Warga Kota Malang yang Tinggal di Pinggir Sungai Perlu Mendapatkan Pelatihan Mitigasi Soal Banjir

Warga Kota Malang yang Tinggal di Pinggir Sungai Perlu Mendapatkan Pelatihan Mitigasi Soal Banjir.

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
M Adam di depan rumahnya yang berdekatan dengan Sungai Amprong, Kota Malang. Jembatan yang berada di dekat rumahnya sempat tenggelam ketika banjir terjadi pada 24 Desember 2024. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Warga yang tinggal di pinggir sungai perlu mendapatkan pelatihan mitigasi bencana banjir.

Hal ini sangat penting sebagai bekal kewaspadaan untuk menyelematkan diri jika ada banjir.

Muhammad Adam warga Jalan Ki Ageng Gribig Gang 1, Kota Malang, mengaku belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana banjir.

Selama ini ia hanya mengandalkan kemampuan perkiraan ketika melihat volume air sungai meluap.

Saat banjir terjadi pada 24 Desember 2025, Adam sedang berada di rumah.

Ia sudah melihat kondisi air semakin meninggi. Awalnya ia mengira itu menjadi hal yang biasa karena setiap kali hujan, volume air selalu naik.

Namun semakin berjalannya waktu, air terus naik hingga masuk ke dalam rumahnya. Bahkan ketinggian air lebih tinggi daripada jembatan yang berada di belakang rumah.

"Saya belum pernah ikut pelatihan mitigasi bencana. Kalau ada ya baik. Saya mau ikut," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (2/1/2025).

Adam tidak tahu harus berubat apa ketika air masuk ke dalam rumahnya.

Ia hanya bisa menyelamatkan barang-barang penting di dalam rumah. Bahkan dia sempat keluar untuk mencari biawak dan ular ketika banjir.

Air yang masuk ke dalam rumahnya sekitar 10 cm. Rumahnya Adam berada di atas sungai. Sekitar 10 meter dari permukaan sungai.

"Jadi kalau banjir itu ya biasa. Pernah banjir paling tinggi beberapa tahun yang lalu," ungkapnya.

Diana, warga RW 3 yang tinggal tidak jauh dari rumahnya Adam mengaku sering cemas ketik hujan deras tidak kunjun reda.

Meskipun rumahnya tidak sampai terkena banjir beberapa waktu lalu, namun kekhawatiran itu tetap ada.

Ia bisa melihat langsung bagaimana tetangganya berbondong-bondong menyelamatkan diri dari rumah yang terendam air. Ia tidak ingin rumahnya juga tergenang air.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved