Fakta-fakta Pembunuhan Dokter Mawartih di Nabire Papua: Pelaku OB RSUD, Dendam Insentif Dipotong

Berikut ini rangkuman fakta pembunuhan dokter Mawartih di Nabire Papua yang menjadi sorotan beberapa hari terakhir. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
Tribunnews
Fakta-fakta Pembunuhan Dokter Mawartih di Nabire Papua: Pelaku OB RSUD, Dendam Insentif Dipotong 

SURYAMALANG.COM - Berikut ini rangkuman fakta pembunuhan dokter Mawartih di Nabire Papua yang menjadi sorotan beberapa hari terakhir. 

Diketahui jika sosok pelaku pembunuhan dokter Mawartih merupakan ob di RSUD Nabire yang dendam akibat insentif dipotong. 

Sebelumnya, polisi menyebut satu-satunya dokter spesialis paru di Nabire itu menginggal akibat dibunuh.

Simak fakta-fakta pembunuhan dokter Mawartih yang dirangkum dari berbagai sumber:

Pelaku OB RSUD Nabire

Berdasarkan penyelidikan dan penyidikan, satu orang ditetapkan sebagai tersangka.

Terduga pelaku berinisial KY, petugas kebersihan di RSUD Nabire, tempat korban bekerja.

Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengungkap sejumlah fakta baru penyebab kematian dr Mawartih Susanti.

"Motif sementara pembunuhan lantaran pelaku sakit hati terhdap korban," ujar Fakhiri dalam konferensi pers di Jayapura, Rabu (29/3/2023).

dokter Mawartih
dokter Mawartih (Tribunnews)

Ia menyebut penanganan kasus ini dilakukan dengan penuh hati-hati.

Selain itu, pengembangan kasus dilakukan menggunakan Scientific Crime Investigation (SCI).

Berdasarkan hasil otopsi, ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban.

Jenazah telah diotopsi saat dibawa ke Makassar untuk pengembangan lewat g laboratorium forensik (Labfor).

"Saya memerintahkan Kapolres untuk segera mengembangkan hasil otopsi yang dilakukan di Makasar," ujar Fakhiri.

Sementara, Polda Papua bekerja sama dengan Pusdokkes Mabes Polri untuk pemeriksaan mendalam guna mengungkap utuh kasus ini.

"Dari puting payudara almarhum dilakukan swab, juga kepada beberapa saksi. Dan akhirnya bisa mendapatkan hasil swab,"kata Fakhiri.

Pemanggilan Ulang 5 Saksi

Mathius Fakhiri menyebut 5 saksi tengah diperiksa terkait hasil swab itu.

Mereka dipanggil ulang penyidik Polres Nabire.

"Kami menemukan ada kecocokan kurang lebih dari 5 saksi yang kita panggil," ungkapnya.

Hasil peyidikan sementara, hubungan para saksi diduga erat dengan korban. Sebagian di antaranya ada ikatan kekeabatan.

Identitas kelima saksi antara lain SM, IM, AA , NP, LM dan KY.

Penyidiksan mendalam dibantu oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua.

Tersangka inisal KY, kata Fakhiri, mengaku sebagai pelaku pembunuhan.

"Dilakukan penggeledahan di RSUD Nabire.

Kami menemukan hanphone , baru kembali ke rumah untuk menemukan barang bukti lanjutan yang terkait dengan dugaan benda keras dipakai untuk menghabisi korban."

Barang bukti telah disita polisi

Kata Fakhiri, kini pihaknya mendalami apakah pelaku tunggal atau dibantu beberapa orang.

"Semoga semua secara terang benferang nanti akan disampaikan ke publik," jelasnya.

Motif Pembunuhan

Mathius Fakhiri menjelaskan, tersangka KY mengaku melakukan pembunuhan lantaran sakit hati.

"Sehingga dari pengembangan ini kita kakukan swab kepada beberapa orang yang kita duga dan setelah keluar hasil disimpulkan bahwa identik dengan salah satu air liur milik KY," beber Fakhiri.

Fakhiri menyebut, KY bertugas sebagai cleaning service di RSUD Nabire.

"Melalui pengakuan sementara KY kepada penyidik yaitu sakit hati.

Karena ada pemotongan jasa insentif Covid-19 tahun 2020.

Sehingga hal itulah dia lakukan pembunuhan terhadap dokter Mawar," ungkapnya.

Meski begitu, penyidik masih melakukan pengembangan.

Diketahui, dr Mawar ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di perumahan dokter, Kelurahan Siriwini, Nabire, Papua Tengah pada Kamis (9/3/2023) malam. 

Mengutip Tribun-Papua.com dengan judul TERUNGKAP Motif Pembunuhan Dokter Mawartih di Nabire Papua.

Kata PDPI Cabang Papua soal Adanya Luka Lebam

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Papua, dr Hendra Sihombing, mengaku mendapat informasi dari keluarga almarhumah bahwa terdapat luka lebam di jenazah Dokter Mawar.

"Informasi yang saya dapatkan seperti itu (ada kejanggalan)," kata dr Hendra Sihombing kepada wartawan seusai melayat di rumah duka Jl Mannuruki II, Lorong I, Kecamatan Tamalate, Makassar, Senin (13/3/2023) siang, seperti dikutip dari Tribun Timur.

"Ada lebam bahkan dari pihak keluarga menyampaikan badan itu punggung belakang biru, ada darah di leher dan ada beberapa tulang rusak yang patah," ucapnya.

Meski demikian, pihaknya mengaku tetap menunggu hasil autopsi yang dilakukan Biddokkes Polda Sulsel.

"Kami sangat berharap kepada aparat penegak hukum untuk segera menyelesaikan kasus ini untuk mendapatkan titik terang penyelesaian yang terbaik," ujarnya.

 Sempat Mengeluh soal Keamanan di Sekitar Rumah Dinas

Dilansir Tribunnews.com, sahabat Dokter Mawar, yakni dokter spesialis penyakit dalam dr Ning dalam akun Instagram pribadinya mengaku mengenal dekat almarhumah dr Mawar semasa hidup.

Dr Ning mengatakan, Dokter Mawar sempat mengeluhkan soal keamanan di daerah sekitar rumah dinasnya di Nabire.

"Beberapa bulan terakhir juga beliau sempat mengeluhkan keamanan di daerah sekitar rumah dinas, tapi belum mendapatkan tanggapan serius karena memang belum ada kejadian yang merugikan saat itu," ujarnya.

Tahun Terakhir di Nabire

Tahun ini seharusnya menjadi tahun terakhir dr Mawar bekerja di RSUD Nabire, untuk selanjutnya pindah ke tempat lain.

Namun, karena dr Mawar adalah satu-satunya dokter spesialis paru di Kabupaten Nabire, maka almarhum harus menunggu juniornya tiba untuk menggantikan posisinya.

Menkes Janji Usut Kasus

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BPMI Setpres)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan langsung belasungkawa atas kematian Dokter Mawar kepada keluarga mendiang di Kota Makassar, pada Senin (13/3/2023).

Budi juga turut menyerahkan piagam penghargaan serta santunan tali kasih kepada keluarga almarhumah sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan dari pemerintah atas jasa dan dedikasi Dokter Mawar dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Ia juga berjanji bakal mengusut kasus kematian Dokter Mawar dan memastikan bahwa kasus ini akan diproses secara transparan.

“Jaminan dari saya masalah ini akan dibuka secara transparan karena itu juga yang diminta oleh pihak keluarga. Tapi tentunya ini butuh proses sesuai aturan,” tegas Budi pada keterangan resmi, Senin (13/3/2023), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Polri masih menyelidiki kasus tersebut untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.

Budi menjelaskan meninggalnya Dokter Mawar telah menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk terus meningkatkan jaminan keamanan kepada tenaga kesehatan, terutama yang bertugas terutama di wilayah terpencil dan tertinggal.

Karena itu, Kemenkes akan menjalin komunikasi dengan Polri dan pemerintah daerah terkait hal ini.

“Saya akan berkomunikasi dengan Kapolri dan Pemerintah Daerah bagaimana layanan kesehatan tetap berjalan dengan adil dan merata. Namun harus disertai dengan jaminan keamanan yang baik untuk dokter dan tenaga kesehatan,” kaya Budi lagi.

Pasalnya, keberadaan tenaga kesehatan merupakan bagian dari misi kemanusiaan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Oleh karenanya mereka harus mendapatkan jaminan keselamatan, keamanan dan kesehatan dari pihak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum.

 

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved