Anak Tunggui Jenazah Ibu di Kamar

BREAKING NEWS Anak Berkebutuhan Khusus 5 Hari Tunggui Jenazah Ibunya Hingga Membusuk di Banyuwangi

DA ditemukan dalam kondisi tubuh lemas dan kurus di dalam kamar disamping jenazah ibunya, SK (60) yang sudah dalam kondisi membusuk

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Aflahul Abidin
Rumah kontrakan yang menjadi tempat tinggal SK dan DA di Kelurahan Singoturunan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi. SK ditemukan meninggal dunia dalam kondisisudah membusuk ditunggui DA yang menangis di samping jenazah di dalam kamar, Minggu (24/3/2024) 

SURYAMALANG.COM, BANYUWANGI  - Anak berkebutuhan khusus (ABK) - DA (31) ,ditemukan dalam kondisi mengnaskan, tidur bersama jenazah ibunya yang sudah membusuk di dalam kamar rumah, di Jalan Raung, Kelurahan Singoturunan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Minggu (24/3/2024).

DA ditemukan dalam kondisi  tubuh lemas dan kurus di dalam kamar.

Sementara jenazah ibunya, SK (60) ditemukan sudah dalam kondisi membusuk hingga sudah keluar belatung.

Saat ditemukan, DA yang sudah lemas masih menangis, tidur di samping jenazah ibunya.

Kondisi memprihatinkan itu didapati warga yang berinisiatif mendobrak pintu rumah korban yang terkunci.

SK tinggal di rumah kontrakannya di RT/RW 04/03 bersama seorang anak angkatnya DA (31).

DA diketahui merupakan mengidap autisme.

Selama ini, SK bekerja sebagai pedagang empon-empon di Pasar Banyuwangi.

Salah seorang kenalannya merasa curiga SK tak menampakkan diri di pasar selama sekitar 4-5 hari.

Kenalan tersebut akhirnya mendatangi rumah kontrakan SK pada Minggu.

Ia curiga sebab rumah tersebut tertutup rapat dan aroma busuk tercium.

"Kemudian melaporkan ke kami. Kami bersama warga kemudian membuka secara paksa rumah tersebut dari luar," kata Ketua RT setempat, Ainur Rofiq.

Saat pintu belakang rumah berhasil dibuka, warga masih harus mendobrak pintu kamar korban yang kondisinya juga terkunci.

Setelahnya, baru diketahui bahwa SK telah meninggal.

Posisinya berbaring di atas kasur. Kulitnya mengelupas dan belatung telah memenuhi sebagian tubuhnya. Sementara sang anak juga berbaring di kasur yang sama.

Di dekat ibunya, ia menangis.

"Anaknya sudah biasa menangis atau teriak-teriak. Jadi tidak tahu menangisnya karena ibunya meninggal atau karena yang lain," imbuh dia.

Rofiq dan warga lain melaporkan meninggalnya SK ke Polsek Banyuwangi Kota. Informasi itu pun diteruskan ke petugas kesehatan agar korban dapat dievakuasi.

Proses evakuasi berjalan dua kali. Anak korban dievakuasi pertama kali.

Kondisinya sudah lemas dan kurus. Ia diangkut ke ambulans untuk dibawa ke rumah sakit.

Setelahnya, petugas kesehatan mengevakuasi jenazah sang ibu.

Jenazah diurus di rumah sakit. Proses pemakaman menunggu keputusan keluarga.

Kapolsek Banyuwangi Kota AKP Kusmin menjelaskan, alamat korban berdasarkan kartu identitas adalah warga setempat.

Namun, alamat yang tertera berada di jalan lain.

Korban tak memiliki keluarga dekat yang tinggal di sekitar lokasi.

Pihaknya memprakirakan, korban telah meninggal lebih dari empat hari sebelum ditemukan.

Menurut keterangan warga, korban tak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan.

"Kepada warga sempat mengeluh migran dan ada yang bilang juga punya riwayat sakit lambung. Masih akan kami cek," ujarnya. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved