Breaking News

Keluarga Cendana

Kisah Keluarga Cendana Ibadah Haji Tolak Dibiayai Negara, Soeharto dan Ibu Tien Disambut Jemaah Lain

Beginilah kisah keluarga Cendana ibadah haji yang ternyata menolak untuk dibiayai oleh negara. 

|
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Twitter Tutut Soeharto
Presiden Soeharto dan keluarga melaksanakan ibadah haji pada 1991. 

Setelah lulus SMA ia bekerja sebagai pegawai bank, kemudian bergabung dengan tentara kolonial Belanda.

Namun, setelah penaklukkan Jepang tahun 1942, Soeharto masuk ke korps pertahanan rumah yang berada di bawah naungan Jepang.

Kemudian menerima pelatihan untuk menjadi seorang perwira.

Usai menyerahnya Jepang, pada tahun 1945, ia bertempur sebagai prajurit Indonesia bergerilya untuk mencari kemerdekaan dari Belanda.

Usai kemerdekaan Indonesia Belanda terus melakukan serangan untuk merebut kembali Indonesia dalam agresi militer yang dilancarkan Belanda dibantu Sekutu.

Tahun 1950, Soeharto menonjol menjadi komandan batalyon di Jawa Tengah dan menjadi letnan kolonel.

Selama 15 tahun, ia naik pangkat di Angkatan Darat Indonesia, dan menjadi kolonel tahun 1957, brigadir jenderal pada tahun 1960 dan mayor jenderal 1962.

Tahun 1963, Soeharto yang karir militernya lumayan moncer ditunjuk sebagai komando strategis Angkatan Darat, sebuah pasukan berbasis di Jakarta.

Pasukan yang berbasis di Jakarta yang digunakan untuk menanggapi keadaan darurat nasional.

Saat itu Indonesia sedang berkecamuk dengan kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan tentara yang menjalankan doktrik antri komunis.

Pada tanggal 30 September 1965, sekelompok perwira sayap kiri Angkatan Darat dan beberapa pemimpin PKI yang tidak puas mencoba merebut kekuasaan di Jakarta, menewaskan enam dari tujuh jenderal senior Angkatan Darat.

Soeharto adalah salah satu perwira tertinggi yang lolos dari pembunuhan, dan, sebagai kepala komando strategis, ia memimpin tentara dalam menumpas kudeta dalam beberapa hari.

Soeharto dicurigai terlibat dalam kudeta tersebut, dan kekuasaan kini mulai berpindah ke tangan tentara.

Pada bulan-bulan berikutnya, Soeharto mengarahkan pembersihan terhadap kelompok komunis dan kelompok sayap kiri di kehidupan publik.

Kemudian teladannya diikuti secara berlebihan oleh para warga yang main hakim sendiri.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved