Wabah PMK Malang
Antisipasi Penularan PMK di Kota Malang, Dispangtan Sosialisasi, RPH Tugu Aneka Usaha Ungkap Kondisi
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kota Malang mencatat, sepanjang 2024 ada 25 kasus yang ditemukan.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemerintah Kota Malang mulai mengantisipasi potensi penularan penyakit mulut dan kuku yang menjangkit hewan ternak seperti kambing dan sapi.
Stakeholder terkait akan membahas upaya pencegahan penularan PMK dalam waktu dekat.
Dua pekan sebelumnya, telah diadakan rapat koordinasi di level pemerintah provinsi.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kota Malang mencatat, sepanjang 2024 ada 25 kasus yang ditemukan.
Update datanya, 19 ekor sapi dinyatakan sembuh, 4 ekor dalam pengobatan dan hampir sembuh, serta 2 ekor dipotong.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya telah melakukan antisipasi dini dengan memberikan sosialisasi kepada peternak dan pelaku usaha.
Mereka juga memberikan disinfektan untuk penyemprotan kandang ternak.
"Untuk vaksinasi PMK pada 2024 sebanyak 2.460 dosis. Sedangkan pada tahun ini masih menunggu informasi dari provinsi dan kementerian," ujar Slamet, Jumat (3/1/2024).
Slamet menyebut, petugasnya juga telah datang langsung ke peternak dan meninjau sejumlah kandang.
Mereka langsung cek fisik kondisi hewan ternak.
Jika ada gejala, petugas di lapangan langsung memberikan pengobatan.
"Kami juga bersurat ke pelaku usaha dan rumah potong hewan," kata Slamet.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Tugu Aneka Usaha, Dodot Tri Widodo mengatakan pihaknya belum menemukan adanya kasus sapi positif PMK yang hendak dipotong.
Dalam sehari, RPH di tempatnya bisa memotong hingga 40 ekor sapi, 25 kambing, dan 20 babi.
Pihaknya cukup selektif memilih sapi yang hendak dipotong.
Dodot mengatakan, saat ini jumlah sapi lokal banyak yang turun dampak dari PMK beberapa tahun lalu.
Sapi yang dipotong kebanyakan merupakan sapi impor.
Ia berharap, para peternak dari hulu mendapatkan treatmen yang tepat untuk mencegah penularan PMK.
"Kalau posisi kami ini kan di hilir, peternak dari bawah harus ditreatmen menurut saya karena sumbernya dari sana," ujarnya.
Banyak peternak dari luar kota memotong hewannya di RPH Tugu Aneka Usaha.
Hal itu cukup wajar karena pemilik sapi potong banyak berasal dari luar kota.
"Pekan depan rencananya kami akan berkoordinasi dengan Dispangtan. Kami telah menerima pemberitahuannya," terang Dodot. (Benni Indo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.