Respon Haru Susi Pudjiastuti Pilotnya Bebas dari Sandera KKB Papua 1 Tahun 7 Bulan, Prihatin Panjang

Respon haru Susi Pudjiastuti pilotnya bebas dari sandera KKB Papua 1 tahun 7 bulan, prihatin panjang berakhir penantian emosional.

Instagram @susipudjiastuti115/Youtube Kompas.com
Susi Pudjiastuti (kanan) haru pilotnya (kiri) bebas dari sandera KKB Papua 1 tahun 7 bulan, prihatin panjang berakhir penantian emosional. 

SURYAMALANG.COM, - Respon haru Susi Pudjiastuti pilotnya bebas dari sandera KKB Papua 1 tahun 7 bulan mengakhiri keprihatinan panjang yang dirasakan olehnya.

Sebagai pendiri maskapai Susi Air, Susi Pudjiastuti melalui banyak hal untuk bisa membebaskan pilotnya, Philip Mark Mehrtens asal New Zealand.

Philip Mark Mehrtens disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 dan dibebaskan dari penyanderaan pada Sabtu (21/9/2024). 

Philip disandera setelah pesawatnya mendarat di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. 

Mendengar kabar bahagia itu, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengucap syukur. 

"Saya ucapkan sekali lagi, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya. Tidak ada kata yang pantas untuk mengungkapkan penghargaan kami atas semua dukungan selama ini," kata Susi dalam pesan video yang disebarkan pada Sabtu.

Baca juga: Sosok di Balik Bebasnya Pilot Susi Air Disandera KKB Papua 1 Tahun 7 Bulan, Brigjen Faizal Disegani

Kata Susi, pihaknya didera prihatin berkepanjangan sejak Philip Mehrtens disandera kelompok Egianus Kogoya di Nduga, Papua Pegunungan,7 Februari 2023.

 Butuh upaya damai berkali-kali hingga pihak Organisasi Papua Merdeka (OPM) bersedia membebaskan Mehrtens.

"Atas kerja sama dan dukungan dari semua pihak, Kapten Philip Mahrtens telah bisa pulang pada kami dan keluarga" lanjut Susi.

"Tadi saya sudah bicara (dengan Philip), video call, rasa sedih dan bahagia campur aduk, luar biasa. Semoga malam ini saya bisa bertemu dan semoga Kapten Philip Mehrtens sehat walafiat," kata Susi.

Melalui akun Twitter resminya, @susipudjiastuti, Susi Pudjiastuti juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, TNI, hingga Polri.  

'Alhamdulillah Hirrabbil Alamin. Mendapat kabar Captain Pilot Philip Mehrtens telah kembali, sudah berada di Timika' tulis Susi.

'Allah Maha Besar dan Maha Kasih. Terima kasih kami kepada Pemerintah Bapak @jokowi, @prabowo, @Puspen_TNI, @ListyoSigitP, @HumasPolri dan seluruh pihak yang telah membantu kepulangan Pilot kami,'  lanjut Susi. 

Bagi Susi, yang selama hampir dua dekade telah mengoperasikan penerbangan di wilayah terpencil Papua, penyanderaan ini merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kariernya.

Susi Air telah ikut membangun Papua, tidak hanya membawa penumpang tapi juga logistik untuk kebutuhan Papua: bahan makanan, bahan bangunan, pakaian, dan logistik lainnya yang dibutuhkan.  

Perjuangannya untuk membebaskan pilotnya tidak hanya mencerminkan kepemimpinan yang kuat, tetapi juga ikatan emosional yang mendalam terhadap wilayah Papua dan para pekerjanya.

Susi Pudjiastuti, yang dikenal publik sebagai pengusaha tangguh sekaligus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, menghadapi masa sulit tersebut dengan kombinasi ketegasan, keprihatinan, kepedihan, jiwa yang tersakiti, tapi tetap tampil dengan keberanian khasnya.

Untuk memahami betapa besar pergolakan batin Susi Pudjiastuti ini, mari kita flashback mulai dari Februari 2023, ketika krisis penyanderaan pertama kali terjadi.

Setelah insiden penyanderaan terjadi pada 7 Februari 2023, Susi Pudjiastuti dengan cepat menyatakan rasa frustasinya.

Penyanderaan ini terjadi setelah pesawat Susi Air yang dipiloti Philip Mehrtens dibakar di Bandara Paro oleh KKB, dan pilot tersebut ditangkap sebagai sandera.

“Apa salah saya? Saya sudah hampir 20 tahun menjelajahi bumi Cenderawasih untuk memberikan bantuan logistik pangan, kesehatan, dan transportasi ke pedalaman Papua.” ungkap Susi saat itu melansir Kompas.com.

Baca juga: Aksi keji KKB papua Bunuh Pilot Asal Selandia Baru, Padahal Baru Mendarat di Mimika

Pernyataan ini mencerminkan betapa dalamnya keterikatan Susi terhadap wilayah Papua, serta betapa ia merasa dihantam oleh peristiwa yang tak terduga ini.

Selama dua dekade, Susi Air telah menjadi salah satu tulang punggung transportasi di wilayah-wilayah terpencil Papua, dengan misi kemanusiaan yang jelas.

Bagi Susi, penyanderaan ini adalah pukulan berat, bukan hanya secara bisnis tetapi juga secara emosional.

Kasus penyanderaan ini seolah mencoba merobek jalinan kepercayaan dan kasih sayang Susi untuk komunitas masyarakat Papua. 

Tidak lama setelah penyanderaan terjadi, Susi Pudjiastuti segera mengajukan permintaan agar pilotnya dibebaskan tanpa syarat.

Sikap tegas ini bukan hanya mencerminkan keinginannya untuk segera mengakhiri krisis, tetapi juga menunjukkan betapa ia sangat mengutamakan keselamatan Philip.

“Saya meminta agar pilot saya dibebaskan tanpa syarat” kata Susi. 

Pernyataan ini menunjukkan urgensi dan keputusasaan Susi dalam menangani situasi tersebut.

Susi ingin memastikan Philip dapat kembali dengan selamat tanpa menimbulkan korban lebih lanjut. Ia berulang kali menyatakan bahwa keselamatan Philip adalah prioritas utamanya.

Selain dampak personal yang mendalam, insiden penyanderaan ini juga menimbulkan masalah serius bagi operasional Susi Air.

Susi mengungkapkan penyanderaan ini mengakibatkan penurunan besar dalam operasional penerbangan di Papua, khususnya di daerah-daerah terpencil yang bergantung pada maskapai tersebut untuk pengiriman logistik dan transportasi medis.

“Akibat kejadian pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot telah berdampak kepada operasional pesawat Susi Air” terang Susi.  

Dampaknya sangat signifikan. Sekitar 40 persen operasional Susi Air di Papua terhenti, dan 70 persen penerbangan jenis Porter terpengaruh.

Ini adalah pukulan besar bagi maskapai yang selama ini menjadi lifeline bagi banyak wilayah terpencil di Papua.

Seiring berjalannya waktu, meski tekanan terus meningkat, Susi Pudjiastuti tetap memberikan harapan kepada keluarga Philip.

Pada Januari 2024, saat penyanderaan telah berlangsung hampir setahun, Susi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang terus berusaha membebaskan Philip, termasuk pemerintah pusat, TNI, Polri, tokoh adat, dan dewan gereja.

“Kami selalu berharap dia kembali dalam keadaan sehat dan selamat" ujar Susi. 

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, Dewan Gereja, Tokoh Adat terus berupaya melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan Pilot yang disandera.” lanjutnya. 

Rasa syukur ini mencerminkan solidaritas Susi dengan semua pihak yang terlibat dalam upaya pembebasan, serta harapannya agar pilotnya dapat segera kembali dalam kondisi baik.

Philip Mark Mehrtens Menangis

Setelah bebas dari cengkeraman KKB, Kapten Philip Mark Mehrtens tak bisa membendung air matanya.

Saat menghubungi istrinya yang saat ini berada di Bali melalui sambungan video call bersama keluarga, air mata Philip mengalir di antara pipinya.

"Pilot Philip Mark Mehrtens sangat bahagia saat melakukan video call bersama istri dan keluarganya untuk mengabarkan bahwa ia telah dibebaskan," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya, Sabtu (21/9/2024).

Wajah Kapten Philip yang menggunakan baju berwarna hijau ini duduk di sebuah kursi berwarna merah itu awalnya terlihat tegang ketika didampingi petugas keamanan.

Setelah itu, wajahnya pun berubah menjadi penuh keharuan ketika sambungan video call itu diangkat oleh istri dan keluarganya.

Sesekali Kapten Philip tampak mengusap air matanya sambil terus berkomunikasi dengan orang-orang tercintanya yang sudah lama tak ditemui itu.

Lebih lanjut, Benny mengatakan tim Satgas Damai Cartenz 2024 juga melakukan pemeriksaan kesehatan kepada Kapten Philip.

Sebelumnya, pembebasan Philip dilakukan Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024 pada Sabtu (21/9/2024).

"Ya benar sekali, hari ini kami berhasil menjemput Pilot Philip dalam keadaan sehat. Pilot kami terbangkan dari Nduga langsung menuju Timika," kata Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024, Kombes Bayu Suseno dalam keterangannya, Sabtu.

Bayu menyebut penjemputan Kapten Philip ini dilakukan di di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga.

Selanjutnya, Kapten Philip langsung dibawa ke ruangan khusus untuk dilakukan mitigasi medis sekaligus memastikan kondisi psikologis pilot dalam keadaan stabil setelah disandera sekian lamanya.

"Setelah dilakukan mitigasi, akan dilanjutkan dengan konferensi pers. Silakan rekan-rekan media dapat hadir ke posko kami di Mako Brimob Batalyon B/Timika untuk mendengar langsung isi konferensi pers dari para pejabat," ucapnya.

Sementara itu, Kaops Damai Cartenz 2024 Brigjen Pol, Faizal Ramadhani menyebut upaya pembebasan Kapten Philip ini dilakukan dengan pendekatan lunak atau soft approach.

"Kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya. Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri," tutur Faizal.

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved