LIPSUS Adu Slogan di Pilkada Malang Raya
Abah Anton Percaya Diri Usung Jargon 'Peduli Wong Cilik' Kembali di Pilwali Kota Malang 2024
Jargon Peduli Wong Cilik ini pernah dibawa Abah Anton, sapaan akrab M Anton saat menjabat Wali Kota Malang periode 2013-2018.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Pasangan M Anton - Dimyati Ayatullah membawa konsep besar peduli wong cilik dalam melangkah di Pilwali Kota malang 2024.
Jargon peduli wong cilik ini pernah dibawa Abah Anton, sapaan akrab M Anton saat menjabat Wali Kota Malang periode 2013-2018.
Ditemui di KPU Kota Malang akhir pekan lalu, Anton menjelaskan bahwa jargon peduli wong cilik telah disesuaikan dengan kebutuhan saat ini.
Ia menegaskan, jargon tidak sekadar jargon. Peduli wong cilik betul-betul harus terimplementasikan di lapangan.
Anton mencontohkan, salah satu rencana yang telah ia pikirkan untuk merealisasikan peduli wong cilik itu adalah melalui program pemberdayaan juru parkir dan pedagang kaki lima.
Kondisi juru parkir dan PKL di Kota Malang saat ini merupakan realitas yang harus dihadapi dan disesuaikan kondisinya.
Anton mengatakan bahwa keberadaan mereka tidak bisa dihilangkan begitu saja. Pemerintah harus memiliki strategi memfasilitasi mereka agar tidak menimbulkan percikn konflik di tengah masyarakat luas.
Mengatasi juru parkir bagi Anton sekaligus mengatasi persoalan parkir.
Ia berencana membangun ruko parkir. Sebuah tempat seperti ruko yang di dalamnya difungsikan untuk layanan parkir.
Ruko parkir ini akan menampung sejumlah juru parkir yang berada di sekitar lokasi sebelumnya.
"Jadi para juru parkir ini tidak kehilangan pekerjaan," kata Anton.
Pun para PKL yang harus difasilitasi, alih-alih digusur.
Pemerintah harus bisa membuka tempat yang menjadi sentral perdagangan bagi para PKL.
Keberadaan PKL secara tidak langsung telah mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Malang, maka Anton berkeyakinan keberadaan mereka harus difasilitasi.
"Jadi seperti itulah bagaimana peduli wong cilik. Keberadaan mereka adalah realitas jadi kita harus fasilitasi. Tidak bisa main asal gusur karena ini tempat usahanya orang," ungkapnya.
Dalam menyusun visi dan misi, serta jargon-jargon yang digunakan, Anton mengatakan bahwa semua itu berdasarkan saran para tokoh agama yang mendukung mereka.
Meskipun juga ada keterlibatan konsultas politik di belakangnya. Ia mengatakan bahwa saran dan usulan dari para tokoh agama itu merupakan suara rakyat yang harus ditampung.
Dalam dokumen visi dan misi yang diserahkan ke KPU Kota Malang, pasangan Anton-Dimyati disingkat Abadi. Pasangan ini membawa visi mewujudkan Kota Malang maju bermartabat.
Maju memiliki arti bahwa Kota Malang menjadi kota yang modern dalam berbagai hal berbasis penerapan maupun pengembangan ilmu pengetahuan, infrastruktur, teknologi, dan inovasi yang mutakhir. Misi yang penuh semangat egaliter toleransi dan inklusif.
Maju juga dimaknai sebagai sebuah kondisi kemandirian Kota Malang dalam memenuhi kebutuhannya, serta memiliki ketahanan baik ekonomi maupun sosial terhadap perubahan masa depan.
Misi ini menyertakan meningkatkan penghidupan Kota Malang berbasis collaborative governance dengan bekal kualitas SDM unggul yang memiliki daya saing.
Misi bermartabat juga diusung untuk mempertahankan dan meningkatkan warisan budaya serta nilai-nilai lokal.
Upaya ini menjadi cara memperkuat identitas Kota Malang dan membangun rasa bangga di kalangan warga.
Dikatakan Anton, rasa bangga ini penting untuk menumbuhkan tindakan kolektif (pemberdayaan dalam membangun), sehingga Kota Malang memiliki keadilan sosial yang kuat dan merata.
Pasangan Abadi juga mencoba meningkatkan standar etika dan integritas dalam pemerintahan dan kehidupan sosial untuk memastikan Kota Malang dihormati dan dihargai.
Bermartabat dapat dimaknai dengan kesadaran pentingnya pembangunan berkelanjutan, peduli terhadap kelestarian lingkungan demi ketersediaan sumberdaya di masa depan.
"Kota Malang ini memiliki sumber daya manusia yang unggul. Saya sudah membuat perencanaan pembangunan yang melibatkan masyarakat. Saya tidak ingin masyarakat sebagai obyek, masyarakat harus terlibat," ujarnya.
Anton tidak sekadar komentar tentang hal itu. Ia menegaskan bahwa pernyataan itu berdasarkan pengalamannya menjabat dahulu.
Anton melihat orang-orang yang mereka ajak menyelenggarakan program merasa bertanggungjawab atas apa yang dikerjakan.
Pelibatan masyarakat dalam realisasi program akan dikuatkan jika Anton terpilih.
Potensi yang besar saat ini menurut Anton belum tergarap optimal.
Hal inilah yang mendorong Anton melibatkan masyarakat, termasuk anak-anak muda yang potensial di Kota Malang.
Di dalam misinya, Abadi mencatat lima poin prioritas. Pertama menignkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat.
Kedua menguatkan ekonomi lokal yang produktif dan berdaya saing.
Ketiga meningkatkan kualit infrastruktur yang modern, aksesibel, dan berkelanjutan.
Keempat mengembangkan kehidupan sosial dan budaya yang harmonis dan berkeadilan.
Kelima memajukan inovasi tata kelola dan pelayanan publik yang responsif dan profesional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.