Jessica Wongso Bebas
Senyum Merekah Jessica Wongso Bebas dari Penjara: Saya Maafkan Semua yang Lakukan Hal Buruk ke Saya
Senyum merekah terpancar dari wajah terpidana kasus pembunuhan berencana kopi sianida, Jessica Kumala Wongso ( Jessica Wongso) saat bebas dari penjara
SURYAMALANG.COM – Senyum merekah terpancar dari wajah terpidana kasus pembunuhan berencana 'kopi sianida', Jessica Kumala Wongso alias Jessica Wongso setelah bebas bersyarat dari penjara.
Ya, Jessica Wongso baru saja keluar dari Lapas Pondok Bambu Jakarta Timur, Minggu (18/8/2024) pagi.
Sebelum keluar dari penjara, ia didampingi kuasa hukumnya, Otto Hasibuan mengurus adminstrasi wajib lapor.
Foto-foto senyum merekah Jessica Wongso pun tertangkap kamera fotografer Tribunnews.com, yakni Irwan Rismawan yang bertugas di lokasi.
Momen bebasnya Jessica Wongso itu juga diabadikan oleh kamera para kamerawan televisi nasional.
Di depan Balai Pemasyarakatan, puluhan wartawan, fotografer maupun reporter televisi berebut untuk mewawancarai Jessica Wongso.
Jessica Wongso terjerat kasus kopi sianida yang terjadi delapan tahun lalu, atau pada 2016.
Kala itu, pada 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin (27 tahun) meninggal dunia setelah meminum es kopi Vietnam di Olivier Café, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Saat kejadian, Mirna diketahui sedang berkumpul bersama kedua temannya, Hani dan Jessica Kumala Wongso.
Jessica Wongso kemudian dijadikan tersangka oleh kepolisian hingga diadili dan dipenjara.
Sertelah tujuh tahun sejak Mirna Salihin meninggal, nama kasus kopi sianida kemudian menjadi sorotan lagi.
Hal itu setelah munculnya film documenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
Film dokumenter Indonesia-Singapura tahun 2023 itu disutradarai oleh Rob Sixsmith.
Film ini mengulas berbagai pertanyaan tak terjawab seputar persidangan Jessica Kumala Wongso selama bertahun-tahun setelah kematian sahabatnya sendiri, Wayan Mirna Salihin.
Kini, usai menghirup udara bebas, tim kuasa hukum Jessica Wongso menggelar konferensi pers, Minggu sore.
Tampak Jessica Wongso mengenakan baju berwana biru tua dengan rambut terurai. Ia duduk disamping kuasa hukumnya, Otto Hasibuan.

Dalam kesempatan tersebut, Jessica mengaku bersyukur dapat kembali bertemu keluarga dan teman-temannya.
"Saya hari ini bersyukur, karena sudah bisa keluar dari Lapas, bertemu kembali dengan keluarga, teman-teman, pengacara, terima kasih dukungannya, support, segala macam yang baik buat saya, sangat berarti," ucapnya.
Jessica mengungkapkan rasa gugupnya karena banyak awak media yang meliput.
Ketika ditanya awak media mengenai perasaannya, Jessica mengaku sudah tidak ada kebencian dalam dirinya terkait kasus yang menimpanya.
"Pada awal terjadi saya merasakan sedih sekali, seiring berjalannya waktu, sekarang ini saya sudah memaafkan semua yang sudah melakukan hal buruk kepada saya, sudah ada tidak ada kebencian lagi di hati, saya sudah plong untuk menjalani apa yang harus saya jalani," ungkapnya.

Penjelasan Kemenkumham
Kepala Kelompok Kerja Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Deddy Eduar Eka Saputra mengatakan Jessica Wongso sebagai warga binaan telah mendapatkan Pembebasan Bersyarat (PB) Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusi RI Nomor: PAS-1703.PK.05.09 Tahun 2024.
Menurut dia selama menjalani pidana, yang bersangkutan telah berkelakuan baik berdasarkan Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana dengan total mendapat Remisi sebanyak 58 bulan 30 hari.
"Pemberian hak PB Warga Binaan an. Jessica Kumala Wongso Kusuma telah sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat," ujar Deddy berdasarkan siaran pers yang diterima Minggu (18/8/2024) sebagaimana dikutip dari Kompas.TV.
Kilas balik kasus
Terpidana Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, keluar dari Lapas Pondok Bambu Jakarta Timur, Minggu (18/8/2024) pagi.
Jessica keluar dari Lapas Pondok Bambu usai mendapat bebas bersyarat pasca menjalani hukuman 8 tahun penjara.
Jessica keluar dari Lapas Pondok Bambu sekitar pukul 09.36 WIB.
Ia tersenyum sambil melambaikan tangan kanan ke awak media yang telah menunggu di depan pagar Lapas khusus perempuan tersebut.
Saat keluar dari Lapas, Jessica mengenakan baju berwarna biru tua dan celana panjang berwarna krem.
Jessica didampingi oleh tim kuasa hukumnya dan dikawal ketat oleh petugas dari Lapas Pondok Bambu.
Jessica akan menuju ke Kejari Jakarta Timur dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas 1 Jakarta Timur untuk mengurus berkas-berkas kebebasannya.
Jessica adalah terpidana kasus pembunuhan kopi sianida. Pembunuh Wayan Mirna Salihin ini divonis penjara selama 20 tahun pada 2016 lalu.
Artinya Jessica baru menjalani masa hukuman kurang lebih selama 8 tahun. Jika vonis penjara 20 tahun harusnya Jessica menjalani penahanan hingga 2036 mendatang.
Untuk informasi, Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis hukuman 20 tahun penjara kepada terdakwa kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, Kamis (27/10/2016) 8 tahun lalu.
Jessica Wongso dianggap bersalah dan memenuhi unsur dalam Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana.
Meski begitu, Jessica Kumala Wongso hingga kini tak mengakui dirinya bersalah atas kematian Mirna Salihin mengutip Tribunnews.
Jessica Wongso masuk penjara
Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang menjerat Jessica Kumala Wongso terjadi pada 6 Januari 2016.
Saat itu, Mirna bertemu dengan Jessica Wongso, dan seorang temannya, Hanie Boon Juwita, di Kafe Olivier Grand Indonesia (GI).
Jessica datang terlebih dahulu ke Kafe itu dan memesan tempat.
Setelah itu, Jessica sempat pergi sebelum akhirnya kembali datang dan memesan es kopi Vietnam plus dua koktail.
Pelayan kafe mengantarkan minuman tersebut dan beberapa menit kemudian Mirna datang bersama Hani.
Mirna yang meminum es kopi Vietnam sempat menyatakan rasa es kopi tersebut tidak enak.
Tak lama berselang, tubuh Mirna kejang hingga dia tak sadarkan diri. Keluar buih putih dari mulut Mirna.
Dia sempat dibawa ke sebuah klinik di mall tersebut sebelum suaminya, Arief Soemarko, datang dan membawanya ke Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo.
Sayangnya, nyawa Mirna tidak terselamatkan.
Ayah Mirna, Edi Dharmawan Salihin, langsung melaporkan kematian anaknya ke Polsek Metro Tanah Abang karena dianggap tidak wajar.
Tiga hari berselang, Tim kedokteran Polda Metro Jaya bersama Tim Forensik Mabes Polri mengautopsi jenazah Mirna.
Autopsi itu tidak dilakukan secara menyeluruh, melainkan hanya mengambil sampel empedu, hati dan lambung.
Dari hasil penelitian disimpulkan terdapat kandungan racun sianida seberat 3,75 miligram di lambung Mirna.
Kandungan yang sama juga ditemukan dalam cangkir kopi yang diteguk Mirna. Kasus ini pun akhirnya dikenal dengan nama kasus kopi sianida.
Jessica Wongso jadi tersangka sejak Januari 2016
Polda Metro Jaya pun menetapkan Jessica Wongso sebagai tersangka pada 29 Januari 2016.
Dia kemudian ditangkap keesokan harinya di Hotel Neo, Mangga Dua, Jakarta Utara. Dia dituding sebagai orang yang menaruh sianida dalam kopi Mirna.
Pihak Jessica pun sempat mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 16 Februari 2016.
Namun, PN Jakarta Pusat menolak praperadilan Jessica pada 1 Maret 2016 karena dianggap salah alamat.
Jessica menjadi penghuni Rutan Perempuan Pondok Bambu, Jakarta Timur mulai 27 Mei 2016 setelah berkas perkara tahap dua diterima Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.
Jessica Wongso divonis 20 tahun
Setelah itu, Jessica Kumla Wongso menjalani sidang perdana pada 15 Juni 2016.
Setelah menjalani 32 kali persidangan, Jessica pun diputus bersalah dan divonis 20 tahun penjara pada 27 Oktober 2016.
Tak terima dengan putusan tersebut, Jessica melalu kuasa hukumnya mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sesaat setelah mendengar vonis hakim.
Pada 7 Maret 2017, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan putusan bernomor 393/PID/2016/PT.DKI Tahun 2017.
Melalui putusan tersebut, hakim Elang Prakoso Wibowo, Sri Anggarwati, dan Pramodana Atmadja menguatkan putusan PN Jakarta Pusat yang menjatuhkan vonis 20 tahun.
Setelah banding ditolak, Jessica kembali melakukan upaya hukum. Ia mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).
Lagi-lagi, upayanya gagal. Permohonan kasasi Jessica dengan nomor register 498K/Pid/2017 ditolak MA pada 21 Juni 2017.
Setelah itu, Jessica mengajukan upaya hukum luar biasa berupa Peninjauan Kembali (PK) dengan nomor register 69 PK/PID/2018.
Kembali upayanya tersebut gagal. PK yang diajukan Jessica ditolak MA pada 3 Desember 2018.
Jessica tetap mendekam di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, untuk menjalani hukuman 20 tahun penjara.
Viral lagi karena film di Netflix
Kasus ini pun kembali ramai setelah muncul film dokumenter di Netflix berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
Tak heran jika film dokumenter itu kini jadi perbincangan banyak pihak.
Menanggapi film tersebut, ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin mengaku punya bukti kuat.
Bukti itu berupa rekaman CCTV yang memperlihatkan gerakan tangan Jessica Wongso.
Saat itu, Karni Ilyas mempertanyakan soal bukti Jessica yang memasukkan sianida tersebut.
"Ada (buktinya), gerakan pixel doang, memang gak kelihatan secara jelas," kata Edi Darmawan dilansir dari Youtube Karni Ilyas Club, Sabtu (7/10/2023).
Ia pun kemudian memperlihatkan rekaman CCTV yang ia simpan di dalam ponselnya tersebut.
"Dia (Jessica Wongso) masukin sesuatu, sianida," katanya.
Bukan itu saja, Edi juga mengklaim bahwa rekaman CCTV itu sudah dilihat oleh para petinggi Polri.
"Ini kita di Polda waktu itu rame-rame ada Pak Tito, Pak Krishna," klaim Edi Darmawan.
"Pak Tito ikut turun tangan?," tanya Karni Ilyas heran.
Edi pun menyebut kalau Tito ikutan panas setelah melihat video itu.
"Pak Tito lihat ini justru, dia panas tuh. 'Wah Ed, lu bakalan sidangnya ini scientific, rame', dia bilang begitu. Tuh lihat tuh, kata dia," ujar Edi Darmawan.
Tidak ditunjukkan di persidangan
Namun ia mengatakan kalau video itu sengaja tidak dikeluarkan dalam persidangan.
"Ini kenapa dulu gak kita keluarkan waktu sidang, kita gak mau dia dihukum mati. Biarin dia kesiksa, kalau bisa seumur hidup," jelasnya.
Dirinya mengaku tak rela jika Jessica Wongso dihukum mati. "Saya maunya begitu, mati mah keenakan dia, ditembak, selesai," pungkas Edi lagi.
Lalu ia pun memperlihatkan video gerakan tangan. "Ini polisi sampai teriak-teriak kesenangan," katanya.
Divideo itu, tampak gerakan tangan itu terhalang oleh daun. Kemudian dekat tangan itu juga ada benda mirip papper bag.
"Perhatikan tangan kiri dia, ini belum pernah dikeluarkan," jelas Edi.
Lalu tangan itu seolah seperti sedang melakukan gerakan menaruh sesuatu.
Namun apa yang ditaruh pada video itu tidak terlihat jelas. Pun benda yang dimasukkan sesuatu itu juga tidak tampak.
"Jadi polisi sangat seneng sekali, itu hari sampai lompat dia," kata Edi Darmawan.
Edi meyakini bahwa setelah itu Jessica kembali memasukkan sianida ke dalam sedotan Mirna.
"Masukkin juga (ke gelas), dia kurang kali, (makanya) dia pakai sedotan yang teorinya dr Theodore, jadi dimasukkin ke sedotan, Mirna minum yang pekat itu," pungkasnya. (Tribunnews.com/berbagai sumber)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.