Pesawat Jatuh di Pasuruan

Petani Bersaksi: Satu Pesawat Terbang Rendah Menuju ke Arah Saya, Saya Lari Sambil Menangis

"Satu pesawat menuju ke arah saya. Saya kebetulan sedang memotong kayu bakar di bukit. Saya pun berlari menyelamatkan diri sembari menangis," katanya.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Yuli A
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Prosesi penyambutan Pesawat Tempur Taktis, Super Tucano dari Brazil saat tiba di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh Malang, Senin (29/2/2016). Sebanyak empat pesawat Super Tucano terakhir pesanan TNI AU ini bergabung dengan Skadron 21 untuk memperkuat Alutsista TNI AU. 

"Satu pesawat menuju ke arah saya. Saya kebetulan sedang memotong kayu bakar di bukit. Saya pun berlari menyelamatkan diri sembari menangis," terangnya.

SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO - Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano bernomor registrasi TT-3111 dan TT-3103 milik TNI AU terjatuh di Lereng Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11/2023) sekira pukul 11.30 WIB.

 

Sejumlah warga Desa Keduwung Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan menyaksikan detik-detik dua pesawat itu mengalami kecelakaan.

 

Sebab, satu pesawat menghantam bukit atau blok Watugedek, di Desa Keduwung, dekat ladang warga.

Satu pesawat lain jatuh di Gunung Kundi, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan.

 

Seorang warga, Sukastini, mengatakan saat peristiwa terjadi saat dirinya dan kawan-kawan masyarakat tengah sibuk beraktivitas di ladang.

Selain itu, suasana Desa Keduwung tertutup kabut. Sedangkan cuaca mendung kehitaman.

"Saya melihat ada dua pesawat dari arah utara. Tapi anehnya, pesawat itu terbang pendek," kata Sukastini kepada TribunJatim-Timur ditemui di rumahnya. 

Petani itu melanjutkan, kemudian dia mendengar suara gemuruh.

Tak lama, insiden kecelakaan terjadi. Satu pesawat jatuh ke area Gunung Kundi, Kecamatan Lumbang.

Satu pesawat melaju dan menghantam bukit Watugedek, di Desa Keduwung.

"Satu pesawat menuju ke arah saya. Saya kebetulan sedang memotong kayu bakar di bukit. Saya pun berlari menyelamatkan diri sembari menangis," terangnya.

Suami Sukastini, Ponjoyo, menyebut selisih waktu dua pesawat itu terjatuh tidak lama sekira 2 menit.

Ponjoyo turut mendengar suara ledakan.

"Selisih dua pesawat itu terjatuh tak lama, sekitar 2 menit. Awalnya satu pesawat menabrak bukit Watugedek. Lalu terdengar ledakan dari pesawat yang jatuh di area Lumbang," sebutnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved