Berita Viral

Tim Dokter Ketakutan Bantu Lahiran Bayi dengan 2 Wajah dan 8 Anggota Badan, Ayah Anggap Keajaiban

Kisah tim medis ketakutan bantu lahiran bayi dengan 2 wajah dan 8 anggota badan menjadi viral di media sosial. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
Tim Dokter Ketakutan Bantu Lahiran Bayi dengan 2 Wajah dan 8 Anggota Badan, Ayah Anggap Keajaiban 

SURYAMALANG.COM - Kisah tim medis ketakutan bantu lahiran bayi dengan 2 wajah dan 8 anggota badan menjadi viral di media sosial. 

Berbeda dengan tim dokter, sang Ayah bayi malah menganggap hal ini keberuntungan.

Dikutip dari Sanook.com via Tribunnewsmaker pada 4 Agustus 2024, kisah lahirnya bayi tersebut kemudian menjadi viral.

Penduduk desa berbondong-bondong menyaksikan keajaiban bayi yang lahir dengan dua wajah dan delapan lengan dan kaki.

Tim medis merasa khawatir, namun sang ayah percaya bahwa bayi itu akan mendapatkan keberuntungan.

Sayangnya, bayi tersebut meninggal dunia dalam waktu 5 jam setelah kelahirannya.

Awalnya, ditemukan bahwa seorang wanita hamil berusia 38 tahun yang tinggal di daerah pedesaan India.

Wanita tersebut dilarikan ke rumah sakit pada malam tanggal 21 Juli setelah menunjukkan gejala nyeri persalinan.

Tak disangka, bayi yang dilahirkannya memiliki dua wajah, empat kaki, dan empat lengan sehingga membuat tim medis panik dan mengungkapkan ketakutan.

Sementara itu, warga desa yang mendengar kabar tersebut berbondong-bondong melihat "keajaiban" tersebut dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan kekacauan di rumah sakit.

Tim Dokter Ketakutan Bantu Lahiran Bayi dengan 2 Wajah dan 8 Anggota Badan, Ayah Anggap Keajaiban
Tim Dokter Ketakutan Bantu Lahiran Bayi dengan 2 Wajah dan 8 Anggota Badan, Ayah Anggap Keajaiban (Tribunnews)

Baca juga: Duduk Perkara Warga dan SMP Petra Surabaya, Akses Jalan Ditutup, Iuran RW Naik Rp 140 Juta Per Bulan

Namun, meski kelahirannya berjalan lancar dan tanpa komplikasi apa pun, bayi itu belum bisa minum susu sendiri.

Bayi tersebut meninggal dunia pada pukul 10.00 tanggal 22 Juli atau hanya 5 jam setelah dilahirkan.

Dengan penyebab pasti kematiannya masih belum diketahui karena hal seperti ini sangat jarang terjadi.

Dokter menduga mungkin ada bayi kembar siam.

Dimana tubuh bayi merupakan gabungan dari tubuh yang utuh. terhubung ke tubuh lain yang belum sepenuhnya berkembang.

Dan sangat terlihat jelas sekali kaki dan lengannya kurang berkembang. 

Ayah bayi tersebut berkata bahwa bayi tersebut adalah keberuntungan untuk keluarganya, meski sudah meninggal.

 "Istri saya telah melahirkan bayi yang sangat istimewa, kami sangat beruntung, ini merupakan tanda keberuntungan yang luar biasa," ucapnya.

Tim Dokter Ketakutan Bantu Lahiran Bayi dengan 2 Wajah dan 8 Anggota Badan, Ayah Anggap Keajaiban
Tim Dokter Ketakutan Bantu Lahiran Bayi dengan 2 Wajah dan 8 Anggota Badan, Ayah Anggap Keajaiban (Tribunnews)

Baca juga: Perjuangan Alif Lari 5 Km Setiap Hari untuk Sekolah, Seorang Anak Yatim Piatu Bercita-cita Jadi TNI

Meskipun penduduk setempat menganggap kedatangan bayi tersebut sebagai sebuah keajaiban, insiden tersebut juga menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas perawatan medis.

Apalagi mengenai kondisi kehidupan di pedesaan India, termasuk daerah miskin di wilayah lain.

Banyak orang percaya bahwa penyebab lahirnya bayi isebabkan oleh kurangnya pelayanan kesehatan.

Dan Ibu bayi tidak menerima pemeriksaan prenatal alias tidak pernah melakukan USG.

Hinga 2 Agustus 2024, kisah bayi yang memiliki 2 wajah dan juga 8 anggota tubuh ini masih menjadi viral di media sosial.

Kisah Lain - Bayi 3 Bulan Meninggal Usai Imunisasi

Kronologi bayi 3 bulan meninggal setelah suntik imunisasi di Puskesmas membuat ibu bernama Deara Wulandari pilu. 

Wanita berusia 27 tahun itu tidak menyangka, anaknya yang baru lahir akan pergi secepat ini karena kondisi yang tidak wajar. 

Bayi laki-laki bernama Muhamad Kenzie Arifin tersebut sebelumnya dalam keadaan sehat, namun sebelum meninggal sempat kejang-kejang. 

Kenzie meninggal setelah mendapat imunisasi BCG dan DPT secara bersamaan pada Selasa 11 Juni 2024, di Puskesmas Sukakarya, Warudoyong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ibu Kenzie, Deara Wulandari menceritakan kronologi kejadian sebelum anaknya meninggal. 

Kata Deara, bayinya itu lahir pada 14 Maret 2024 dalam kondisi normal.

"Pada saat itu saya datang ke Puskesmas, anak saya dalam keadaan sehat, karena mau imunisasi. Nah, waktu di puskesmas sebelum suntik sudah dicek dulu suhu tubuhnya, kata bidan normal," ucap Deara, Jumat (14/6/2024) mengutip Tribun Jabar (grup suryamalang).

Deara mengatakan, anaknya memang belum mendapat imunisasi sejak lahir hingga usia tiga bulan.

Anaknya kemudian mendapatkan dua imunisasi, fase 0 bulan dan 2 bulan.  

"Jadi kata bidan ini suntiknya dua BCG sama DPT, terus yang ditetes ke mulut dua macam," ujar Deara. 

Pada saat itu, petugas medis yang menangani korban, kata Deara tidak meminta persetujuan orang tua terlebih dahulu.

"Pihak bidannya tidak ada melakukan tawaran dulu ke saya, setuju atau tidaknya obat ini diberikan. Disekaliguskan, nyuntik BCG, DTT, sama obat yang ditetes ke mulut," ucap Deara. 

Pasca-mendapatkan dua imunisasi sekaligus, mereka pulang ke rumah dengan kondisi anak masih dalam keadaan normal dan tidak menunjukkan gejala.

Sekitar pukul 11.00 WIB, Deara memberikan obat sirup Paracetamol berdasarkan arahan bidan.

Pada pukul 14.00 WIB, korban tiba-tiba menangis histeris dan menolak minum ASI. 

"Nah, waktu sekitar jam 14.00 WIB, si dedenya nangis, tapi lama-lama suaranya teh makin kecil, terus tidak mau nenen" kata Deara. 

"Waktu itu langsung saya chat bidannya, terus datang bidannya sama seorang dokter ke rumah," ucap Deara.

"Kata bidan ini (disuntik di bagian anus) tindakan pertama. Habis disuntik, diajak-lah ke rumah sakit, di perjalanan, si anak bibirnya sudah ungu, terus kakinya dingin," terang Deara.

Sesampainya di rumah Sakit Asy-Syifa, korban diperiksa bagian dada dan oksigennya, namun tidak merespons. 

"Dari situ kita pulang ke rumah sama bidan sama Dinas Kesehatan, terus anak saya dimakamkan jam 17.00 WIB" jelas Deara. 

"Buku KIA (Kartu Ibu dan Anak) dibawa sama Dinas Kesehatan. Alasannya buat penyelidikan," ucap Deara. 

Terkait hal ini, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi belum bisa memberikan keterangan detail. 

 "Insya'Allah secepatnya dijawab. Punten minta waktu dulu, ya, sebentar," jawab Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dini Maryani, Jumat (14/06/2024), melalui pesan WhatsApp.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji saat dikonfirmasi, Jumat (14/6/2024), belum bisa memberi keterangan secara jelas.

"Saya belum bisa lebih banyak menanggapi terkait hal ini, karena sekarang masih dalam penanganan Komnas KIPI," ujar Kusmana. 

Pemerintah daerah pun kata Kusmana menunggu hasil evaluasi Komnas PP-KIPI (Pengkajian & Penanggulanan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sebagai lembaga independen. 

"Kita menunggu hasil evaluasi mereka, karena lembaga ini adalah idependen. dari hasil evaluasi nanti kita akan melakukan langkah dan penjelasan selanjutnya," ucap Kusmana.

Selaku Pemerintah Kota Sukabumi, Kusmana pun menyampaikan rasa duka kepada keluarga bayi tersebut.

Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Sukabumi, Bambang Herawanto mengatakan, DPRD akan memanggil Dinas Kesehatan Kota Sukabumi untuk memberikan penjelasan terkait hal ini.

Mereka juga akan menemui orang tua korban untuk mengkonfirmasi kejadian yang menimpa anak mereka.

Bambang juga menyampaikan bela sungkawanya yang sangat mendalam kepada kedua orang tua korban. 

"Dapat dibayangkan bagaimana peristiwa tersebut merupakan hal yang memilukan," ujar Bambang. 

Komisi III, ujar Bambang, juga akan mendorong Polres Sukabumi Kota untuk turun tangan.

"Untuk mengungkap penyebab meninggalnya Kenzie," pungkas Bambang.

Minta Keadilan Seadil-adilnya

Kini pihak keluarga terutama ayah Kenzie, Ikhsan Nur Arifin (27) mengaku sedang menunggu hasil investigasi dari Komnas PP-KIPI. 

"Kemarin itu ada Pj Wali Kota datang ke rumah menyebut kasusnya ditangani Komnas KIPI. Ya sudah kita nunggu saja hasil investigasinya," ujar Ikhsan kepada Tribun Jabar, Senin (17/6/2024).

Ikhsan yang merupakan warga Kampung Bantarpanjang RT 04 RW 09, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi itu berharap tidak ada rekayasa dalam kasus kematian anaknya.

"Kita inginnya diungkap fakta sebenarnya. Apabila tidak, kita akan lapor polisi. Ini perkara nyawa," tegas Ikhsan.

Baca juga: Pantas Pengantin Pria Ditonjok Wali Nikah Usai Ijab Kabul Viral, Terbongkar Isi Chat Bikin Emosi

Ikhsan pun meminta kepada pihak penyelenggara imunisasi yakni Kementrian Kesehatan RI untuk bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa bayi Kenzie.

"Ya kami menduga ini kelalaian, karena sebelumnya (Kenzie) tidak ada riwayat sakit apapun," ucap Ikhsan. 

Tidak berbeda jauh, Ibu Kenzie, Deara Wulandari juga meminta kepada semua yang menangani kematian anaknya agar bekerja dengan baik.

"Kalau keinginan dari keluarga, kasus ini pengin sampai tuntas gitu ya, tidak ada yang ditutupi" ujar Deara.

"Apa penyebabnya anak saya sampai meninggal, apa karena obat yang terlalu banyak masuk atau karena kelalaian bidan atau karena obatnya kedaluwarsa atau apa, gitu kan?" imbuh Deara. 

"Kita enggak tahu, kita enggak paham soal itu (medis). Yang lebih paham kan pasti dari pihak nakes atau bidan tersebut karena dari lahir anak saya enggak ada penyakit bawaan," lanjutnya. 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved