Bocah Usia 8 Tahun Meninggal, Kota Malang KLB Difteri

Bocah berusia 8 tahun meninggal akibat difteri di Kota Malang pada 25 Juli 2023.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Siswa mendapatkan imunisasi dan vaksinasi di SDN Model Kota Malang, Selasa (29/8). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Bocah berusia 8 tahun meninggal akibat difteri di Kota Malang pada 25 Juli 2023.

Sehari kemudian, sang adik yang berusia 5 tahun tertular dan menjalani perawatan intensif di RSUD Sutomo, Surabaya.

Sang adik telah sembuh pada 11 Agustus. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang telah datang ke rumah anak tersebut di Kecamatan Kedungkandang. Dinkes menyatakan orang tua dari bocah tersebut aman, dan tidak terinfeksi.

Dinkes Kota Malang mencatat temuan kasus difteri ini sebagai kasus pertama. Temuan kasus ini membuat Kota Malang berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak akhir Juli 2023.

Kecamatan Kedungkandang menjadi perhatian serius Dinkes. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang, Meifta Eti Winindar mengatakan status KLB difteri di Kota Malang berlaku sampai 29 Agustus 2023.

"Tidak ada temuan difteri di Kota Malang pada tahun lalu. Dengan adanya temuan ini, Dinkes Jatim merekomendasikan Kota Malang masuk kategori KLB. Dulu sudah pernah dinyatakan tereliminasi, sekarang terjadi kasus lagi," kata Meifta kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (29/8).

Meifta sudah lama memprediksi terjadinya KLB ini. Prediksi potensi terjadinya KLB diketahui dari tingkat imunisasi yang tidak sesuai target.

Dari target imunisasi sebesar 94,1 persen tahun 2022, tapi hanya terealisasi 84,9 persen. Sedangkan capaian pada tahun ini sebesar 52,75 persen.

Sesuai rekomendasid dari Dinkes Jatim, anak-anak berusia 1 tahun sampai 15 tahun di Kecamatan Kedungkandang wajib mendapat imunisasi Outbreak Reponse Immunization (ORI) Difteri. Bahkan anak yang pernah imunisasi pun harus mendapat imunisasi lagi.

"Anak usia kurang dari setahun diberikan imunisasi difteri sebanyak tiga kali. ORI Difteri ini dilaksanakan tiga putaran," terangnya.

Tidak tercapainya target imunisasi terjadi karena masih bayak orang tua yang tidak sadar pentingnya imunisasi bagi anak.

Pemegang program imunisasi Dinkes Kota Malang, Wirantika Putri memiliki pengalaman buruk saat hendak mendata bayi yang sudah imunisasi atau belum. Saat itu ada warga yang mengusir Wirantika. Ada pula warga yang mengancam menggunakan senjata tajam (sajam).

Menurut Wirantika, imunisasi sangat penting untuk mendukung kesehatan tubuh anak.

"Imunisasi bukan untuk hari ini, tapi untuk selama hidupnya. Siklus kehidupan anak butuh untuk imunitas. Kadang orang tua berpikir anaknya tidak sakit sekarang sehingga tidak perlu imunisasi," kata Wirantika.

Wirantika mengakui imunisasi bukan obat untuk menyembuhkan penyakit. Imunisasi untuk membentuk kekebalan tubuh sehingga anak tidak mudah terserang virus atau bakteri.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved