Derita Warga Bogor 7 Tahun Mandi Air Bensin, Tiap Tahun Pencemarannya Makin Parah Kini Hitam Pekat

Derita warga Bogor 7 tahun mandi air bensin, tiap tahun pencemarannya makin parah kini hitam pekat.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy/Youtube Tribunnews Bogor
Ibu Cucum salah satu warga Kampung Nagrog. Derita warga Bogor 7 tahun mandi air bensin, tiap tahun pencemarannya makin parah kini hitam pekat 

"Semuanya ada sekitar 15 rumah yang paling parah dua rumah ini," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Jumat (8/9/2023).

Sumiyati mangaku bau tersebut sudah muncul sejak 2 tahun lalu hanya saja tidak setiap hari bau menyengat itu timbul.

"Dari 2021 itu masih jarang-jarang ya, kadang kadang sebulan bau, kadang enggak. Masih belum sering" ungkapnya.

"Pas udah lama-lama mengeluarkan bau, aroma airnya seperti Pertamax. Tapi airnya bening" lanjut Sumiyati. 

Selama dua tahun tersebut Sumiyati mengaku banyak dirugikan, terutama dari kebutuhan rumah tangga seperti mandi, mencuci hingga konsumsi.

"Paling urusan rumah tangga ya, kita buat minum, mandi, nyuci. Airnya terkendala ya bau itu buat mandi gak enak, Airnya bening tapi aromanya gak enak," tandasnya.

Sampai saat ini dirinya bergantung hidup menggunakan air galon, sebab air yang keluar dari sumur bornya itu dianggap sudah tidak steril lagi akibat bau bahan bakar minyak itu.

Air galon yang digunakan Sumiyati biasanya hanya digunakan untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan konsumsi saja.
 
"Untuk MCK ya pakai air sumur dan bilasnya pakai air galon, konsumsi juga galon," pungkasnya.

Baca juga: Update Jumlah Korban Gempa Maroko: 2012 Orang Tewas, 1404 Orang Kritis, Kabar 500 WNI Terungkap

Artikel  TribunnewsBogor.com '7 Tahun Warga Gunungsindur Mandi Pakai Air Bensin'.

Tempat penampungan air sumur Ibu Cucum di Kampung Nagrog, Desa Pengasinan
Tempat penampungan air sumur Ibu Cucum di Kampung Nagrog, Desa Pengasinan (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Ke depannya Sumiyati menginginkan air di rumahnya dapat kembali normal seperti biasanya.

"Ya kita sih pengennya sumur kembali normal seperti biasa," tutupnya.

Melihat masalah itu, pihak SPBU dengan kode 34-16317 yang dicurigai sebagai penyebab air warga tercemar cuma bisa pasrah. 

SPBU yang berlokasi di Jalan Serpong-Parung itu hanya berjarak kurang lebih 60 meter dari rumah warga.

Perwakilan karyawan SPBU yang enggan disebut namanya mengaku, saat ini pihaknya mengikuti alur kepolisian.

Tak hanya itu, pihak SPBU juga dikabarkan akan mengikuti apa yang diinginkan warga terdampak.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved