SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Pertemuan perwakilan PKL dengan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berlangsung alot dan akhirnya berakhir deadlock.
Masalahnya, wali kota menolak membatalkan Perwali.
"Pertemuan yang berlangsung dua jam tidak ada titik temunya. Wali kota menolak membatalkan Perwali," ungkap M Hanif, Kordinator Aksi demo PKL usai bertemu wali kota, Senin (11/1/2016).
Karena tidak menghasilkan titik temu, pertemuan berakhir tanpa hasil. Perwakilan PKL kemudian menyampaikan kepada massa PKL yang berdemo di depan pintu masuk Balai Kota Kediri.
Saat berdialog dengan PKL, wali kota menolak untuk membatalkan atau menunda pemberlakuan Perwali. Alasannya, Pemkot Kediri juga menerima pengaduan dari masyarakat terkait keberadaan PKL.
Sementara pihak perwakilan PKL menolak pemberlakuan Perwali karena dampaknya akan merugikan.
Masalahnya, pedagang untuk berjualan diatur sesuai dengan jadwal zonasi waktu yang ditentukan sesuai dengan Perwali.
Karena tidak ada titik temu, pertemuan itu juga tidak menghasilkan kesepakatan.
"Kami akan koordinasi lagi untuk menggalang tanda tangan dan demo lebih besar," tandasnya.
Hanif juga berencana untuk membuat posko pengaduan dan tanda tangan PKL di Alun-alun Kota Kediri.
"Alasan keberadaan PKL mengganggu lalulintas hanya sebagai dalih untuk melakukan penggusuran," uangkapnya.
Karena jika PKL harus dibatasi waktu berjualan, lokasi akan berbenturan dengan pedagang lainnya.
"Satu lokasi ada yang dipakai berjualan dua sampai tiga PKL," jelasnya.
Sementara Gatut, Sekjen PKL Kota Kediri bertekat akan melawan petugas Satpol PP jika nekat melakukan penggusuran.
"Kami melawan karena masalah ini menyangkut dengan urusan perut kami," tegasnya