Karya Mahasiswa

Sulap Limbah Lantai Dek Jadi Produk Furnitur Cantik, Inovasi Mahasiswa Interior Architecture UC

Adinda memanfaatkan potongan limbah lantai dek yang tidak lolos sortir pabrik sebagai bahan utama furniturnya.

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
PRODUK INTERIOR - Satu set kursi living room berbahan dasar limbah lantai dek polimer dari merek Duma yang dipamerkan di lantai 19 Gedung Perkuliahan UC. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA -  Limbah industri lantai dek bisa diolah menjadi produk yang menarik yang memiliki nilai ekonomi di tangan mahasiswi  Universitas Ciputra (UC), Adinda Nurfadillah.

Adinda yang merupakan Program Interior Architecture UC bukan hanya mampu turut mengurangi limbah tapi juga mampu membuat produksi yang 'menyulap' limbah menjadi produk bermanfaat yang menarik.

Ia berhasil mengolah limbah lantai dek menjadi produk interior inovatif. 

Karya olahan limbah industri lantai dek yang merupakan Tugas Akhirnya lahir dari kegelisahannya di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap limbah industri.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa Indonesia memproduksi lebih dari 67 juta ton limbah setiap tahunnya. 

Salah satu jenis limbah yang belum banyak dikelola secara kreatif adalah limbah non-organik, seperti sisa lantai dek polimer.

Hal ini yang membuat Adinda memanfaatkan potongan limbah lantai dek yang tidak lolos sortir pabrik sebagai bahan utama furniturnya.

Melalui proyek tugas akhirnya, Adinda merancang satu set kursi living room berbahan dasar limbah lantai dek polimer dari merek Duma.

"Setelah melalui proses eksplorasi, eksperimen, dan pengujian konstruksi serta ergonomi, saya berhasil merancang kursi bergaya Jengki kontemporer yang kokoh, nyaman, dan artistik,"ungkapnya, Kamis (10/7/2025). 

Ia menyusun ulang material limbah dengan pendekatan ergonomis dan estetika modern, menciptakan pola-pola simetris sebagai kekuatan visual dari produknya.

“Adinda tidak hanya menyelesaikan tugas akhir dengan baik, tapi juga responsif terhadap isu lingkungan melalui desainnya. Ini merupakan bentuk kontribusi nyata terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 12: konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” ujar dosen pembimbingnya, Tri Noviyanto P. Utomo yang akrab disapa Tommy.

Ia mengungkapkan Adinda menjadi bukti pendekatan pendidikan Universitas Ciputra yang menanamkan creative thinking, entrepreneurial mindset, dan social responsibility dalam proses pembelajaran. 

Tommy berharap, proyek ini menjadi awal dari kolaborasi lebih lanjut, termasuk produksi massal produk daur ulang dan pengembangan ekosistem industri yang lebih bertanggung jawab.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved