca Seruni Point Sepanjang 120 Meter

Spot wisata baru di Gunung Bromo yaitu Jembatan Kaca Seruni Point di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Probolinggo.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Yuli A
fatimatuz zahroh
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menikmati spot wisata baru di Gunung Bromo yaitu Jembatan Kaca Seruni Point, yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Probolinggo, Rabu (15/2/2023). 

SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO - Gubernur Jawa Timur Khofifah menikmati spot wisata baru di Gunung Bromo yaitu Jembatan Kaca Seruni Point di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Probolinggo, Rabu (15/2/2023).

 


Spot wisata ini diyakini bakal menjadi primadona baru dengan pesona jembatan yang membentang sepanjang 120 meter dan lebar 1,8 meter serta tinggi 80-100 meter.

 


Memang saat ini Jembatan Kaca ini belum dioperasikan. Jembatan tersebut tinggal menunggu proses finishing sehingga belum bisa dinikmati oleh wisatawan secara terbuka.

 


"Jembatan Kaca ini merupakan karya putra putri anak bangsa yang dikomandani oleh Kementrian PUPR yang bisa tetap mempertahankan keindahan Gunung Bromo sekaligus tetap bisa mempertahankan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan," pujinya. 

 


Khofifah berharap, dengan adanya Jembatan Kaca di TNBTS ini akan memberikan referensi sekaligus replikasi adanya Jembatan Kaca baru lainnya agar bisa dibangun dibanyak titik di Jatim. Seperti salah satunya di kawasan Tumpak Sewu yang menghubungkan Kab. Lumajang dan Malang dengan air terjun yang sangat eksotik.

 


Mantan Menteri Sosial itu optimistis, dengan beroperasinya Jembatan Kaca ini nantinya diperkirakan Oktober 2023 rampung akan memberikan daya tarik wisatawan untuk lebih lama tinggal dan berwisata di TNBTS. 

 


"Kami berharap masyarakat bisa menginap dua malam ketika berwisata di Bromo. Selain sunrise wisatawan juga bisa menikmati jembatan kaca di seruni poin," ungkapnya.

 


Khofifah mengatakan, Jembatan Kaca Seruni Point kuat menampung 100 orang sekaligus. Dimana, jembatan ini menghubungkan antara Kawasan wisata Seruni Point dengan shuttle area pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.

 


Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menceritakan, Jembatan Kaca ini berawal dari presentasi salah satu Dirjen dari Kementrian PUPR pada saat sertijab Bupati Malang tahun 2020 yang disiapkan adalah Jembatan Kaca TNBTS dari Kabupaten Malang. Kemudian, disampaikan juga kalau bisa juga ada Jembatan Kaca dari Tengger karena rata-rata wisatawan itu mengambil destinasi melalui Jalur Probolinggo.

 


"Allhamdulillah Jembatan Kaca ini disetujui kemudian saya mengkoordinasikan dengan Pak Menteri dan mengkoordinasikan dengan bupati. Bersyukur dari PUPR bukan hanya mengerjakan jembatan kaca namun yang fenomenal dikerjakan oleh putra-putri bangsa yang ingin menunjukkan hasil karyanya," ungkapnya. 

 


Sebagai informasi, Jembatan ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki (suspended cable) yang memiliki sistem struktur lantai atau deck jembatan gantung berupa kaca pengaman berlapis atau laminated glass yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih.

 


Struktur jembatan ini dilengkapi double protection steel berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy agar lebih tahan terhadap karat. Jembatan kaca ini menghadirkan wisata pemandangan alam dengan panduan atraksi adrenalin. 

 


Pada kesempatan yang sama, sesepuh Masyarakat Tengger Kab. Probolinggo Supoyo mengungkapkan, keberadaan Jembatan Kaca Seruni Point ini akan memberikan dampak secara ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. 

 


Nantinya, jika jembatan kaca seruni point sudah beroperasi diyakini akan meningkatkan kunjungan wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. Diprediksi jika nanti beroperasi sekitar 2.000 wisatawan akan memadati Bromo khususnya  akses ke seruni point. 

 


"Kita hitung saja, kalau ada 400 jeep yang naik ke seruni point dikalikan 5 orang wisatawan ada sekitar 2.000 wisatawan yang berkunjung. Belum ditambah wisatawan yang datang menggunakan kuda, ojek. Dampak ekonomi dan kesejahteraanya saya optimis akan meningkat dan saya yakin akan banyak berdiri homestay baru. Para PKL, dan pedagang bisa merasakan dampaknya," tutupnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved