Perampokan Maut di Gresik

Polisi Akui TKP Kasus Perampokan Maut Gresik Sudah Berubah dan Menyulitkan Penyelidikan

Anggota Satreskrim Polres Gresik sempat kesulitan mengidentifikasi, sebab keluarga sudah memindahkan jenazah dan membersihkan tempat tidur. 

Penulis: Sugiyono | Editor: Dyan Rekohadi
KOLASE - SURYAMALANG.COM/Sugiyono-Willy Abraham
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan saat di kamar jenazah RSUD Ibnu Sina dan kondisi rumah korban perampokan maut di kecamatan Dukun , Gresik, Sabtu (16/3/2024).  

SURYAMALANG.COM, GRESIK - Jajaran Satreskrim Polres Gresik dibuat jadi kesulitan dalam menyeldiki kasus perampokan maut di Gresik karena Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang sudah 'rusak'.

Saat olah Tempat kejadian perkara (TKP) anggota Satreskrim Polres Gresik sempat kesulitan mengidentifikasi, sebab keluarga sudah memindahkan jenazah dan membersihkan tempat tidur. 

Baca juga: Suami Korban Perampokan di Gresik Sempat Menduga Istrinya Mengakhiri Hidup Sendiri, Tak Tahu Apa-Apa

"Doakan saja, semoga segera terungkap, sebab tempat kejadian sudah berubah," ujar AKP Aldhino Prima Wirdhan, Kasat Reskrim Polres Gresik .

Seperti diberitakan sebelumnya, jasad korban perampokan Wardatun Thoyyibah (28) yang ditemukan di kamar rumahnya di Desa Imaan, Kecamatan Dukun - Gresik, Sabtu (16/3/2024) pagi ternyata sudah 'dibersihkan' oleh pihak keluarga sebelum polisi datang.

Suami korban, Mahfud yang merupakan orang pertama yang mengetahui tewasnya korban sebelumnya mengatakan jika jasad istrinya sudah langsung diangkat oleh kakaknya.

"Pertama tahu sekitar jam 5 lebih (pagi), saya lihat di bawah tempat tidur ada banyak darah. Kemudian saya langsung ke rumah kakak saya. Kakak saya yang pertama mengangkat jenazah istri saya," ujar Mahfud pada SURYAMALANG.COM , Sabtu (16/3/2024).

Dia mengaku tidak tidur dalam satu kamar dengan istrinya saat kejadian.

Ia menyebut tidak mengetahui apa-apa, termasuk tidak tahuciri-ciri pelakunya.

Kondisi rumah korban perampokan di Desa Imaan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Sabtu (16/3/2024). Tampak pintu belakang rumah korban yang diduga dicongkel oleh pelaku.
Kondisi rumah korban perampokan di Desa Imaan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Sabtu (16/3/2024). Tampak pintu belakang rumah korban yang diduga dicongkel oleh pelaku. (SURYAMALANG.COM/Willy Abraham)

Baca juga: Hasil Autopsi Ungkap Sadisnya Pelaku Perampokan di Gresik, Empat Luka Tusuk, Tembus Sampai Ulu Hati

Selain pengakuan suami korban, mertua korban, H Khuzaini (65), juga mengaku telah mengangkat korban Wardatun Thoyyibah.

Khuzaini bahkan juga mengakui telah membersihkan jasad menantunya itu sebelum polisi datang.

"Tahu-tahu dibangunkan Mahfudl, sambil meminta tolong. Saya langsung lari ke rumah (korban) dan masuk kamar. Dan melihat Datun (Panggilan akrab Wardatun Thoyyibah) terlungkup di lantai. Di kasur juga banyak darah. Sedangkan anaknya masih tidur," kata Khuzaini. 

Setelah melihat Datun terlungkup di lantai, Khuzaini langsung mengangkat jasat Datun ke atas tempat tidur yang telungkup di lantai.

Ia juga mengambil anak korban yang masih tidur.

Setelah itu, Khuzaini membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah Datun yang berlumuran darah menggunakan tangan.  

"Saya kira digigit ular, sebab terlihat ada lubang-lubang di leher. Dan baju daster yang dipakai juga berlumuran darah. Baru sadar kalau itu pencurian, setelah anak saya (Mahfudl), mengetahui uang di lemari tidak ada dan pintu belakang terbuka," katanya. 

Terkait hasil autopsi korban, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, dari pemeriksaan dokter forensik RSUD Ibnu Sina, pada tubuh Wardatun Thoyyibah terdapat 4 tusukan benda tajam.

Luka tusuk di tubuh korban Yaitu tusukan pada leher depan ada dua, leher belang ada satu tusukan dan pada dada ada satu kali tusukan

"Dari hasil keterangan dokter, yang mematikan adalah tusukan di dada, karena tembus ke jantung akibat terkena tusukan pisau," kata Aldhino. 

Foto kenangan keluarga Mahfudl bersama istrinya yang menjadi korban tewas dalam perampokan, Sabtu (16/3/2024) dan putrinya.
Foto kenangan keluarga Mahfudl bersama istrinya yang menjadi korban tewas dalam perampokan, Sabtu (16/3/2024) dan putrinya. (SURYAMALANG.COM/Sugiyono)

Dari melihat pada luka korban, Aldhino menegaskan tidak ada perlawanan dari korban atas kasus pencurian tersebut.

"Kalau ada perlawanan, pasti ada luka-luka pada anggota tubuh lain, tapi ini tidak ada," imbuhnya. 

Atas aksi pencurian tersebut, barang yang hilang dipastikan hanya uang sekitar Rp 150 Juta dan sebuah handphone.

"Dari keterangan suami korban, bahwa barang yang hilang hanya uang Rp 150 Juta dan sebuah handphone. Tidak ada perhiasan," katanya. 

Sementara, putri Wardatun Thoyyibah yang mengalami luka sayatan pada kaki, diamankan di rumah saudara dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. 

"Putri korban dibawa oleh saudaranya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan akibat luka sayatan pada kaki," imbuhnya. 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved