Korban Erupsi Gunung Marapi

Kisah Novi Live Facebook Sebelum Tewas Kena Erupsi Marapi, Mendaki Bersama Anaknya yang Juga Korban

Beginilah kisah Novi live Facebook sebelum tewas kena erupsi Gunung Marapi belum lama ini. Mendaki bersama anaknya yang juga jadi korban meninggal.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
Tribunnews
Kisah Novi Live Facebook Sebelum Tewas Kena Erupsi Marapi, Mendaki Bersama Anaknya yang Juga Korban 

SURYAMALANG.COM - Beginilah kisah Novi live Facebook sebelum tewas kena erupsi Gunung Marapi belum lama ini.

Novi ternyata mendaki gunung bersama anak laki-lakinya yang juga menjadi korban tewas erupsi Gunung Marapi.

Wanita yang memiliki nama lengkap Novi Intan Sari dilaporkan menjadi korban erupsi Gunung Marapi bersama putranya, Wahlul Alde Putra.

Sebelum terkena erupsi Gunung Marapi, Novi Intan Sari rupanya sempat live Facebook.

Siapa sangka, postingan terakhirnya yang awalnya bahagia kini berubah jadi memilukan.

Diketahui jenazah anak Novi yakni Wahlul Alde Putra ditemukan lebih dulu.

Sementara itu, Novita Intan Sari juga dinyatakan meninggal dan jenazahnya masih dalam pencarian.

Dilansir dari Tribun Padang, ibu dan anak ini berasal dari Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang.

Novi Intan Sari bersama sang anak saat naik gunung bersama
Novi Intan Sari bersama sang anak saat naik gunung bersama (Facebook)

Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Gunung Marapi, 23 Pendaki Dinyatakan Meninggal Dunia dan Kemungkinan Bertambah

Baca juga: Kondisi Zhafirah Pendaki Gunung Marapi Terjebak Erupsi, Sulit Bicara hingga Mengalami Luka Bakar

Sebelum insiden tragis itu terjadi, korban Novita sempat melakukan siaran live di akun Facebooknya.

Dalam video itu, tampak Novita yang mengenakan hoodie abu-abu berjalan di jalur pendakian.

Ia berjalan bersama dua pendaki wanita dan juga beberapa pendaki pria.

“Ini anak-anak,” ucap Novita memperlihatkan wajah pendaki lain di belakangnya.

Pendaki wanita dalam video Novita diduga adalah Yasirli Amri yang juga ikut menjadi korban.

“korban erupsi gn marapi , yang mengambil video atas nama Novita intan sari , belum ditemukan sampai skrang , semoga cepat ditemukan kita bantu doakan ya teman*, juga ada video siaran langsung di pagi hari sblm kejdiaan saat berada di tugu abel , lihat aja ke fb nya lngsung. doakan semoga semuanya selamat,” tulis akun @kaolinjewelry1 yang mengunggah video live Novita.

Postingan terakhir Novi sebelum tewas kena erupsi Marapi
Postingan terakhir Novi sebelum tewas kena erupsi Marapi (tiktok)

Baca juga: Nasib Apes Polisi Ditipu Polisi di Palembang, Rugi Rp 150 Juta Kena Modus Urus Mutasi Jabatan

Baca juga: Kisah Bayi Divonis Hidrosefalus Sejak di Kandungan, Lahir Kepala Membesar, Kini Cuma Bisa Tiduran

Baca juga: Viral Dokter Bantu Keluarkan Bayi Membusuk di Kandungan, Sampai Muntah Karena Bau Menyengat

Sementara itu, dikutip dari Tribun Padang, Camat Koto Tangah, Darmalis membenarkan jika pendaki ibu dan anak itu adalah warganya.

"Iya ada warga kita, yaitu anak dan ibunya," kata Darmalis.

Kedua korban merupakan warga dari abak Batu Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar.

Korban Wahlul sudah berhasil diidentifikasi, sedangkan Novita masih dalam pencarian.

CERITA Warga Temukan 11 Jasad Korban Erupsi Marapi

Warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat ikut membantu mencari pendaki korban erupsi Gunung Marapi.

Pencarian warga ternyata membuahkan hasil, mereka menemukan 11 pendaki yang terjebak saat Gunung Marapi erupsi.

Namun sayang 11 pendaki tersebut ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Para pendaki yang meninggal itu ditemukan di sekitar kawasan puncak dan cadas Marapi.

Mayoritas para korban mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangan.

Riwayat Gunung Marapi Paling Aktif di Sumatera, Tahun Ini Meletus 2 Kali, Total Lebih dari 50 Kali
Riwayat Gunung Marapi Paling Aktif di Sumatera, Tahun Ini Meletus 2 Kali, Total Lebih dari 50 Kali (TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri/istimewa/grup WhatsApp)

Meski menemukan 11 pendaki yang meninggal, warga belum bisa melakukan evakuasi jenazah seluruhnya.

Warga hanya mengevakuasi dua jenazah dulu dan menandai lokasi korban lainnya.

Kisah penemuan 11 pendaki yang tewas di Gunung Marapi karena erupsi itu diungkap oleh salah satu warga, Edi Sutan Marajo.

Pria yang karib disapa Mak Jo itu bersama 12 warga Batu Palano, Kabupaten Agam turut membantu evakuasi dua pendaki yang terjebak erupsi Gunung Marapi pada Minggu (5/12/2023).

Mak Jo mengisahkan, awalnya, ia dan warga lainnya bermaksud menyalurkan logistik atau makanan kepada tim gabungan.

Namun, warga berinisiatif membantu evakuasi. Mereka lewat jalur lama yang hanya diketahui warga Batu Palano.

Mak Jo bilang ia dan warga menemukan 11 pendaki di sekitar puncak dan cadas Marapi.

Saat itu, hanya ada dua kantong mayat. Mereka kemudian memasukkan dua orang korban ke kantong mayat itu.

Mak Jo mengatakan, dua orang korban yang dievakuasi itu ditemukan sekitar cadas, atau sekira 300 meter dari tugu Abel di puncak Marapi.

Edi Sutan Marajo yang karib disapa Mak Jo evakuasi korban erupsi Marapi (dok pribadi)
Edi Sutan Marajo yang karib disapa Mak Jo evakuasi korban erupsi Marapi (dok pribadi)

"Kondisi korban umumnya luka bakar, di muka dan tangan. Sudah meninggal dunia," ujarnya.

Karena hanya bisa mengevakuasi dua jeazah, sementara, sembilan lainnya belum bisa dievakuasi. Warga lantas menandai titik-titik ditemukannya korban.

"Kami tandai dengan carrier yang dihimpit batu, lalu dengan kayu yang dililit bunga dan kain.

Kemudian sesampainya di bawah kami kasih tahu ke tim gabungan," ujar Mak Jo kepada TribunPadang.com (Grup SURYAMALANG.COM), Selasa (5/12/2023).

Saat itu warga mengevakuasi dengan penerangan seadanya, yakni senter handphone.

Mak Jo dan warga lainnya mengevakuasi dua pendaki itu pada Senin (4/12/2023) petang.

Akhirnya, dua korban berhasil di evakuasi hingga ke pos pendakian Batu Palano sekitar pukul 22.00 WIB.

Kedua korban yang disebut sudah meninggal itu kemudian langsung ditunggu ambulans.

Lebih lanjut, Mak Jo mengatakan, saat warga mengevakuasi erupsi masih terus terjadi.

"Masih erupsi, kami entah bagaimana tak memikirkan itu, pokoknya secepatnya kami bawa ke bawah," tambah dia.

Ia melanjutkan, saat mengevakuasi korban, ia tetap memikir risiko.

af
Petugas gabungan bersiap-siap untuk pergi mengevakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang masih berada di puncak, Selasa (5/12/2023). Hari ini ada operasi kedua setelah gunung itu meletus pada Minggu (3/12/2023) siang. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Tapi pengalaman dan pengenalan medan sebagai warga setempat membuat Mak Jo dan warga lainnya memiliki perhitungan tersendiri.

"Tapi biasanya kalau Marapi meletus kalau sudah mengeluarkan material itu setelahnya erupsi sesudahnya cuma abu, yang diwaspadai abu panas," imbuh Mak Jo.

"Sementara kami juga dari dulu secara ilmu alamnya, lihat arah angin. Kalau arah angin ke utara kami naik, kalau ke barat kami cari perlindungan dulu," lanjut dia.

Terakhir kata Mak Jo, ia dan 13 warga menuju puncak melalui jalur lama yang hanya diketahui warga Batu Palano dan komunitas trail adventure.

Jalur ini hemat waktu sekitar satu setengah jam.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved