Pengadaan Wahana Bianglala Alun-Alun Kota Batu Mundur Lagi, Pemkot Batu Kini Punya Prioritas Beda

Pembangunan wahana bianglala sebelumnya ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran reguler 2025, namun kini dialihkan ke penyelesaian masalah sampah

Penulis: Dya Ayu | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Dya Ayu
BIANGLALA MANGKRAK - Bianglala Alun-alun Kota Batu mangkrak sejak tahun 2022 lalu hingga kini. Rencana pengadaan Bianglala baru oleh Pemkot Batu dipastikan molor, karena bukan lagi jadi kebutuhan mendesak 

SURYAMALANG.COM, BATU - Pengadaan wahana Bianglala yang sudah bertahun-tahun mangkrak di Alun-Alun Kota Batu dipastikan kembali ditunda.

Hal ini dikarenakan saat ini Pemkot Batu masih fokus menangani persoalan sampah yang menjadi ‘momok’ di Kota Batu.

Sehingga pengadaan bianglala yang rencananya akan dilakukan tahun ini, diundur tahun depan.

Program efisiensi anggaran tak bisa dipungkiri turut mempengaruhi, akibatnya terjadi pergeseran anggaran infrastruktur non-mendesak.

“Untuk proyek bianglala ini memang penting, tapi bukan suatu hal yang mendesak. Sedangkan jika dibandingkan dengan penanganan sampah, sampah ini merupakan persoalan yang penting serta mendesak,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Dian Fachroni, Minggu (4/5/2025).

“Pembangunan wahana bianglala sebelumnya ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran reguler 2025, namun kini dialihkan ke penyelesaian masalah sampah,” tambahnya.

Lebih lanjut Dian mengatakan, persoalan sampah di Kota Batu menjadi perhatian khusus Pemkot, terlebih berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), peringkat Kota Batu terkait Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (KLH) anjlok.

Pada tahun 2023 lalu IKLH Kota Batu berada diposisi ke-7 nasional, sedangkan pada tahun 2024 turun diposisi ke-131 nasional.

Faktor utamanya karena pengelolaan sampah yang belum optimal dan banyaknya pembakaran sampah anorganik serta residu di seluruh desa kelurahan yang ada di Kota Batu.

Pembakaran itu menimbulkan asap yang mengandung banyak bahan kimia dan pencemaran udara.

“Untuk itu kami telah melakukan pemetaan masalah. Diantaranya pembangunan bio komposter berkapasitas 4 ton per hari di 21 ruas jalan protokol, dengan sistem swakelola tipe 1,” jelasnya.(myu)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved