Rekomendasi Amalan Malam 1 Suro Tahun Baru Islam Menurut Gus Baha, Buya Yahya dan Ustaz Adi Hidayat

Pergantian tahun hijriah 1 Muharram 1447 H dikenal dengan Malam 1 Suro. Simak rekomendasi amalan Malam 1 Suro yang bisa dilaksanakan malam nanti

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
MALAM 1 SURO - Foto ilustrasi untuk artikel rekomendasi amalan saat malam 1 Suro. 

"Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Abbas bib Abdul Muthalib, "Maykah kamu saya kasih? Maukah kamu saya anugerahu? 

Apakah kamu tidak senang jika engkau melakukannya, Allah akan mengampuni dosamu, awalnya, akhirnya, yang lama, yang baru, yang tanpa disengaja maupun yang terang-terangan?

Engkau shalat empat rakaat, di setiap rakaat membaca Al Fatihah dan satu surat.

Ketika selesai membaca surat dan kamu masih dalam keadaan berdiri, bacalah 'subhanallah wal hamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar' sebanyak 15 kali. 

Setelah itu rukuk dan baca tasbih 10 kali. Setelah itu berdiri dari rukuk dan baca lagi tasbih 10 kali.

Setelah itu sujud dan baca lagi tasbih 10 kali. Setelah itu bangkit dari sujud dan baca tasbih 10 kali.

Setelah itu sujud lagi dan kembali membaca tasbih 10 kali. Total seluruhnya adalah 75 kali tasbih."

Kata Buya Yahya

Penceramah Buya Yahya menjelaskan cara menyambut tahun baru Hijriyah bagi umat Islam.

Buya Yahya menerangkan menyambut datangnya tahun baru Hijriyah, sebaiknya umat muslim menggaungkan semangat syiar Islam.

"Syiar bisa dilakukan dengan gebyar yang indah dan menarik sesuai dengan petunjuk dan tuntunan Nabi Muhammad SAW," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Dikulik dari asal sejarah adanya sistem penanggalan Hijriyah, karena kegundahan kaum muslimin mengenai tanggal yang sama dengan kaum di luar Islam pada zaman Sayyidina Umar bin Khattab RA, maka dicetuskanlah untuk membuat tanggal yang berbeda.

Pesan yang dipahami yaitu hendaknya umat Islam membuat sesuatu yang khas, sebagian orang merayakan tahun baru agamanya atau kebiasaan lainnya, mengapa umat muslim harus ikut-ikutan, di saat mempunyai tahun baru sendiri seolah tidak bisa mengagungkan syiar.

Syiar-syiar dalam Islam adalah indah, tidak hanya bermanfaat atau disenangi oleh umat Islam saja bisa pula dirindukan kaum non Islam, di antaranya menghargai tetangga, anak harus berbakti kepada Orangtua, Orangtua harus mendidik anak dengan benar, menjauhkan sifat-sifat penyakit hati, dan lainnya.

"Tidak harus gebyar, di antara contoh kecil cara menyambut tahun baru Islam misalnya makan bersama dengan anak-anak, kegembiraan yang halal, dan seterusnya," kata Buya Yahya.

Buya Yahya berpesan memaknai tahun baru Hijriyah umat muslim harus mengangkat syiar setinggi-tingginya, seluas-luasnya, semarak-maraknya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved