Berita Viral

Kisah Mbah Sukarti Tinggal di Kolong Jembatan 40 Tahun, Diejek Miskin, Keluarga Malu Saat Menjenguk

Beginilah kisah Mbah Sukarti tinggal di kolong jembatang selama 40 tahun menjadi viral di media sosial. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
Kolase Kompas.com dan Tribunnews
Kisah Mbah Sukarti Tinggal di Kolong Jembatan 40 Tahun, Diejek Miskin, Keluarga Malu Saat Menjenguk 

SURYAMALANG.COM - Beginilah kisah Mbah Sukarti tinggal di kolong jembatang selama 40 tahun menjadi viral di media sosial. 

Mbah Sukarti pun ikhlas diejek miskin lantaran tinggal di bawah kolong jembatan. 

Bahkan keluarga Mbah Sukarti sendri malu saat menjenguk dirinya yang saat ini tinggal di kolong jembaran. 

Diketahui Mbah Sukarti saat ini berusia 60 tahun. 

Suatu hari Mbah Sukarti tertidur pulas di atas dipan kayu yang terletak di pinggir Jalan Barito, Semarang Timur.

Tepatnya di kolong jembatan Jalan Soekarno-Hatta.

Di sampingya, terdapat satu lemari kayu dengan baju dan celana yang menggantung, beberapa drum berisi air, dua kasur, peralatan dapur, gerobak angkringan dan satu tangga untuk naik ke kolong jembatan.

Tidak hanya itu, terdapat tiga anjing kecil yang tampak berlarian menjaga sekeliling angkringan

Wanita asal Kudus itu mengaku, sudah 40 tahun lamanya hidup di kolong jembatan Jalan Soekarno-Hatta.

Tidak sendirian, di tempat terbuka itu Sukarti tinggal menetap bersama suami, anak, menantu dan dua cucunya.

Kisah Mbah Sukarti Tinggal di Kolong Jembatan 40 Tahun
Kisah Mbah Sukarti Tinggal di Kolong Jembatan 40 Tahun (Kompas.com)

Baca juga: Nasib Guru Honorer Jakarta Digaji Rp300 Ribu Padahal Kwitansinya Rp9 Juta, Kepsek Jadi Sorotan

Baca juga: Kondisi Ambulans RSUD Kanjuruhan Malang Tabrakan dengan Truk di Karangduren, Ringsek Parah

Meski tak punya atap dan dinding yang melindungi, dirinya menyebut, kolong jembatan dengan segala keterbatasannya itu sudah dia sebut sebagai 'rumah'.

"Saya diejek miskin tidak apa-apa, saya di sini kan cari makan, jualan. Yang penting sehat, tidak mencuri," ungkap dia, saat ditemui Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Sukarti mengatakan, 'rumah' yang dia tinggali itu tidak tersambung dengan aliran listrik.

Sehingga, saat malam hari dirinya harus menghidupkan aki untuk mendapatkan cahaya lampu. Lantas, untuk kebutuhan air bersih seperti mandi, memasak dan mencuci pakaian, biasanya membeli air yang ditampung di beberapa drum besar.

"Ya kalau tidur juga di sini," ucap dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved