KMP Tunu Pratama Tenggelam di Selat Bali

WNA Malaysia Korban KMP Tunu Pratama Jaya Dimakamkan di Banyuwangi, Mengacu pada Surat Wasiat

WNA Malaysia Korban KMP Tunu Pratama Jaya Dimakamkan di Banyuwangi, Mengacu pada Surat Wasiat

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Aflahul Abidin
KELUARGA - Keluarga Fauzey bin Awang, korban KMP Tunu Pratama Jaya, dari Banyuwangi dan Malaysia saat berada di RSUD Blambangan, Jumat (11/7/2025) malam. 

SURYAMALANG.COM, BANYUWANGI - Fauzey bin Awang (58), warga berkebangsaan Malaysia yang menjadi korban meninggal dalam tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya dimakamkan di Banyuwangi.

Hal tersebut sesuai wasiat yang diberikan korban ke keluarganya.

Fauzey diketahui beristri warga Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Sebelumnya, ia pernah menikah dengan warga Malaysia dan memiliki anak.

Beberapa waktu sebelum tragedi KMP Tunu Pratama Jaya, Fauzey pernah mengirim pesan WhatsApp kepada anaknya dari istri pertama yang tinggal di Malaysia.

Isinya, jika Fauzey meninggal suatu saat, ia minta dimakamkan di pemakaman Dusun Lidah, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Lokasi makam itu berdekatan dengan makam gurunya.

"Malam ini, keluarga korban dari Malaysia datang ke RSUD Blambangan, bersama juga keluarga yang dari Banyuwangi."

"Kedua keluarga sudah sepakat bahwa korban dimakamkan di lokasi sesuai wasiat," kata Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, Jumat (11/7/2025) malam.

Setelah kedua belah pihak sepakat, jenazah Fauzey langsung dibawa ke Masjid Madani untuk disalatkan. Setelahnya, jenazah akan langsung dimakamkan.

Rama menjelaskan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait pemakaman di Banyuwangi.

Menurut Rama, tak ada permasalahan apabila korban Fauzey dimakamkan di Banyuwangi.

Sebelum jenazahnya ditemukan, TribunJatimTimur.com sempat mewawancarai keluarga Fauzey di posko Pelabuhan Ketapang.

Sumarni, salah satu kerabatnya, mengatakan, Fauzey pergi ke Bali dari Banyuwangi dengan tujuan akan ke Bandara Ngurah Rai di Denpasar untuk kembali ke Malaysia.

Fauzey pergi naik mobil travel. Namanya tak masuk dalam daftar manifes. Namun, kendaraan travel yang ditumpanginya terdata plat nomor di manifes.

Menurutnya, Fauzi rutin pulang pergi dari Malaysia ke Banyuwangi untuk menemui sang istri. Biasanya setiap tiga hulan sekali.

"Kerjanya juga di Malaysia, tetapi setiap tiga bulan balik ke Indonesia," katanya, ketika itu.

Ia mengungkapkan, korban terakhir komunikasi dengan istrinya ketika hendak menyebrang. Ia mengatakan bahwa ponselnya akan kehabisan baterai.

"Pukul 20.00 WIB, yang bersangkutan pamitan (mau nyebrang) katanya HP-nya baterinya habis, tidak bisa membalas pesan (WhatsApp)," tuturnya.

Itu sekaligus menjadi kabar terakhir dari Fauzey kepada keluarga sebelum ia menjadi salah satu korban kecelakaan kapal itu. 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved