Jadwal dan Venue Persebaya Vs Arema FC Masih Buram, PSSI dan PT LIB Terkesan Lepas Tanggung Jawab

SURYAMALANG.COM - Pertandingan Persebaya Surabaya vs Arema FC pada pekan ke-27 Liga 1 2022 yang sejatinya digelar 5 Maret 2023, ditunda.

Terkait penundaan ini, Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri, berharap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) bisa memberikan solusinya.

Yahya Alkatiri merasa pihak federasi dan operator sudah sepatutnya ikut ambil bagian sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Yahya Alkatiri menerangkan, Bajul Ijo selaku tuan rumah sudah menaruh konsen cukup lama dengan pertandingan bertajuk Derby Jatim ini.

Baca juga: Laga Persebaya Vs Arema FC Ditunda, Pelatih Singo Edan Kecewa, Kini Fokus Jelang Lawan Dewa United

Baca juga: Hadapi 10 Pemain Irak, Timnas Indonesia U-20 Kalah Dua Gol Tanpa Balas, Laga Grup A Piala Asia U-20

Semuanya dipertimbagkan secara masak, utamanya masalah keamanan, kesiapan fasilitas serta sarana dan prasarana lainnya.

Dari pandangan tersebut, Persebaya Surabaya merasa ragu bisa menjamu Arema FC di Stadion Joko Samudro Gresik.

Seperti diketahui, Stadion Joko Samudro menjadi homebase sementara Persebaya Surabaya kala Stadion Gelora Bung Tomo dipersiapan untuk venue Piala Dunia U-20 2023.

Laga melawan Arema FC masuk dalam kategori pertandingan berisiko tinggi, sementara Stadion Joko Samudro dianggap tidak mumpuni.

Bajul Ijo melakukan komunikasi dengan PSSI dan PT LIB.

Tetapi dua otoritas sepak bola Indonesia tersebut tidak memberikan respon yang diharapkan, alias terkesan lepas tangan dan masa bodo.

Karenanya, Persebaya minta PSSI dan PT LIB ikut melibatkan diri pada pelaksanaan pertandingan Persebaya Surabaya vs Arema FC sebagai kompensasi.

"Yang kami harapkan PSSI dan LIB berani mengambil tanggung jawab."

"Kenapa saya bilang seperti itu karena surat kami tertanggal 23 Februari ke PSSI dan tertanggal 25 Februari ke LIB sampai hari ini belum ada tanggapan," ujar Yahya Alkatiri dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

"Karena kan kalau ngomong professional, surat itu dibalas dengan surat bukan dengan perkataan lisan atau apapun."

"Jadi, jika kita mengambil suatu keputusan itu ada bukti."