Berita Batu Hari Ini
Sugeng Adi Mulyo Bagikan Pengalaman Memandu Wisatawan Asing di Kota Batu
Seorang petani di Dusun Junggo Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu bernama Sugeng Adi Mulyo memiliki ketrampilan berbahasa Inggris
Penulis: Dya Ayu | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM | BATU - Seorang petani yang tinggal di Dusun Junggo Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu bernama Sugeng Adi Mulyo memiliki ketrampilan berbahasa Inggris.
Berkat kemampuannya berbahasa Inggris, selain bertani ia juga berprofesi sebagai pemandu wisata atau ‘tour guide’.
Kebanyakan wisatawan yang ia pandu merupakan wisatawan asing dari Eropa, Amerika dan Australia.
“Saya jadi pemandu wisata sejak tahun 2000an. Kalau total sudah berapa banyak wisatawan asing, ya sudah ratusan. Lebih dari 90 negara,” kata Sugeng Adi Mulyo kepada Suryamalang.com, Selasa (7/3/2023).
Tak sedikit juga wisatawan asing yang kini bersahabat dengannya. Para turis asing ini kerap berkunjung ke rumah Sam ketika mereka berlibur ke Kota Batu.
Menurutnya, hampir 100 persen turis yang datang memilih gunung sebagai tempat berwisata. Selain itu, turis juga lebih suka berkunjung ke wisata alam seperti air terjun, dibanding datang ke wisata buatan seperti wahana bermain ataupun wisata petik buah.
“Hampir semua turis lebih suka mendaki gunung, terutama ke Gunung Arjuno-Welirang dan juga Semeru. Tapi saat inikan masih ditutup. Kemudian mereka juga suka jalan-jalan ke air terjun dan wisata alam lainnya. Kalau ke tempat-tempat seperti Jatimpark ataupun ke petik buah itu mereka tidak begitu suka karena di negaranya sudah banyak dan lebih bagus,” jelasnya.
Dalam menjalani pekerjaan sekaligus hobinya itu, banyak pelajaran dan pengalaman yang didapatkan Sugeng, khususnya saat memandu wisatawan asing.
Tak hanya sekedar memandu, Sugeng juga berusaha memahami dan mengenali kebiasaan para turis.
Selain harus lihai berbahasa Inggris, memiliki wawasan soal gunung yang akan didaki, memandu wisatawan asing harus mempersiapkan fisik yang baik
Sebab, turis yang biasa mendaki gunung memiliki fisik yang baik dan jangkauan kaki yang lebih lebar saat berjalan, dibanding warga lokal.
Untuk itu Sugeng harus menjaga stamina supaya dapat mengimbangi mereka.
“Orang asing itu disiplin tinggi. On time banget. Kalau janjian harus datang sebelum waktunya. Pernah sekali saya terlambat lima menit, itu sudah ditinggal mendaki. Makanan mereka juga tidak asal makan. Mereka kalau mendaki harus disiapkan makanan sehari-hari mereka seperti roti, buah dan juga susu. Pernah sekali saya coba belikan apel Malang, mereka tidak suka dan minta dibelikan apel impor dari luar karena memang rasanya beda. Ada juga yang suka polo pendem, jagung rebus, ubi-ubian rebus,” ujarnya.
Pria kelahiran Kota Batu 24 Maret 1981 itu menuturkan, dalam melayani wisatawan asing ia memiliki kiat tersendiri agar hubungan baik tetap terjaga.
Hal itulah yang membuatnya sampai dengan saat ini masih selalu dicari para turis untuk memandu mereka berwisata alam di Kota Batu dan sekitarnya.
“Wisatawan asing itu susah susah gampang. Yang penting kita profesional, on time, menghargai mereka, dan paham keinginan mereka, pasti mereka akan baik ke kita,” pungkasnya.(myu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.