Jasad Tanpa Kepala Jombang

Duel Maut di Balik Kasus Pembunuhan dan Mutilasi Jasad Tanpa Kepala Jombang, Sudah Saling kenal

Menurut keterangan polisi, Yusuf mengatakan jika adiknya itu dibunuh karena ada permasalahan pribadi dengan pelaku. Keduanya sempat adu jotos

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Anggit Pujie Widodo
PEMAKAMAN MAYAT TANPA KEPALA DI JOMBANG - Kakak kandung korban yakni Yusuf Dedi (42) saat dikonfirmasi awak media di rumah duka di Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Rabu (19/2/2025). Minta pelaku pembunuhan bisa dihukum seberat-beratnya.  

Laporan : Anggit Pujie Widodo

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Setelah identitas mayat tanpa kepala terkuak, yakni AS (37) warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, terduga pelakunya juga sudah diamankan.

Pembunuhan dan mutilasi dalam peristiwa ini diduga dilatarbelakangi masalah pribadi.

Bahkan korban dan pelaku disinyalir terlibat duel maut.

Korban AS yang awalnya ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi tanpa kepala di saluran irigasi Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang ini sudah dimakamkan dengan layak di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Jombang pada Rabu (19/2/2025) sore pukul 15.30 WIB. 

Jenazah AS digotong menggunakan keranda dan dimakamkan tanpa peti, alias hanya dengan kain kafan.

Proses pemakaman juga dihadiri oleh pihak keluarga korban.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Jasad Tanpa Kepala di Jombang Diamankan, Korban Teridentifikasi

Pihak keluarga mengaku terpukul dan minta pelaku dihukum berat. 

Pihak keluarga saat dikonfirmasi di rumah duka mengatakan terkejut sekaligus terpukul dengan kabar tewasnya AS. 

Pihak keluarga pun memberikan beberapa pengakuan, salah satunya menyebut jika diduga korban kenal dengan pelaku. 

Melalui Yusuf Dedi (42) kakak kandung korban, ia menyebut jika sosok adik bungsunya itu merupakan pribadi yang tertutup dan pendiam.

Korban bahkan jarang berkomunikasi dengan keluarga jika tidak ada keperluan. 

"Almarhum ini pendiam, tertutup. Hampir tidak pernah ngomong. Kalau di rumah yah tidak pernah cerita apa-apa. Kalau ngobrol itu jika ada keperluan saja, itu baru ngobrol," ucapnya saat dikonfirmasi di kediamannya. 

Yusuf melanjutkan, korban terakhir terlihat pada hari Sabtu (8/2/2025) lalu di tempat kerja korban yang beroperasi di bidang percetakan kalender di Mojokerto, Jawa Timur. 

"Karena almarhum ini kerja sama saya di Mojokerto. Di tempat percetakan kalender. Jadi saya terakhir melihat yah di situ hari Sabtu (8/2/2025)," katanya. 

Ia melanjutkan, setelah pulang kerja pada hari Sabtu (8/2/2025) itu, korban memang langsung pulang ke rumahnya di Desa Jatirejo namun sesaat tiba di rumah, korban hanya mengganti celananya dan keluar rumah lagi menggunakan sepeda motor Honda Scoopy. 

Yusuf mengaku korban memang tidak izin ingin keluar ke mana dan langsung pergi begitu saja.

Korban diketahui memang sering pulang pergi dari Jombang ke Mojokerto setiap hari untuk bekerja.

Yusuf juga menuturkan jika memang korban terbiasa keluar malam dan jarang pulang. 

"Biasanya kalau habis kerja keluar, kadang tidak pulang sehari, terus besoknya pulang," ujarnya. 

Hari itulah menjadi pertemuan terakhir Yusuf dengan korban.

Sampai tiba di mana ia mendengar jika adiknya itu telah meninggal karena menjadi korban pembunuhan sadis. 

"Terakhir hari sabtu (ketemu) itupun di tempat kerja, terakhir ketemu saya, pulang tidak tahu jam berapa tapi kata ibuk pamit lagi keluar, tidak tahu pamit kemana, tidak kembali sampai sekarang," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Yusuf mengetahui kabar adiknya itu meninggal dunia dari pihak kepolisian. Berikut dengan kebenaran sepeda motor dan handphone milik korban. 

"Taunya dari polres yang kesini (rumah) terkait sepeda sama handphone," ungkapnya. 

Mendengar kabar tersebut, pihak keluarga tidak menyangka jika korban menghilang hampir satu minggu lebih karena telah meninggal dibunuh dan mayatnya ditemukan tanpa kepala. 

"Sebelumnya memang tidak ada firasat apa-apa," imbuhnya. 

Saat berada di kantor polisi, Yusuf mengaku sudah diberitahu informasi terkait identitas pelaku.

Ada dugaan kuat jika korban dan pelaku saling kenal satu sama lain. 

Hal itu juga diperkuat dengan keterangan Yusuf yang menyebut jika terduga pelaku merupakan rekan kerja korban saat masih bekerja di pabrik plywood daerah Kabupaten Jombang

"Katanya sih kenal kayaknya, teman waktu kerja di plywood dulu katanya. Tapi belum tau pasti juga karena belum pernah kenal," ungkapnya. 

Menurut keterangan polisi, Yusuf mengatakan jika adiknya itu dibunuh karena ada permasalahan pribadi dengan pelaku.

Bahkan korban dan pelaku sempat adu jotos sebelum akhirnya korban dibunuh secara tragis. 

"Pak polisi bilang tadi katanya berkelahi," tandasnya. 

Korban kini sudah dimakamkan dengan layak. Selain itu, pihak keluarga juga meminta agar pelaku bisa dihukum seberat-beratnya sesuai dengan tindakan yang dilakukan.

"Minta dihukum yang setimpal lah, terus terang kami kecewa sampai segitunya bisa membunuh keluarga kami," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, polisi juga telah mengamankan satu orang yang diduga merupakan pelaku yang menghabisi korban.

Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. 

Dari informasi yang diterima, satu orang yang ditangkap itu adalah E, warga Desa Plosogeneng, Kecamatan/Kabupaten Jombang.

"Benar saat ini masih pengembangan," ucapnya saat dikonfirmasi pada Rabu (19/2/2025). 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved