Berita Malang Hari Ini

Kronologis Siswa SMK PGRI 3 Malang Tewas Dikeroyok Anggota Perguruan Silat, Pamit Ikut Latihan

Korban sempat bertanya ke ibunya, apakah ia diperbolehkan untuk mengikuti pencak silat bersama temannya.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Lu'lu'ul Isnainiyah
Nanang, ayah korban ,menunjukkan kondisi ASA saat dirawat di RST Soepraoen Malang, Kamis (12/9/2024) 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Kronologis tewasnya  ASA (17) , siswa SMK PGRI 3 Malang yang dikeroyok anggota perguruan silat diungkap sang Ayah.

Nanang Kuswanto, ayah ASA (17) tak dapat membendung air mata ketika harus menguburkan anaknya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Kamis (12/9/2024).

Baca juga: Sosok Siswa SMK Korban Pengeroyokan Anggota Perguruan Silat di Malang, Si Ceria Itu Telah Tiada

ASA merupakan anak pertama dari dua bersaudara. 

Ketika ditemui usai pemakaman, Nanang tampak tegar bercerita di hadapan awak media.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, kejadian pengeroyokan ini berlangsung di sebuah tempat petilasan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Diduga, motif pengeroyokan ini terjadi karena korban mengenakan kaos dari salah satu perguruan silat yang diposting di WhatsAppanya.

Satu dari sembilan tersangka ini mencoba mengklarifikasi ke korban, apakah ia termasuk warga PSHT? Ternyata korban tidak terlibat dalam perguruan silat ini.

Karena itu lah, korban diajak oleh temannya itu berinisial SA yang satu sekolah dengannya untuk latihan silat.

Namun ketika mengikuti ajakan berlatih, ia justru dikeroyok hingga babak belur.

Ketika dikonfirmasi, Nanang menyatakan anaknya ini tidak terlibat dengan peeguruan silat apa pun. Bahkan ia tidak memiliki kaos yang dimaksud.

"Nggak punya, setahu saya nggak punya (kaos)," kata Nanang.

Ia menjelaskan kejadian ini bermula pada hari Rabu (4/9/2024), ASA dihampiri oleh SA ke rumahnya sekira pukul 23.00 WIB dengan alasan untuk mengerjakan tugas.

"Dia yang sudah ngetuk-ngetuk pintu terus saya suruh pulang aja. Nggak ada ngerjakan PR malam-malam, " ungkap pria berusia 42 tahun itu.

Keesokan harinya, Nanang menjelaskan, bahwa korban sempat bertanya ke ibunya, apakah ia diperbolehkan untuk mengikuti pencak silat bersama temannya.

Ibu korban tak langsung mengiyakan permintaan anaknya, karena harus meminta persetujuan ke Nanang.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved