Berita Viral

Reaksi Sekolah Usai Viral Siswi SMA Nunggak Rp 50 Ribu Dilarang Ikut Ujian, Kepsek Tak Mau Kompromi

Reaksi sekolah setelah viral sosok Dian siswi SMA nunggak Rp 50 ribu dilarang ikut ujian, Kepsek ngaku tak mau kompromi.

|
Instagram @fakta.jakarta
Sosok Dian siswi SMA nunggak Rp 50 ribu dilarang ikut ujian, Kepsek ngaku tak mau kompromi. 

SURYAMALANG.COM, - Reaksi sekolah setelah viral siswi SMA nunggak Rp 50 ribu dilarang ikut ujian dijawab oleh Kepala Sekolah (Kepsek). 

Sedangkan murid yang nunggak bayar SPP sebesar Rp 50 ribu tersebut adalah Dian, siswi SMA Negeri 2 Maumere di Kabupaten Sika, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Dian menjadi sorotan setelah video-nya terpaksa berada di luar kelas saat ujian sedang berlangsung beredar di Instagram. 

Video Dian pun diunggah akun @fakta.jakarta pada Kamis (18/4/24) lalu. 

Dalam rekaman itu, Dian yang masih mengenakan seragam lengkap tampak duduk sendirian di luar kelas.

Dian lalu dihampiri perekam video yang merupakan seorang wanita.

Perekam lalu bertanya penyebab Dian tidak mengikuti kelas. 

“Duduk di luar sini kenapa?” tanya perekam video.

“Kendala uang sekolah mama, Rp 50 ribu,” jawab Dian.

Artikel Pos-Kupang.com 'Viral Siswa SMA Negeri 2 Maumere Tidak Ikut Ujian Karena Menunggak Uang Sekolah'.

Baca juga: Ledakan Dahsyat Petasan Pernikahan di Bangkalan Madura Tewaskan Adik Pengantin, Mempelai Pria Kritis

Dian mengaku sudah memberi tahu orang tuanya terkait pelunasan uang sekolah ini, namun belum memiliki biaya untuk melunasinya.

“Mama bilang uangnya belum ada,” kata Dian.

Orang tua Dian menitip pesan kepada pihak sekolah agar anaknya diberi kesempatan ikut ujian dahulu, jika sudah ada uang mereka berjanji melunasinya.

Pesan tersebut, kata Dian sudah disampaikan kepada pihak sekolah, namun pihak sekolah tetap melarang Dian ikut ujian sebelum melunasi biaya tersebut.

“Pihak sekolah mintanya harus dibayar semua dulu baru bisa masuk sekolah, masuk ujian,” ungkap Dian

Hal serupa juga diungkap Dian ketika berhasil diwawancarai wartawan. 

Dian mengaku keterlambatan pembayaran uang sekolah itu sudah disampaikan kepada sekolah dan kepada orang tuanya.

"Saya sudah sampaikan ke orang tua, tapi orang tua minta supaya sekolah mengizinkan saya ikut ujian dulu" jelas Dian melansir Pos-Kupang.com (grup suryamalang), Kamis (18/4/24). 

"Nanti habis ujian besok lusa ada uang baru dikasih," ungkap Dian menirukan pesan orang tuanya.

Respons Sekolah

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Hendrik Hadir kepada wartawan menegaskan kondisi di sekolahnya itu memang seperti yang terjadi saat ini.

Hendrik menjelaskan tunggakan uang sekolah itu sebenarnya akumulasi dari tahun kemarin dan semester kemarin.

"Pembayarannya juga bertahap agar tidak berat. Kenyataannya masih ada tungggakan" ungkap Hendrik melansir Pos-Kupang.com Kamis (18/4/24). 

"Pihak sekolah juga memikirkan psikologi anak dan psikologi orang tua menghadapi ujian tidak terbebani lagi soal uang," lanjut Hendrik. 

Saat disinggung berapa jumlah siswa yang dipulangkan, Hendrik mengaku kurang lebih ada 20 orang.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala SMAN 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi, S.Pd saat dikonfirmasi terpisah.

Menurut Andreas, para siswa yang dipulangkan alias dilarang ikut ujian itu merupakan strategi dari pihak sekolah.

Andreas sengaja tidak mau kompromi dengan siswa-siswinya karena ingin menyadarkan orang tua. 

"Itu strategi kami untuk anak pulang dan menyampaikan kepada orang tua untuk menyadari dan berusaha menyelesaikan tunggakan uang sekolah dari semester sebelumnya," pungkas Andreas. 

Dampak dari viralnya video tersebut memancing banyak simpati dari netizen. 

Akun Instagram @NTT_update Kamis (18/4/2024) yang ikut mengunggah video Dian beserta beritanya mendapat banyak komentar yang mengaku ingin membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Respons pertama justru disampaikan Kepala Ombudsman NTT Perwakilan NTT, Darius Beda Daton, S.H, dengan menanyakan nama sekolah yang mempraktikkan kasus tersebut. 

Menariknya, praktik tersebut ternyata tidak hanya terjadi di Maumere, dimana-mana pun kasus serupa terjadi, termasuk di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

'Jangankan di Maumere di Kota Kupang sa sekolah yang favorit sa seperti ini, apa salah jangan jatuhkan mental anak biarkan dia ikut ujian. Saat ambil rapor baru orang tua dengan guru yang bicarakan.

Anak-anak ini tugasnya pi sekolah dulu belajar ujian, administrasi-administrasi lain diatur guru untuk pendekatan ke orang tua. Kdang bikin-bikin terlalu bikin anak-anak mental rusak sa .

Pdahal dong su siap untuk ujian. Kalau pejabat-pejabat ceke-ceke doi korupsi untuk kepentingan pribadi tidak ada tindak tegas, masa untuk generasi-generasi penerus dibuat seperti ini . Terlalu lucu-lucu' komentar @nataliamirakh.

Lalu ada juga warganet yang meminta nomor telepon Dian dengan maksud membantu melunasi tunggakan sekolah siswi tersebut. 

'Admin minta no telepon anak ini, sekalian no telepon sekolahnya, uang sekolahnya Insya'Allah biar beta yang bayar kasih selesai' komentar @dwina_fanniaofficial.

Warganet lain juga berkomentar serupa.

'Minta sekolah punya norek sekalian dengan guru yang tidak ada hati punya rek," timpal @ratnaoktaviyantiloasana.

'Kaka nona pung sosmed apa e info ko saya bantu transfer uang buat bayarin dulu' komentar @alabaster69.

'Beta bukan orang kaya, b ju susah ma kalo 50 ada rekening yang bisa ktg kirim ko?? Ini ktg pung saudara ju mau sekolah tapi ke susah mati' komentar @kakuak_kempo.????

Sebaliknya, ada pula warganet yang memahami masalah tersebut dengan melihat dari sudut pandang sekolah dan guru. 

'Hanya bisa tersenyum, karena tau kalo ada di dalam sistem itu semua serba salah. Giliran su kasih kebijakan dan kelonggaran, abis ujian ilang. Sekolah ju pasti su kasih tahu dari jao” hari. Hadohhh hak su diterima ma giliran mau kasih kewajiban sa susah. Beratttt' komentar @syanemudak.

'Kira guru sonde ada kerja laen ko?  Mau isi PMM ko isi kinerja ko? Urus observasi ko? Bikin RPP? Bahan ajar? atau mau urus pendekatan dengan orang tua. Berat jadi guru' imbuh akun @syanemudak lagi. 

Kemudian warganet lain memberi beragam komentar dari mengkritisi pemerintah hingga pihak sekolah yang enggan memberi toleransi. 

'Lebih baik biaya sekolah yang gratis daripada makan gratis. Pernah rada uang sekolah sonde ada, mau pi sekolah ju perasaan mamati' komentar @may_est4.

'Perasaan hampir tiap bulan Jokowi bagi-bagi bansos untuk masyarakat yang tidak mampu, masa uang Rp50 ribu tdk mampu? Kita jangan hanya dengar sepihak saja krn sekolah juga punya aturan' komentar @nonavianylende.

'Beta liat yang komen ini orang-orang baik yang mau bantu adik nona na go ahead snde apa apa silakan," komentar @richshandiy.

'Masa hanya gara gara uang 50 tidak ikut ujian. Uang 50 tidak sama dengan masa depan anak' tulis @masan_bolene.

'Tolong pak. Hanya perkara menunggak uang sekolah 50K anak ini tidak diijinkan mengikuti ujian @jokowi @prabowo @nadiemmakarim' komentar @dedekelvin.

Ikuti berita lainnya di News Google >> SURYAMALANG.COM

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved