Persembunyian Dewi Astutik Bandar Sabu 2 Ton Asal Ponorogo dan Fredy Pratama di Thailand dan Myanmar

Badan Narkotika Nasional (BNN) mengetahui jejak persembunyian Dewi Astutik bandar sabu 2 ton asal Ponorogo, Jawa Tiur dan Fredy Pratama.

Editor: iksan fauzi
Kolase Tribunnews.com/interpol.int
BURONAN INTERPOL - Dewi Astutik (bukan nama aslinya, KIRI) asal Ponorogo, Jawa Timur kini menjadi buronan interpol kasus dugaan penyelundupan sabu. Foto KANAN: Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kalimantan Selatan bernama Fredy Pratama juga menjadi buronan interpol atas kasus narkotika. Persembunyian Dewi Astutik bandar sabu 2 ton asal Desa Balong Ponorogo dan Fredy Pratama di Thailand dan Myanmar. 

SURYAMALANG.COM - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengetahui jejak persembunyian Dewi Astutik bandar sabu 2 ton asal Ponorogo, Jawa Tiur dan Fredy Pratama

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Marthinus Hukom telah mengetahui tempat persembunyian mereka setelah bekerja sama dengan Badan Intelejen Negara (BIN).

Komjen Marthinus Hukom menduga ada tiga negara jadi tempat persembunyian Dewi Astutik dan Fredy Pratama.

Komjen Marthinus Hukom menyebut, ketiga negara itu adalah Thailand, Kamboja dan Mynamar. 

Dewi Astutik, kata Marthinus, sebelumnya berada di Thailand dan kini bergeser ke Kamboja

Sedangkan Fredy Pratama berada di Myanmar di sebuah kota yang sulit dideteksi oleh pemerintah.

Dewi Astutik dan Frredy Pratama tergabung dalam jaringan narkoba internasional, Golden Triangle.

Saat ini, keduanya menjadi buron interpol atas perdagangan sabu-sabu di sejumlah negara.

Marthinus mengungkapkan, Fredy selama ini beroperasi di Thailand.

Baca juga: Siapa Dewi Astutik Warga Ponorogo yang Muncul di Kasus Penyelundupan Sabu 2 Ton? Punya Peran Penting

Namun, ia menduga kuat Fredy sudah bergeser ke Myanmar dan bersembunyi di negara bagian Shan yang berbatasan langsung dengan negeri gajah putih.

"Fredy Pratama dia beroperasi di wilayah Thailand dan sangat mungkin dia sudah bergeser ke Myanmar," ungkap Marthinus dalam tayangan Rosi KompasTV, dikutip pada Minggu (1/5/2025).

Ia menambahkan, keberadaan Fredy Pratama di Myanmar sulit terdeteksi sebab ada banyak faksi-faksi yang berkuasa di negara tersebut.

Selain itu, kata Marthinus, setiap negara bagian di Myanmar memiliki militer masing-masing yang membuat pemerintah tak selalu mengontrol semua wilayah.

"Di situ juga banyak faksi-faksi yang berkuasa. Rezim yang ada tidak mengontrol semua wilayah. Ada wilayah-wilayah yang juga dikontrol oleh militer-militer dari negara bagian, seperti Shan State."

"Di Shan State itu juga ada (negara bagian lagi), punya milisi sendiri, dan sangat mungkin Fredy Pratama bersembunyi di situ," jelasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved