Kondisi Pilu Siswa SD Dihukum Guru Sampai Kritis, Saraf Rusak Permanen, Ibu Nangis Menderita
Kondisi pilu siswa SD dihukum guru sampai kritis, saraf rusak permanen, ibu nangis menderita anaknya kini berubah.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Sarah Elnyora Rumaropen
SURYAMALANG.COM, - Kondisi pilu siswa SD dihukum guru sampai kritis membuat ibunya sedih sekaligus geram dengan peristiwa yang terjadi.
Ibu bernama Mogahana Selvi berusia 35 tahun itu harus menerima kenyataan pahit anaknya yang dulu sehat kini mengidap penyakit.
Semua itu terjadi sejak saraf anaknya mengalami kerusakan permanen gara-gara dihukum guru di sekolah.
Peristiwa di Malaysia ini terjadi ketika pada awal April 2024 lalu negara-negara Asia mulai India hingga Filipina mencatat rekor suhu panas ekstrem.
Kondisi tersebut menyebabkan banyak masalah kesehatan bagi masyarakat.
Malaysia juga tidak terkecuali, suhu di luar ruangan kadang-kadang mencapai hampir 40 derajat Celcius.
Hal tersebut memaksa pemerintah mengumumkan keadaan darurat panas pada bulan Maret.
Di tengah situasi tersebut seorang guru di Ampang Jaya (pinggiran ibu kota Kuala Lumpur) mengambil sikap yang tidak dapat dipahami.
Guru tersebut menghukum siswa berusia 11 tahun dan memaksanya berdiri di bawah sinar matahari mulai pukul 10.00 hingga 12.50 pada 30 April 2024.
Akibatnya, bocah berinisial AD asal Filipina tersebut menderita serangan panas dan harus dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Setelah menjalani perawatan di RS Ampang, AD didiagnosis menderita kerusakan saraf permanen.
Baca juga: Prediksi Egi Bisa Segera Bebas Menurut Hotman Paris, Alasannya Jelas Sorot CCTV TKP Kasus Vina

Berbagi dengan pers, Mogahana Selvi, ibu dari anak laki-laki tersebut tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.
Mogahana menyebut putranya kini mejadi seorang penyandang disabilitas bahkan harus pindah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus.
“Rumah sakit telah mengeluarkan surat keterangan bahwa anak saya adalah penyandang disabilitas (PwD) dan perlu dikirim ke rumah sakit sekolah untuk anak berkebutuhan khusus," kata Mogahana pilu mengutip Eva.vn pada Jumat (31/5/2024) melansir TribunTrends (grup suryamalang).
Melihat putranya yang semula lincah dan sehat kini harus menanggung penyakit, Mogahana Selvi sangat patah hati.
Bahkan perubahan sikap anaknya membuat Mogahana tidak kuasa menahan air mata.
“Dia sering bersembunyi dari orang dan berbicara pada dirinya sendiri,” kata Mogahana menangis.
Pengacara Dinesh Muthal, kuasa hukum keluarga korban mengatakan kejadian itu menimbulkan banyak tekanan bagi orang tua korban, terutama Mogahana Selvi yang sedang hamil tiga bulan.
Pak Muthal menambahkan, pihak keluarga akan mengajukan gugatan perdata dan meminta pihak berwenang mengadili guru yang terlibat.
“Selain gugatan perdata, kami ingin guru yang terlibat dapat dituntut di pengadilan dan mendapat hukuman yang setimpal (bila terbukti bersalah),” tegas Pak Muthal.
Polisi menyatakan, telah selesai mengusut kasus tersebut dan melimpahkan kesimpulannya ke Kejaksaan Rakyat untuk ditangani sesuai kewenangan.
Namun, pengacara Muthal mengatakan hasil penyelidikan polisi "tidak memuaskan".
Menurut Muthal, pihak sekolah mengirimkan tiga surat peringatan kepada orang tua bocah tersebut karena tidak masuk sekolah selama menjalani perawatan.
Namun pihak sekolah tidak pernah menyebutkan "fakta bahwa anak tersebut dipaksa berdiri di bawah sinar matahari".
Kasus Serupa di Indonesia
Pada Oktober 2023, kasus serupa juga pernah viral di media sosial saat seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Negeri 1 Taliwang, Sumbawa Barat menghukum siswanya pakai kayu.
Awalnya, Akbar menyuruh siswanya salat zuhur berjamaah, namun ada tiga orang murid yang melanggar.
Akbar kemudian menegur ketiga siswa tersebut namun diabaikan hingga akhirnya memukul telapak tangan dan pundak ketiga muridnya.
Melansir TribunKaltim.co, akibat kejadian itu orang tua salah satu siswa melaporkan Akbar Sarosa ke polisi.
'Pak Akbar dilaporkan oleh orangtua murid karena anaknya dihukum lantaran tidak mau disuruh shalat. Semoga Pak Akbar mendapatkan keadilan' tulis Deni Ali pengunggah video viral di TikTok akun @deni_ali28.
Baca juga: Viral Wanita ODGJ Melahirkan Bayi Perempuan Padahal Tak Punya Suami, Ngaku Dinodai Sosok Penting
Kasat Reskrim Iptu Adi Satyia lalu membenarkan adanya laporan kasus tersebut dan berupaya melakukan mediasi namun menemui jalan buntu.
Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejari Sumbawa Barat, AA Putu Juniartana Putra saat ditemui (4/10/2023) mengatakan terdakwa pada sidang sebelumnya mengakui melakukan pemukulan dan dibuktikan dari hasil visum.
"Terdakwa mengakui melakukan pemukulan dengan kepalan tangannya. Dan ada memar di leher siswa dari hasil visum et repertum," ungkap Agung.
Terpisah, guru bernama Akbar Sarosa itu pun mengakui sudah melakukan tindakan pemukulan terhadap muridnya berinisial MAS.
"Saya pukul murid menggunakan kayu memang adalah hal yang benar dan itupun yang dipukul memang anak itu atau MAS," ujar Akbar melansir tayangan youtube TV Onenews (9/10/2023).
Kendati demikian, Akbar Sarosa menyebut pukulan tidak mengenai badan siswa melainkan tas ranselnya.
"Saya pukul itu adalah ranselnya karena kebetulan anak tersebut menggunakan ransel. Setelah itu langsung saya buang," jelas Akbar Sarosa.
"Jadi kayunya kira-kira sepanjang 50 cm, kebetulan kayu yang memang tergeletak di tanah, niat awal saya memang hanya menakuti anak-anak saya supaya bergegas" ungkap Akbar.
"Ya namanya anak-anak kalau hanya melihat kita memegang kayu saja itu sudah kocar-kacir," ujar Akbar.
Mengenai hasil visum yang dilakukan siswa MAS dalam laporan kepolisian, Akbar Sarosa menerima.
Akbar tak mengelak karena visum didapat dari pemeriksaan resmi rumah sakit berdasarkan saran dari pihak kepolisian.
"Ya kalau berdasarkan hasil visum saya tetap mempercayai itu adalah hasil yang benar karena itu visum dilakukan oleh korban bersama orang tuanya yang dilakukan sesuai rekomendasi kepolisian, jadi hasil visum benar adanya," ujar Akbar.
Akbar juga bereaksi soal tuntutan dari orang tua muridnya yang meminta ganti rugi senilai Rp 50 juta.
"Kalau saya pribadi awal mula itu kita sudah mengupayakan proses mediasi yang dimana saya mengakui perbuatan saya yang mendisiplinkan anak-anak tersebut dengan cara kekerasan adalah kesalahan," tutur Akbar.
Akbar Sarosa pun menyampaikan permintaan maaf kepada orangtua MAS.
"Sekali lagi saya benar benar minta maaf, tapi proses mediasi itu tidak ditemukan titik temu jadi berujung ke pengadilan seperti saat ini," tutup Akbar.
Terlihat Sejak Awal Azizah Salsha Ngaku Tak Mau Nikah Muda Anti Diatur-atur Ayah Bantah Perjodohan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Malang dan Kota Batu Hari Ini Kamis 28 Agustus 2025, Hujan-Berawan Dingin 16-17°C |
![]() |
---|
Berita Arema FC Hari Ini Populer: Alasan Rekrut Agusti Ardiansyah, 2 Sosok Pengganti Achmad Maulana |
![]() |
---|
WEJANGAN Andre Rosiade ke Pratama Arhan Sebelum Sang Mantu Gugat Cerai Azizah Salsha |
![]() |
---|
6 Rekomendasi Kuliner Legendaris Sekitar Kayutangan Malang yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.