Arema FC Geram dengan Arema Indonesia, PT AABBI Bakal Siapkan Langkah Hukum Setelah Somasi Kedua

Arema FC Geram dengan Arema Indonesia, PT AABBI Bakal Siapkan Langkah Hukum Setelah Somasi Kedua

SURYAMALANG.COM
Logo Arema Indonesia dan Arema FC. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sebagai pemegang lisensi nama Arema yang sah, PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) sangat serius melakukan proteksi.

Seperti diketahui, somasi sudah dilakukan kepada tiga klub sepak bola yang menggunakan nama Arema.

Kini tinggal salah satu klub sepak bola yang belum memberikan jawaban.

“Bahwa hingga sampai saat ini somasi kedua kami belum mendapat jawaban resmi baik dari Asprov PSSI Jatim dan salah satu klub sepak bola yang kami somasi."

"Jka somasi kedua tidak diindahkan, maka kami akan melakukan pelaporan kepada aparat penegak hukum (APH) sesuai yang diamanatkan undang-undang," kata Adi Ismanto, Direktur Legal PT AABBI.

Sudah Ada Upaya Kekeluargaan

Setelah memberikan somasi xxxxx Indonesia, banyak reaksi muncul di publik. (xxxxx Indonesia adalah Arema Indonesia).

Kenapa baru sekarang somasi tersebut dilakukan.

Perlu diketahui, PT AABBI dan Arema FC sudah beberapa kali mengupayakan jalur kekeluargaan. Namun, tidak ada titik temu.

Disampaikan sebelumnya, saat ini pembenahan dilakukan perusahaan dan klub menuju level yang lebih profesional.

Proteksi atas nama Arema harus dilakukan demi image positif.

Sebagai informasi, PT AABBI merupakan pemegang nama Arema yang sah dan telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM.

Dengan nomor pendaftaran IDM00065610, tertanggal 20 September 2019, nomor pengumuman BRM1715A, tanggal 13 Maret 2017.

Sudah ada tiga klub yang mendapatkan somasi karena tanpa izin menggunakan nama Arema di lingkup sepak bola.

Seperti Akademi Arema Ngunut, SSB Putra Arema dan Arema Indonesia.

Asprov PSSI Jatim juga mendapatkan somasi. Sehingga nama Arema yang tercantum dalam tiga tim itu diganti dengan xxxxx.

Akademi Arema Ngunut, Arema Indonesia, dan Arema FC.
Akademi Arema Ngunut, Arema Indonesia, dan Arema FC. (SURYAMALANG.COM)

Dualisme Arema Kian Panas

Manajemen Arema Indonesia berencana untuk menggugat balik PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) perusahaan yang menaungi Arema FC.

Hal ini setelah PT AABBI melakukan somasi kepada tiga klub, yakni Akademi Arema Ngunut, SSB Putra Arema, dan Arema Indonesia.

Bahkan somasi ini dilakukan untuk kedua kalinya kepada Arema Indonesia setelah somasi pertama tertanggal 12 Desember 2024 tidak mendapatkan jawaban.

Somasi ini berkaitan dengan lisensi sah penggunaan nama Arema di kancah sepak bola Indonesia.

PT AABBI telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM dengan nomor pendaftaran IDM00065610, tertanggal 20 September 2019, nomor pengumuman BRM1715A, tanggal 13 Maret 2017.

Munculnya kembali persoalan penggunaan nama Arema di kancah sepak bola Indonesia ini tak lain karena Asprov PSSI Jawa Timur, menghapus nama Arema di klub yang menjadi anggotanya.

Seperti diketahui, hingga kini sengkarut dualisme Arema memang belum tuntas. Arema FC berlaga di Liga 1, sedangkan Arema Indonesia main di Liga 4.

Saat SURYAMALANG.COM melakukan konfirmasi kepada manajemen Arema Indonesia melalui kuasa hukumnya, Erpin Yuliono, membenarkan bahwa mereka telah mendapatkan surat perihal somasi tersebut.

"Kami di somasi benar."

"Tapi kami akan membalas somasi itu yang intinya akan jauh dari harapan mereka (PT AABBI)," ucapnya kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (28/12/2024).

Erpin Yuliono menjelaskan bahwa Arema Indonesia akan siap membawa persoalan ini ke jalur hukum.

Yakni dengan membalas surat somasi tersebut hingga ke Pengadilan Niaga Surabaya.

Langkah hukum ini dipilih, setelah Arema Indonesia merasa PT Arema Indonesia sudah terdaftar di Kemenkumham sejak 2004 dengan NPWP PT Arema Indonesia.

Menurutnya, Arema Indonesia telah diakui oleh PSSI pada 2012 silam.

Serta meraih banyak prestasi seperti menjadi juara Liga Indonesia musim 2009/2010 hingga masuk 16 besar Piala AFC.

"Jadi kalau ada orang atau pihak lain yang klaim gak boleh pakai nama Arema yang di-merek-kan, tentu saja akan kami balas."

"Tembusannya tentu saja ke Kemenkumham, PSSI, asprov Jatim dan pengadilan Niaga Surabaya."

"Karena ini masalah merk, masalah hukum, dan bukan hanya sekedar berbicara soal bola."

"Dan kami sampaikan, kalau Arema Indonesia sudah siap berlaga di jalur hukum," ujarnya.

Tak hanya itu, Manajemen Arema Indonesia juga menganggap kalau keputusan Asprov Jatim yang mencoret nama Arema Indonesia menjadi xxxxx Indonesia di Liga 4 merupakan keputusan blunder.

Apalagi hanya berdasarkan keterangan dari PT AABBI mengenai lisensi nama Arema yang telah dikeluarkan oleh Kemenkumham sejak 2017 lalu.

Hal ini yang diseriusi juga oleh Manajemen Arema Indonesia untuk membawa kasus ini hingga sampai ranah hukum.

"Kalau sekarang atau hari ini ada orang ngomong Arema Indonesia gak boleh pakai nama Arema ya silahkan gugat Kemenkumham PT Arema Indonesia."

"Kenapa juga di 2024 ini baru klaim."

"Kalau merasa benar, jangan somasi receh, gugat saja Kemenkumham."

"Karena kami ada yayasan Arema 2004, lalu kami perbarui 2010 dan 2012."

"Kalau nama kami dicoret, ya masak kami diam, itu namanya mendem." tandasnya.

Kronologi Arema FC Somasi Arema Indonesia

Arema FC mulai terusik dengan kehadiran klub yang memakai nama Arema, termasuk Arema Indonesia.

Penggunaan nama Arema di kancah sepak bola Tanah Air pun bak memicu kisruh, selain persoalan dualisme Arema.

PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), perusahaan yang menaungi klub Arema FC telah memegang lisensi sah atas nama Arema.

Keputusan itu telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM dengan nomor pendaftaran IDM00065610, tertanggal 20 September 2019, nomor pengumuman BRM1715A, tanggal 13 Maret 2017.

Munculnya kembali persoalan penggunaan nama Arema di kancah sepak bola Indonesia ini tak lain karena Asprov PSSI Jawa Timur, menghapus nama Arema di klub yang menjadi anggotanya.

Seperti Arema Indonesia yang bermain di Liga 4, Akademi Arema Ngunut yang juga sebagai anggota Asprov PSSI Jawa Timur.

Selain itu, ada juga Putra Arema sebagai SSB yang terafiliasi PSSI Jatim.

Dalam situs pssijatim.com, nama Arema Indonesia diganti dengan xxxxx Indonesia.

Perubahan tersebut, merupakan imbas dari somasi dari PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) yang menaungi Arema FC.

“Terkait somasi perihal penggunaan pencantuman nama Arema khususnya di bidang penamaan yang berhubungan dengan sepak bola, ini adalah bentuk corporate action. Khususnya dibidang legal," kata Adi Ismanto, Direktur Legal PT AABBI.

Perlu diketahui, PT AABBI jadi pemegang yang sah nama Arema sejak 2017.

Karena itu, ada hak untuk melakukan somasi jika ada yang menggunakan nama Arema tanpa seizin PT AABBI.

Seperti yang dilakukan oleh tiga tim sepak bola di lingkup Asprov PSSI Jatim.

Saat ini, Akademi Arema Ngunut dan SSB Putra Arema sudah memberikan respons terkait somasi tersebut.

Akademi Arema Ngunut memberikan surat balasan pada 17 Desember 2024.

Mereka akan mengubah nama Akademi tanpa menggunakan Arema.

Sementara Putra Arema memberikan surat balasan pada 19 Desember 2024.

Dalam suratnya, disampaikan bahwa SSB tersebut tidak keberatan dan akan menggantinya dengan nama lain.

Beberapa waktu lalu, legal PT AABBI melayangkan somasi kedua tertanggal 24 Desember 2024 kepada xxxxx Indonesia.

Karena tim yang bermain di Liga 4 itu belum memberikan respons atas somasi pertama tertanggal 12 Desember 2024.

Sedangkan Asprov PSSI Jatim juga mendapatkan somasi kedua.

Sebagai bentuk penegasan agar tidak ada lagi anggotanya yang menggunakan nama Arema untuk berlaga di Liga 4.

Ini dilakukan sebagai bentuk proteksi atas nama Arema. Terutama di lingkungan sepak bola Tanah Air.

Saat ini, PT AABBI masih menunggu respons atas somasi kedua yang dilayangkan kepada xxxxx Indonesia dan Asprov PSSI Jatim.

Karena hal itu akan menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh legal action PT AABBI.

Akankah berlanjut ke upaya hukum atau tidak, bergantung pada respons dari pihak tersebut.

“Nama Arema tentu harus diproteksi. Kami berupaya semaksimal mungkin menjaga image Arema sebagai tim profesional. Ini jadi sebuah kewajiban juga."

"Jangan sampai banyak nama Arema tapi justru melekatkan image yang kurang bagus,” lanjut Adi Ismanto.

Terkait hak atas nama Arema, bisa dilakukan penelusuran di situs Pangkalan Data Kekayaan Intelektual.

Dalam situs itu, tercatat PT AABBI jadi pemegang lisensi Arema hingga 2027 mendatang.

Ini jadi sebuah Kekayaan Intelektual yang sangat berarti.

Karena hampir setiap tahun, selalu ada fenomena banyaknya nama Arema di lingkup sepak bola Indonesia.

“Mohon doa dan dukungannya untuk para stakeholder PT AABBI dan pendukung Arema FC."

"Agar proses pembenahan ini berjalan lancar dan menjadikan kami lebih baik ke depannya,” ungkapnya.

Di sisi lain, Pembenahan secara bertahap dilakukan PT AABBI.

Hasilnya terlihat dari dari sisi panitia pelaksana pertandingan (Panpel), tiket management system hingga team management.

General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi menyampaikan jika perubahan itu merupakan hasil dari pertemuan internal bersama BOD (Board of Directors).

"Pasca Tragedi Kanjuruhan, semua berbenah. Mulai dari federasi, operator Liga hingga klub-klub di Indonesia."

"Dalam dua tahun terakhir, PT AABBI sudah memperlihat hasil dari pembenahan tersebut,” jelasnya.

Dari segi panpel, penyelenggaraan laga home Arema FC lebih rapi.

Nyaris tidak ada insiden yang terjadi.

Mulai dari homebase di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali musim lalu dilanjutkan ke Stadion Soepriadi, Kota Blitar musim ini.

Begitu juga ticket management system.

Transisi dari tiket konvensional atau manual ke tiket online sudah berjalan.

Sedangkan team management, juga berjalan sesuai rencana.

Arema kini punya tim scouting pemain muda. Dari even PON hingga Liga Amatir.

Itu berjalan tidak hanya di sisi tim Liga 1.

Tapi juga di tim Arema Women.

Ketika tim women klub Liga 1 mati suri, Arema Women sukses meraih prestasi.

Yakni juara di Kajati Kalteng Cup 2024 pada November lalu.

“Kami ingin dalam proses ini lebih tertata dengan baik dan profesional."

"Baik secara operasional, administrasi maupun legalitas yang tujuannya tentu untuk memproteksi intellectual property kami,” tandasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved