Info Malang

KISAH Alfatira Gema Mahasiswi Disabilitas UB Dapat Beasiswa LPDP di Australia, Korban Gempa Padang

Inilah kisah Alfatira Gema, mahasiswi disabilitas Universitas Brawijaya (UB) mendapat beasiswa LPDP di Monash University Australia.

Editor: iksan fauzi
Tangkapan Layar pld.ub
DAPAT BEASISWA LPDP : Mahasiswi UB, Alfatira Gema dapat beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi S2 di Monash University Australia. Inilah kisah Alfatira Gema korban Gempa Padang yang mendapat beasiswa LPDP. 

SURYAMALANG.COM | MALANG - Inilah kisah Alfatira Gema, mahasiswi disabilitas Universitas Brawijaya (UB) mendapat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Monash University Australia.

Alfatira Gema adalah salah satu korban Gempa Padang pada 2009.

Kaki kanannya tertimpa reuntuhan bangunan hingga harus diamputasi.

Ia sempat syok setelah kaki kananya diamputasi. 

Gara-gara itu, mahasiswi yang akrab disapa Tira ini mengurungkan niatnya menggapai cita-cita sebagai seorang dokter. 

Namun, semangat belajar Tira tak pernah padam.

Awal 2025 ini, menjadi momen penting dalam perjalanan hidup perempuan tangguh ini.

Tira resmi terdaftar sebagai mahasiswa program Master of Economics di Monash University Australia.

Dia mendapat beasiswa LPDP untuk belajar di Monash University Australia tersebut.

Baginya, mendapat beasiswa LPDP tersebut merupakan pencapaian luar biasa.

Beasiswa LPDP itu adalah buah dari perjalanan panjang yang penuh tantangan, ketekunan dan tekad kokoh.

Sekadar diketahui, Tira bukan penyandang disabilitas sejak lahir.

Tira mengalami amputasi kaki kanan akibat gempa besar yang mengguncang Padang pada 2009.

Peristiwa itu mengubah arah hidupnya secara drastis.

“Saya menggunakan kaki palsu, kaki kanan saya diamputasi sampai di atas lutut. Namun untuk mobilitas berat, saya menggunakan kursi roda,” ungkap Tira dikurip SURYAMALANG.COM dari akun Youtube pld.ub.ac.id.

Bencana gempa bumi itu memupuskan impian masa kecil Tira sebagai seorang dokter.

Namun, hidup terus berjalan, Tira pun memutuskan mencari jalan lain yang bisa ditempuh dengan semangat tetap menyala.

Pada 2019, Tira memulai perjalanan akademiknya sebagai mahasiswa Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya.

Dia masuk di fakultas itu melalui jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas.

Selama menempuh studi S1, Tira aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan intra kampus.

Di antaranya, dia aktif berorganisasi di himpunan jurusan dan Badan Eksekutif Mahasiswa.

Meskipun aktivitas non-akademiknya padat, Tira berhasil lulus tepat waktu dengan hasil akademik memuaskan.

Tak berhenti di situ, setelah lulus pada 2023, Tira sempat bergabung dengan Pertamina Foundation.

Di sana, dia sebagai community development officer yang bertugas menjalankan program-program pengembangan masyarakat.

Pengalaman itu memperkuat keinginan Tira untuk terus belajar dan mendalami bidang ekonomi, terutama dalam konteks pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Semangat belajar Tira tak pernah padam.

Ia mulai mencari beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri dan LPDP menjadi tujuannya.

Proses seleksi yang ketat dan penuh persaingan tak membuatnya gentar.

Justru pengalaman hidup dan rekam jejaknya menjadi kekuatan yang membawanya lolos.

“Saat ini saya adalah mahasiswa Master of Economics di Monash University dengan beasiswa LPDP,” ujar Tira dengan bangga.

Namun, di balik pencapaian tersebut, ada banyak perjuangan yang tak terlihat.

“Tahun 2018 adalah tahun yang memupuskan impian saya untuk menjadi seorang dokter. Namun, hidup harus terus berjalan hingga saya menemukan Universitas Brawijaya yang menghidupkan kembali harapan,” kenangnya.

Sebelum masuk UB, ia pernah menjadi peserta program pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Exchange & Study (YES) dari Bina AntarBudaya.

Ia menghabiskan satu tahun di Amerika Serikat, mengikuti berbagai kegiatan edukatif, termasuk lokakarya disabilitas di Oregon.

“Pengalaman hidup satu tahun di Amerika Serikat membuka perspektif baru bagi saya bahwa setiap manusia itu bermakna dengan jalan hidup yang beragam, dari pribadi yang awalnya takut memiliki mimpi besar menjadi pribadi yang memiliki tujuan hidup yang besar dan ingin menciptakan perubahan yang baik di masyarakat,”kisahnya.

Selain berkiprah di dunia akademik dan sosial, Tira dikenal sebagai penulis.

Dua bukunya “Incredible Adventure” dan “Never Give Up” diterbitkan oleh DAR! Mizan.

Buku Never Give Up bercerita tentang pengalamannya selamat dari gempa Padang dan perjalanan hidup setelahnya.

Melalui tulisan, ia menyampaikan harapan dan semangat kepada siapa pun yang merasa pernah kehilangan arah.

Alfatira Gema bukan hanya seorang mahasiswi dengan prestasi cemerlang.

Ia adalah simbol ketangguhan dan bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi.

Dari Padang ke Malang, dari Malang ke Melbourne, ia membuktikan bahwa setiap langkah, meski berat tetap bisa menjadi pijakan menuju masa depan yang lebih baik.

Dengan semangat yang tak pernah padam, Tira terus menapaki jalan hidupnya.

Tidak untuk sekadar mengejar mimpi pribadi, tapi untuk membuka lebih banyak jalan bagi mereka yang datang sesudahnya. (Mg3/Christabella Celline Priastian Khiat)

Sumber: https://youtu.be/mwrZ54CfcSc?feature=shared 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved