Sambut Gembira Kebijakan Stop Impor Garam, Jatim Nyatakan Siap Tingkatkan Produksi dan Kualitas

Sambut Gembira Kebijakan Stop Impor Garam, Jatim Nyatakan Siap Tingkatkan Produksi dan Kualitas

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
IST
Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, mendukung kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto yang menerapkan larangan impor garam.

Pihaknya meyakinkan bahwa Indonesia yang merupakan negara maritim memiliki kekayaan garam yang melimpah sehingga mampu untuk swasembada garam.

Terlebih Jawa Timur saat ini juga memiliki produksi garam yang cukup besar bahkan berkontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan garam nasional.

“Pada dasarnya kami sepakat dan bahkan sangat mendukung kebijakan Pak Presiden untuk stop impor garam."

"Karena kita memiliki sumber daya alam yang sangat dan sangat mendukung untuk memproduksi garam guna memenuhi kebutuhan lokal,” kata Adhy kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (17/1/2025).

Lebih lanjut Adhy menegaskan bahwa kebijakan Presiden Prabowo untuk mulai stop impor garam di tahun 2025 ini juga sudah dibahas dalam rapat terbatas bidang pangan yang dilakukan di Jatim beberapa hari yang lalu.

Saat ini dikatakan Adhy, Jatim menjadi penopang suplai garam nasional. Bahkan sekitar separo total produksi garam nasional di Indonesia adalah garam dari Jawa Timur.

Ketika ada garam impor, petani garam di Jatim kerap diharapkan dengan kondisi yang sulit. Terutama karena harganya kalah bersaing sehingga harga yang diterima petani tidak begitu baik.

“Kami sangat mendukung untuk stop impor garam karena 55 persen produksi garam nasional ada di Jatim."

"Persoalannya saat ini harga garam kita tidak begitu baik kalau ada garam impor. Kalau kita diberi kesempatan, maka insya allah akan menjadi kabar baik bagi petani kita,” ujar Adhy.

Untuk itu, pihaknya dalam ratas bersama menko dan pemerintah pusat, Adhy telah menyatakan kesanggupan untuk meningkatkan produksi garam menyusul adanya kebijakan stop impor garam tersebut.

“Dengan kebijakan Bapak Presiden kami menyatakan sanggup untuk produksi lebih banyak garam untuk melindungi dan memberdayakan petani garam di Jatim. Dan juga untuk meningkatkan kontribusi menambal kekurangan garam dampak penghentian impor,” tandas Adhy.

Yang menjadi pekerjaan rumah ke depan selain meningkatkan kuantitas produksi garam di Jatim, pihaknya juga akan berupaya untuk meningkatkan kualitas garam dari Jatim supaya bisa masuk dalam standar penggunaan garam masing-masing kriteria penggunaan. Mulai garam dapur, garam industri dan juga garam kesehatan.

“Standar pengolahan nanti kita akan tingkatkan dan nanti sampai produk lanjutannya baik garam untuk kesehatan, industri dan lain-lain kita juga akan perhatikan,” tegas Adhy.

Pihaknya optimistis kebijakan stop impor garam dari Presiden Prabowo akan membawa kesejahteraan bagi petani garam Jatim. Dan ketersediaan garam lokal di Indonesia juga akan tidak akan bergantung dengan garam dari luar negeri.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved