Momen Lucu Jelang Pelantikan Bupati Malang Sanusi, Cerita Tim Suksesnya Bikin Ngakak Terpingkal

Momen Lucu Jelang Pelantikan Bupati Malang Sanusi, Cerita Tim Suksesnya Bikin Ngakak Terpingkal

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
IST
JELANG PELANTIKAN - Muhammad Sanusi dan Lathifah Shobih jelang pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Malang di Jakarta, Kamis (20/2/2025). Pelantikan Kepala Daerah ini dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Di balik pelantikan Bupati Malang Muhammad Sanusi, Kamis (20/2/2025) pagi, banyak sisi humoris yang dilakukan timnya.

Bahkan, itu sampai membuat Bupati dua periode 2019-2024 dan 2025-2029 itu terasa terhibur meski hanya didampingi keluarganya, karena para Kepala Dinas (Kadis), yang ingin datang, dilarang olehnya.

Kelucuan itu, setiap kali berada di meja makan, hotel, tempat Sanusi menginap bersama anak istri dan cucunya, juga timnya, yang berjuang di Pilkada 2024 lalu.

Yakni, Chairul Anam, ketua tim pemenangan, M Faiz, ahli IT, dan Ahmad Kusari, jubir.

Ceritanya, saat makan sore, Rabu (19_2/2025), tiba-tiba Darmadi, Ketua DPRD Kabupaten Malang datang dan langsung gabung di meja makan itu.

Kusairi, yang asli orang kampung, di Kecamatan Poncokusumo itu mengaku tak bisa makan jika tak disertai sayur.

Maklum, daerahnya yang dingin karena berada di kaki Gunung Bromo itu, dikenal penghasil pertanian terbagus.

Selain dikenal apelnya, yang kelas ekspor, juga semua jenis sayur-sayuran, dihasilkan dari Poncukusomo. Terutama, di kampungnya Darmadi, Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusomo, Kabupaten Malang atau jalur utama ke Gunung Bromo, yang lewat Kota Malang.

Kusairi mengaku sejak kecil, jarang makan ikan karena harganya mahal, namun piringnya lebih banyak berisi sayur.

Rupanya, itu terbawa saat makan di hotel kemarin itu. Meski sudah banyak menu kelas hotel bintang lima, namun Kusairi tak bisa meninggalkan sayur, sehingga ia pesan beberapa porsi jenis sayur berserat tinggi, mulai buncis, wortel, brokoli, kacang panjang, dll.

Begitu Darmadi, yang teman akrabnya sejak muda itu datang dan siap makan di sebelahnya, Kusairi membisikan keheranannya.

"Ojo sampek nggak riko makan, lho. Tibae, harganya sayur di sini, sepiring kecil kok mahal ya, sama dengan harga seekor ayam," tutur Kusairi, yang membikin Darmadi, langsung ketawa lepas.

Oleh Darmadi, yang tiap minggu sudah terbiasa keluar masuk hotel karena kunjungan kerja ke luar provinsi dijawab.

"Yo, ojo disama dengan di kampung kita, Cak Ri (Kusairi). Itu murah. Bahkan, kalau kita lagi nggak punya sayur untuk dimasak, bisa minta ke tetangga," papar Darmadi, ketua dewan dua periode atau sejak 2019 lalu.

Mendengar dialog dua orang 'gunung', yang pernah berjasa saat Pilkada 2024 lalu, Bupati Sanusi langsung ketawa lepas, sembari berseloroh.

"Nek nggak begini, Ri (Kusairi), awakmu nggak sadar, jika sayur-sayuran itu kalau sudah masuk hotel harganya mahal. Sebab, itu jadi konsumsi orang kota, yang kini jadi menu utama dibandingkan nasi," tutur Sanusi.

Dibilangi Bupati seperti itu, Kusairi bukannya siap-siap. Namun, ia balik menggodanya. Garpu dan sendoknya dipakai mengangkat sayur, yang ada di piringnya.

"Lah, iya, Bah (panggilan Bupati Sanusi), sayur yang kita pesan saat ini, saya pikir-pikir kok harganya sama dengan sayur seluas tegalan di kampungnya ketua dewan," kelakar Kusairi, yang bukan cuma bikin Bupati Sanusi ngakak, namun orang semeja makan langsung ketawa.

Kelucuan lainnya, yang dibikin Kusairi bukan cuma di situ. Saat dalam kamar hotel pun, koordinator LSM Pro Desa itu, cukup lama setiap masuk kamar mandi.

Rupanya, bukan karena lama untuk berkeramas, namun mencari gayung, yang seperti di kamar mandi rumahnya.

"Enak di rumahku, nggak pakai disiram, langsung ke kali," tuturnya.

Karena banyak kelucuan itu, Anam yang dituakan di rombongan itu, akhirnya harus waspada untuk mengawasinya. Terutama saat berada di Tugu Monas, Kamis (20/2/2025) pagi, ketika mengantarkan Bupati Sanusi dan Wakilnya, Lathifah Shohib, akan dilantik.

Kusairi sibuk sendiri, bukan cuma melakukan video call ke istri dan saudaranya, namun ke teman-temannya. Mereka diberi tahu kalau dirinya lagi di Tugu Monas.

"Nggak mandek-mandek kok. Sambil video call, berjalan ke sana-kemari. Orang lain sampai melihatnya karena ngomongnya kencang, sembari bilang kalau akan menaiki Tugu Monas, karena ada emasnya," tutur Anam, yang terus mengawasi Kusairi karena khawatir hilang di tengah lautan manusia itu.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved