Berita Batu Hari Ini

Gandeng Green Energi Utama, Amartha Manfaatkan Minyak Jelantah untuk Bioavtur di Kota Batu

Amartha Prosperity Platform bekerja sama dengan Green Energi Utama (GEU) membuat jelantah yang memiliki nilai ekonomis

Penulis: Dya Ayu | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Dya Ayu
Ibu-ibu di Kota Batu saat mengumpulkan minyak jelantah limbah rumah tangga sisa penggorengan. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Untuk mewujudkan ekonomi sirkular agar minyak goreng bekas atau jelantah dapat bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan, Amartha Prosperity Platform bekerja sama dengan Green Energi Utama (GEU) membuat jelantah yang memiliki nilai ekonomis.

Pada Jumat (26/7/2024) di Kota Batu, GEU dan Amartha mengorganisir jejaring Ibu Mitra Amartha yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga untuk mengumpulkan minyak jelantah limbah rumah tangga sisa penggorengan untuk ditukarkan dengan insentif ekonomi.

Limbah minyak jelantah yang terkumpul, akan didaur ulang menjadi bioavtur atau bahan bakar pesawat dengan target 1 juta liter minyak jelantah terkonversi di tahun 2025 meliputi area Jawa Timur dan Bali yang disebut dengan Gerakan Konversi Minyak Jelantah untuk Bioavtur.

Head of Impact and Sustainability Amartha, Katrina Inandia mengatakan peluncuran gerakan kni tidak hanya fokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi Ibu Mitra Amartha, sebab minyak jelantah ibu-ibu yang biasanya dibuang begitu saja di saluran air, kini dapat menghasilkan pendapatan ekstra bagi mereka.

“Melalui kolaborasi inklusif ini Amartha dan GEU berusaha menciptakan kesetimbangan antara peningkatan kesejahteraan masyarakat akar rumput dengan semangat pelestarian lingkungan. Kami senantiasa memastikan agar profitabilitas bisnis juga memiliki dampak sosial yang berkelanjutan,” kata Katrina, Jumat (26/7/2024).

Lebih lanjut Katrina menjelaskan jelantah merupakan limbah dengan dampak pencemaran lingkungan yang perlu menjadi perhatian khusus.

Selain dari konsumsi rumah tangga, dengan tingkat konsumsi minyak goreng rata-rata 11,34 liter per minggu, unit usaha ultra mikro turut menyumbang secara signifikan potensi minyak jelantah yang mencapai hingga 1.509,64 kiloliter/bulan.

Kondisi ini turut dipengaruhi perilaku masyarakat dalam pengolahan minyak jelantah. Mayoritas masyarakat (64,3 persen) tidak mengolah minyak jelantah karena tidak tahu cara memanfaatkannya dan tidak ada yang mau membeli ataupun tidak tahu dijual ke mana.

Untuk itu, ibu-ibu Mitra Amartha yang tersebar di Jawa Timur dan Bali diminta untuk mengumpulkan minyak jelantah mereka guna diproses menjadi produk akhir bioavtur dengan dukungan insentif ekonomi.

Strategi keberhasilan gerakan ini menggunakan pendekatan berbasis komunitas. Dengan model bisnis group-based lending, Amartha telah memiliki kelompok Ibu Mitra yang sudah membentuk satu komunitas sendiri, yaitu Kelompok Majelis.

Sosialisasi kepada Ibu Mitra melalui petugas lapangan dan ketua kumpulan dilaksanakan dengan mengadakan acara silaturahmi sekaligus edukasi melalui kumpulan mingguan.

Saat ini, Amartha telah memiliki lebih dari 9.000 karyawan di mana 7.000 di antaranya merupakan pendamping lapangan yang tersebar di 72.000 desa di Indonesia.

“Amartha Madani difokuskan memberikan dampak ekonomi bagi Ibu Mitra Amartha. Melalui program ini kami menargetkan keuntungan ekonomi bagi Ibu Mitra dan keluarga dengan total insentif kurang lebih mencapai Rp 5 miliar yang dihasilkan dari konversi minyak jelantah secara nasional,” ujarnya.

Sedangkan Amartha menggandeng GEU dalam proses pengumpulan dan pengolahan minyak jelantah yang lebih ramah lingkungan. Minyak jelantah yang sudah terkumpul akan diolah melalui infrastruktur yang dikelola GEU, sesuai standar International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).

Pengolahan limbah secara ramah lingkungan menjadi langkah penting dalam menekan angka tingkat pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan dengan produksi minyak jelantah tahunan di Indonesia yang mencapai 6,46 hingga 9,72 juta kiloliter, hanya terdapat 3 juta kiloliter yang dikelola efektif, sisanya terbuang ke lingkungan.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved