Longsor Trenggalek
Sosok 6 Korban Tanah Longsor Trenggalek yang Belum Ditemukan, Ada Bocah Usia 2 Tahun
Keenamnya korban tanah longsor Trenggalek yang hilang mempunyai hubungan kekerabatan. Keenam orang tersebut tinggal di tiga rumah yang berbeda.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Upaya pencarian 6 korban tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, diharapkan bisa dioptimalkan hari ini, Kamis (22/5/2025).
Pada pencarian hari keempat ini, petugas akan fokus pada titik utama tanah longsor setelah akses bisa dibuka oleh petugas gabungan.
Baca juga: Gubernur Khofifah Janji Bantu Rumah Relokasi, Temui Pengungsi Korban Tanah Longsor Depok Trenggalek
Untuk diketahui 6 korban yang diduga tertimbun longsor semuanya merupakan sosok yang masih dalam ikatan keluarga.
Kepala Dusun Kebonagung, Eko Pambudi mengatakan ada 6 orang yang hilang dalam insiden tanah longsor tersebut, keenamnya mempunyai hubungan kekerabatan.
Keenam orang tersebut tinggal di tiga rumah yang berbeda.
Korban di rumah pertama adalah Mesinem (90). Ia tinggal satu rumah bersama anaknya, Yatinem (70),
Sedangkan rumah kedua dihuni oleh pasangan suami istri Yatini (50) dan Tulus (65). Yatini merupakan anak dari Yatinem.
Lalu rumah ketiga dihuni oleh Suminto (40) bersama istrinya Nitin (36).
Mereka mempunyai anak Khoiri (19) dan Thoriq (2). Diketahui Suminto adalah anak dari Yatini.
Dari 8 anggota keluarga tersebut, hanya Suminto dan Khoiri yang selamat karena sedang ada aktivitas ke luar rumah saat tanah longsor terjadi.
Sedangkan 6 orang lainnya hingga saat ini masih dalam pencarian.
"Mereka sudah lama tinggal di situ, tapi kalau bangunan rumahnya baru," ucap Eko
Walaupun jarak antar rumah jauh, keguyubrukunan di Dusun Kebonagung termasuk keluarga Mesinem sangat terjaga.
"Hanya memang Mbah Mesinem yang sudah sepuh sehingga lebih banyak di rumah," pungkasnya.
Baca juga: Sinyal Positif dari Operasi SAR 6 Orang Hilang Tanah Longsor Trenggalek, Ada Temuan Anjing Pelacak
Kapolres Trenggalek, AKBP Ridwan Maliki menuturkan keempat ekor anjing pelacak yang diturunkan telah mendeteksi tiga titik yang diduga terdapat korban di dalamnya.
Namun, yang menjadi kendala, kedalaman korban yang tertimbun di titik tersebut diduga mencapai 10 meter.
Beruntungnya, alat berat berupa ekskavator dan alkon atau pompa air bisa digunakan untuk membantu melakukan evakuasi di titik utama tanah longsor.
"Insyaallah sudah bisa kita gunakan alat berat," kata Ridwan, Rabu (21/5/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.