Perampokan Maut di Gresik
Pengakuan Mertua Korban Perampokan Maut di Gresik, Sempat Membangunkan Sahur Tapi Tak Direspon
Khuzaini, mertua korban mengatakan, sekitar pukul 03.00 WIB sempat mengetok pintu rumah Mahfudl untuk membangunkan makan sahur.
Penulis: Sugiyono | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, GRESIK - Pengakuan dari nenek korban perampokan maut di Gresik menjadi keterangan baru di balik peristiwa berdarah itu.
H Khuzaini (65), ibu dari Mahfudl (44) suami korban Wardatun Thoyyibah menyatakan jika dirinya sempat berusaha membangunkan keluarga korban untuk sahur.
Baca juga: Fakta Baru Mama Muda Jadi Korban Perampokan Maut di Gresik, 3 Luka Tusuk di Leher Bukan Dari Pisau
Mertua korban itu juga menjadi salah satu saksi yang pertama kali melihat secara langsung kondisi korban yang telah meninggal dunia di dalam kamar.
Khuzaini mengatakan, sekitar pukul 03.00 WIB sempat mengetok pintu rumah Mahfudl untuk membangunkan makan sahur.
Namun, saat itu tidak ada respon dari dalam rumah korban, sehingga ditinggal kembali ke rumah yang posisinya hanya berdampingan dengan rumah korban.
Saat itu mertua korban juga tidak merasa curiga apapun.

Bahkan sampai H Khuzaini melanjutkan ke masjid untuk sholat subuh dan setelah sholat, kembali pulang ke rumah dan melanjutkan bersih-bersih piring, ia tidak merasa ada kejanggalan apapun.
"Kemudian, tertidur. Tahu-tahu dibangunkan Mahfudl, sambil meminta tolong. Saya langsung lari ke rumah dan masuk kamar. Dan melihat Datun (Panggilan akrab Wardatun Thoyyibah) terlungkup di lantai. Di kasur juga banyak darah. Sedangkan anaknya masih tidur," kata Khuzaini.
Setelah melihat Datun terlungkup di lantai, Khuzaini langsung mengangkat jasat Datun ke atas tempat tidur .
Ia juga mengambil anak korban yang masih tidur.
Setelah itu, membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah Datun yang berlumuran darah menggunakan tangan.
"Saya kira digigit ular, sebab terlihat ada lubang-lubang di leher. Dan baju daster yang dipakai juga berlumuran darah. Baru sadar kalau itu pencurian, setelah anak saya (Mahfudl), mengetahui uang di lemari tidak ada dan pintu belakang terbuka," katanya.
Menurut Khuzaini, setelah itu tetangga ramai dan perangkat desa datang.
Perangkat desa ada yang lapor ke Polisi.
Khuzainipun mengaku heran dengan semua yang terjadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.