Kopi Ramu 1966 Umar Patek Pertahankan Resep Racikan Ibu, Kini Sudah Kenalkan Tiga Jenis Kopi
Umar Patek (59) sibuk meramu dan memadatkan bubuk kopi dengan tamper untuk secangkir espresso ala barista
Laporan Nur Ika Anisa
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Umar Patek (59) sibuk meramu dan memadatkan bubuk kopi dengan tamper untuk secangkir espresso ala barista.
Ia menunggu sembari melihat mesin yang tengah mengeluarkan cairan berwarna cokelat tua dengan tekstur agak kental di atas cangkir hitam.
Lalu melempar senyum sumringah sembari menghidangkan kopi racikannya tersebut.
Itulah sekilas kesibukan mantan napi teroris, yang kini sudah kembali ke masyarakat.
Sejak keluar dari Lapas Porong Sidoarjo, Jawa Timur dan bertemu pengusaha asal Surabaya drg David Andreasmito, Umar Patek sibuk mengasah skillnya meramu kopi.
Baca juga: KISAH Umar Patek : Dulu Merakit Bom Bali 1 Hingga Menewaskan Ratusan Orang, Kini Mahir Meracik Kopi
Ada tiga jenis kopi yang dihadirkan dalam kolaborasi bersama Hedon Estate Kitchen Lounge milik drg David.
Yakni kopi arabika, robusta dan kopi rempah. Beans yang digunakan untuk arabika diambil dari Gunung Ijen, Jawa Timur. Umar menyebut, tidak menutup kemungkinan untuk eksplore banyak biji kopi nusantara lainnya.
“Jenis kopinya ada Arabica dan Robusta. Arabika saya ambil dari Ijen, robustanya dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Nantinya saya akan mencoba robusta dari daerah lain,” katanya kepada SURYAMALANG.COM di Hedon Estate Surabaya, Selasa (3/6/2025).
Kehadiran Umar memulai babak baru dalam hidupnya tak luput dari dukungan keluarga. Termasuk dalam menggunakan resep racikan kopi sang ibu di Kopi Ramu 1966.
Jenis kopi rempah yang ditawarkan disebut warisan ilmu meramu dari ibu. Ilmu itu diakuinya telah dijaga turun temurun oleh keluarga.
Minuman kopi yang unik menggabungkan aroma dan rasa pahit kopi dengan berbagai macam rempah khas Indonesia.
“Saya sejak kecil sudah terbiasa minum kopi, jadi terbiasa dengan itu. Sehari-hari minum kopi apalagi kopi rempah yang meracik sendiri,” ungkapnya.
Kekayaan kopi Indonesia menarik Umar untuk lebih meningkatkan kemampuannya di bidang kopi. Seperti kopi yang dihasilkan dari Bondowoso yakni kopi ijen.
“Kopi saya mulai kopi rempah, kalau kopi arabika yang saya ramu itu memunculkan taste macam-macam, ada rasa cokelat, kacang, dan lain-lain."
"Kopi rempah itu saya ramu dengan bahan-bahan rempah Indonesia, warisan resep ibu saya dan menghasilkan aroma dan rasa yang bisa dicoba,” paparnya.
Kopi ijen memiliki tingka keasaman yang rendah dan memiliki sedikit rasa kacang-kacangan dan cokelat. Kemampuan Umar untuk mengeluarkan rasa kopi tersebut patut diacungi jempol.
Pasalnya, ia baru menemukan passionnya di kopi sejak dua tahun belakang, setelah berkali-kali gagal mencari pekerjaan lantaran stigma mantan teroris yang melekat pada dirinya.
Dulu ia diburu dunia. Namanya masuk daftar hitam teroris paling dicari di negara-negara Asia Tenggara dan Amerika Serikat. Kepalanya dihargai 1 Miliar.
Namun, dunia berubah. Begitu pula Umar Patek. Setelah menjalani lebih dari separuh hukumannya, ia resmi menghirup udara bebas melalui program pembebasan bersyarat. Kini, ia menyandang status klien pemasyarakatan hingga April 2030.
“Sementara saya tidak muluk-muluk, sebagaimana bisa diterima di pulau jawa ini dan bagaimana merambah ke tingkat nasional,” ungkapnya.
Dulu ia meramu bahan peledak, kini meramu kopi yang rasa pahitnya ia klaim menyembuhkan. Dari kebiasaannya meramu kopi di rumah, rupanya mendapatkan perhatian dari pemilik Hedon Estate dan kini resmi bermitra dengan kafe di Surabaya tersebut.
Bagi Umar Patek, kopi bukan hanya minuman namun langkah memulai awal untuk bangkit. Ia bertekad untuk bergerak maju, menjadi pribadi lebih baik dan bermanfaat. Kini, ia hadir sebagai wirausahawan.
Ia tak menyangkal atas masa lalunya. Namun, ia menunjukan kontribusinya dan menghadirkan Ramu 1966 sebagai simbol perubahan.
“Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan. Ini bukan sekadar kopi tetapi perubahan, tentang memilih hidup baru,” ungkapnya.
Sementara drg David berharap dengan lini bisnis ini, Umar Patek dapat membalas kebaikan dan menerima kemampuan orang lain dan sukses dengan banyak karyawan.
Ke depannya kolaborasi ini akan diperluas dengan membangun koneksi dengan warung kopi, kafe-kafe dan menjangkau lebih banyak penyuka kopi di Indonesia.
“Keseharian saya, kondisi apapun saya menolong orang. kebetulan saya menolong satu umar patek, harapan saya nanti umar patek bisa menolong para penyintas yang jadi korban,” ungkapnya.
Nyala Api dalam Ricuh Aksi Massa di Gedung Grahadi Surabaya, 7 Motor Petugas Terbakar |
![]() |
---|
Laga Dramatis, Persik Kediri Raih Kemenangan Perdana di Super League Seusai Tumbangkan PSBS Biak |
![]() |
---|
Legislatif dan Eksekutif Kota Malang Bahas Sinkronisasi Data Sosial, Pastikan Bantuan Tepat Sasaran |
![]() |
---|
UPDATE Aksi Massa Ricuh di Depan Gedung Grahadi Surabaya, Mobil Rantis Dilawan |
![]() |
---|
Ojol Ikuti Aksi Solidaritas untuk Affan Kurniawan di Alun-Alun Merdeka Kota Malang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.