Pilkada Malang Raya 2024

Respon PuSDek Terkait Wacana Duet Sanusi - Lathifah di Pilbup Kabupaten Malang 2024

Wacana duet pada Pilbup Kabupaten Malang 2024 yakni petahana Muhammad Sanusi dan politisi PKB, Lathifah Shohib, mendapat perhatian dari berbagai pihak

Penulis: Purwanto | Editor: Eko Darmoko
IST
Direktur PuSDek, Asep Suriaman. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Wacana duet pada Pilbup Kabupaten Malang 2024 yakni petahana Muhammad Sanusi dan politisi PKB, Lathifah Shohib, mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Salah satunya dari Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PuSDek), Asep Suriaman.

Direktur PuSDek, Asep Suriaman menganalisa terkait sikap hati-hati PDI Perjuangan Kabupaten Malang dalam mengusung pasangan calon pada Pilkada 2024 mendatang.

Asep Suriaman, mengatakan, dinamika Pilkada 2024 semakin menarik perhatian, mengingat sampai hari ini belum ada tanda-tanda satupun partai mengeluarkan rekomendasi.

"Termasuk PKB yang terlihat getol menggelorakan pasangan Sanusi-Lathifah ternyata sampai saat ini pun juga belum mengeluarkan rekomendasi," kata Asep kepada SURYAMALANG.COM, Senin (5/8/2024). 

Asep menambahkan bahwa arus bawah dari PKB yang terkesan mendesak PDI Perjuangan untuk mengeluarkan rekomendasi pasangan tersebut. 

"Justru yang terjadi arus bawah PKB terkesan mendesak PDI Perjuangan merekom pasangan Sanusi-Lathifah," tambahnya.

Asep menuturkan, dalam kondisi sekarang ini prinsip kehati-hatian memang perlu diutamakan oleh PDI Perjuangan.

Menurut Asep, wajar saja jika DPP PDI Perjuangan berpikir keras dengan munculnya gagasan memasangkan Sanusi-Lathifah.

Bukan semata PDI Perjuangan berpikir kepentingan politik 2029, namun juga history peristiwa politik saat Pilkada 2020 lalu.

"Pilkada 2020 kemarin diwarnai dengan drama politik yang cukup membuat PKB menelan pil pahit, Pak Sanusi yang saat itu sebagai kader PKB, meloncat ke PDIP dan PDIP merekomnya sebagai Bupati," tuturnya.

"Sehingga wajar, sebelum ada kesepakatan elit (Cak Imin dan Bu Mega, red) DPP PDI Perjuangan berpikir keras mengeluarkan rekom atas nama Sanusi-Lathifah," jelasnya.

Asep menyebut ada kekhawatiran ketika nanti PDI Perjuangan mengeluarkan rekomendasi untuk Sanusi-Lathifah.

"Sebab ada kekhawatiran, ketika PDIP mengeluarkan rekomendasi Sanusi-Lathifah, PKB justru balas ngerjain PDIP dengan menolak rekom PDIP tersebut dengan alasan DPP PKB tetap keukeuh, memberangkatkan Nyai Lathifah sebagai Calon Bupati bukan Calon Wakil Bupati," imbuhnya.

Lebih jauh, Asep menjelaskan bahwa mengapa hingga saat ini PDI Perjuangan belum segera mengambil keputusan menurunkan rekomendasi untuk pasangan Sanusi-Lathifah.

"Memang yang lebih realistis buat PDIP sebenarnya mengulang Pilkada 2020, mengeluarkan rekom paket PDIP, dalam arti Bupati dan Wakil Bupati sama-sama kader PDIP," katanya.

"Tinggal nanti bagaimana kader yang di rekom menguatkan komunikasi kerja sama politik dengan partai di luar PDIP, seperti Golkar, Gerindra, Nasdem, PKS dan Hanura. Bahkan kalau perlu PKB juga diajak berkoalisi," tambah Asep.

Asep menegaskan, menurunkan rekomendasi untuk pasangan sesama kader PDI Perjuangan menjadi pilihan paling realistis saat ini. Baik itu Sanusi dengan Gunawan Wibisono, maupun yang lainnya.

"Itu pilihan realistis buat PDIP, daripada saling kunci, saling nunggu, toh PKB sendiri juga belum ada progres, sekalipun yang getol mendorong pasangan Sanusi-Lathifah adalah kader PKB di bawah, tapi rekom dari DPP PKB sampai saat ini juga belum ada kejelasan," pungkasnya. 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved